Wednesday, December 29, 2004

aceh

































....
sudah tiga hari berlangsung sejak bencana itu
tapi tetap saja perkembangan informasi yang ada masih mampu membuat saya tertegun
semoga semua amalan ibadah korban diterima di sisi Allah SWT

Monday, December 13, 2004

kamu...

mulai saat ini
saya merasa seakan waktu berputar lebih cepat
berlomba dengan fragmen-fragmen kehidupan yang saya jalani
beradu cepat dengan irama nafas sandiwara dunia
...
tik
tok
tik
tok
tik
tok

...
dan saya butuh kamu
buat menemani saya
berjalan beriring...
menyusuri titian jalan setapak kehidupan
hingga akhir menjelang...
iya
kamu
will you?

Tuesday, December 07, 2004

bebersih

Tiket shuttle-bus Damri Gambir-Bandara
Tiket nonton twenty-one
Kertas-kertas bon dari Alfamart, Indomart, atau Carefour
Print out ATM
Voucher pulsa
Tiket kereta api Bandung-Jakarta
Beberapa lembar kertas dengan goresan sentimentil
....
Itu sebagian dari pernak-pernik yang saya temukan waktu membereskan kamar kos pagi tadi. Bagi saya yang amat sangat jarang membereskan kamar sendiri, bersih-bersih kamar seakan kegiatan menyusuri lorong waktu.
Ada beberapa lembaran kertas yang membuat saya teringat kembali momen-momen yang saya alami pada saat memegang kertas itu untuk pertama kali. Ada beberapa yang membuat saya termenung untuk kemudian menyadari bahwa benar kata Einstein...waktu itu relatif. Terkadang bisa berlalu sedemikian cepatnya, namun bisa pula merambat selambat-lambatnya.
Tapi bukan kah kehidupan tidak tersurut ke masa lalu, melainkan menyongsong ke masa depan?

Friday, December 03, 2004

I see the crystal raindrops fall
And see the beauty of it all
Is when the sun comes shining through
To make those rainbows in my mind
When I think of you some time
And I want to spend some time with you
Just the two of us
We can make it if we try
....

Monday, November 22, 2004

Bayangan saya tentang Jakarta yang ideal adalah pada saat liburan lebaran kemarin; tidak terlalu padat, jalan raya agak lancar, dan cuaca yang tidak terlalu panas menyengat.
Saya sering berkhayal, "Kapan ya Jakarta kalau normal bisa seperti ini?", nyaman buat penduduknya. Beberapa waktu yang lalu saya sempat melihat foto kawasan pancoran pada tahun 60-an. Wah...masih kosong melompong sekitar pancoran tuh, taman-taman di sekitar patung pancoran masih bisa dipake buat maen bola.
Saya yakin, sebenarnya sudah ada klasifikasi yang ideal yang bisa digunakan untuk menilai sebuah kota (atau mungkin ibukota) nyaman buat penduduknya. Mungkin faktor-faktor itu yang menjadi pertimbangan pemerintah Korea Selatan untuk memindahkan ibukotanya dari Seoul ke Busan. (Kalo nggak salah....halo ndy...)
Kira-kira, kalau ibukota Indonesia mau dipindahkan dari Jakarta, kota yang ideal di mana ya? Ada tiga kota yang terlintas; Banten, Yogyakarta, dan Cirebon.
Dari ketiga kota itu, hanya Yogyakarta yang pernah punya 'pengalaman' sebagai ibukota Indonesia pada jaman agresi militer Belanda dulu. Tapi kalau melihat kondisi sekarang, sepertinya cukup sulit untuk mengembangkan infrastruktur sebuah ibukota di Yogyakarta, karena jumlah penduduk disana sudah mulai jenuh.
Cirebon dan Banten lebih menjanjikan untuk sebuah 'calon' ibukota. Dua kota pelabuhan itu memiliki lahan luas untuk pengembangan infrastruktur dan jumlah penduduk yang belum cukup banyak.
Kalau di luar Jawa, kira-kira kota-kota yang layak untuk dijadikan dimana aja ya?

Sunday, November 14, 2004

"...suatu saat nanti umat islam sedemekian banyaknya
namun mereka seperti buih air laut..."

..
maafkan hamba-Mu
karena menjadi bagian dari buih itu

Selamat hari raya Idul Fitri
Mohon maaf lahir batin

Tuesday, November 09, 2004

panas dan gersang di luar
sementara saya hanya mengharapkan rintik sejuk hujan
yang menjelma lewat kasihmu
selalu
...


Thursday, November 04, 2004

Buat muslim yang sedang beribadah puasa, mungkin kita yang di Indonesia nggak terlalu ngeh kalau ternyata hari ini sudah memasuki hari ke 21 Ramadhan, sudah mulai masuk sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yang sering digambarkan sebagai waktu-waktu yang tepat untuk beribadah karena rahmat Allah paling banyak turun di waktu-waktu tersebut.
Ada malam Lailatul Qadar yang kemuliaannya lebih dari 1.000 bulan. 1.000 bulan itu kalo diitung-itung sekitar 83 tahun lebih sedikit. Rata-rata umur manusia tuh...
Tapi sempet kepikiran nggak sih, sebenernya selama Ramadhan kali ini, seberapa sering kita beribadah? Seberapa sering kita mengingat Allah dengan cara-cara-Nya?
Mungkin nggak terlalu sering, atau minimal nggak seperti apa yang kita rencanakan. Apalagi menjelang lebaran, sepertinya banyak alasan yang bisa kita pakai untuk lebih banyak beribadah.
Beban kerja di kantor misalnya, seperti di kantor saya.
Menjelang lebaran ini, masing-masing reporter diberi tugas untuk membuat satu dialog, satu artikel, dan satu berita eksklusif menjelang lebaran nanti. Deadlinenya adalah tanggal 5 dan tanggal 10. Jadi ada enam tulisan yang harus kami siapkan menjelang lebaran nanti. Tapi setelah saya lihat rencana penerbitan halaman di sekitar liburan lebaran, saya jadi bertanya-tanya lagi...itu semua bakalan dimuat nggak sih? Atau cuman pengen ngerja-in kami aja?
mengkal rasanya
Apalagi ketika pagi ini datang, berita saya yang diminta diperbaiki tadi malam karena direncanakan menjadi head-line dalam, ternyata tidak jadi dibuat head line...buat apa dong karakternya minta ditambah kalo begitu?
buset deh...mau dibakar ELO YA HAH!!!!!!
ATAU DIKULITI IDUP-IDUP TRUS DICELUPIN KE LAUT!!!!
JAWAB!!!!
JAWAB NGGAK!!!!
AAAAAAAARRRRRRGGGGGGHHHHHHHHHHH

sabar roi
sabar roi
namanya juga akhir-akhir puasa, lebih banyak godaan-nya

Monday, November 01, 2004

Hari ini di kantor mulai menerapkan jaringan yang berbasis web. Ceritanya sih biar kami (reporter) nantinya bisa bekerja secara officeless (arti harfiahnya tidak ngantor...padahal bilang aja nggak punya kantor ya....).
Mungkin idenya bagus, dengan kerangka officeless seperti itu, kami semua bisa melakukan pengolahan berita langsung dari lapangan atau darimana saja, sejauh kami bisa mengakses internet. Berita itu nanti diterima oleh jaringan internal di kantor untuk kemudian diedit oleh redaktur, dibawa ke rapat redaksi dan kemudian dimuat di koran keesokan harinya.
Sekilas mungkin memang sepertinya sistim ini cukup bagus. Kami tidak harus selalu 'setor muka' di kantor karena kerja kami bisa dilakukan dari mana saja.
Tapi nanti dulu... sebelum sistim ini dijalankan, ada beberapa kendala seperti; tidak semua tempat liputan menyediakan akses internet, bagaimana kami harus melakukan pengolahan berita di lapangan jika belum semua reporter dibekali laptop atau sejenisnya, dan lain sebagainya.
Walhasil rencana penerapan sistim pengolahan berita on-line ini sempat tertunda sebanyak dua kali. Dan akhirnya baru hari ini bisa diterapkan.
Dan ternyata ada permasalahan mendasar yang mengganggu penerapan sistim ini; sumber daya manusia yang sedianya akan menggunakan teknologi. Akhirnya teknologi yang seharusnya bisa mempermudah pekerjaan kami, dirasakan justru merepotkan. Mungkin ini namanya teknologi yang tidak tepat guna. Sistim canggih yang diterapkan dirasakan ribet, rumit, dan tidak praktis.
Bagi reporter yang masih muda, beradaptasi dengan sistim baru seperti itu tidak begitu sulit, mungkin karena masih senang ngulik, dan mempunyai rasa penasaran yang relatif lebih besar.
Berbeda dengan reporter yang sudah cukup berumur, mereka kesulitan untuk beradaptasi dengan sistim ini. Meskipun sosialisasi sudah dilakukan berulang kali, tapi tetap saja mereka terlihat gelagapan waktu mencoba sistim ini. Berulang kali mereka mengajukan pertanyaan kepada staf bagian teknologi yang terpaksa harus pulang lebih malam hari ini.
Kalau sudah begitu, bagi saya pribadi sih dengan enteng tinggal nunjuk pihak manajemen atau direksi yang dengan keukeuh menginginkan agar sistim ini diterapkan. (hhhh....seandainya saya pemegang saham mayoritas....)
Teknologi itu diciptakan untuk mempermudah kerjaan, bukan untuk mempersulit, harus user friendly. Jadi buat apa bayar perusahaan konsultasi jaringan internet untuk menyusun sistim seperti ini kalau ternyata penerapannya tidak lancar?
Atau mungkin perusahaan konsultasinya yang kurang canggih membuat sistim sehingga dirasakan ribet, rumit bagi penggunanya?

=======================

Update,
penerapan sistim on-line itu ditunda lagi, karena bagian Lay Out yang pake Mac belum bisa menggunakan sistim ini
WATDEZIGH

Friday, October 29, 2004

kamu tahu?
malam ini purnama kembali bertandang
menemani di malam gelap
masih memukau seperti biasa
masih bisa membuat saya mematung menatapnya
tapi
mengapa saya lebih merindukanmu?

Wednesday, October 27, 2004

patah tumbuh hilang berganti

Mungkin teralu dini untuk mengatakan bahwa masa-masa keemasan sinetron di stasiun televisi kita sudah mulai berakhir. Tapi sempet merhati-in nggak? Hampir seluruh sinetron bertema ramadhan yang diputar di seluruh stasiun tv swasta merupakan siaran ulang?
Coba deh simak
...
...
...
bener kan siaran ulang?
Mungkin para stakeholder (saya nggak tau istilah yang tepat) industri sinetron di sini sudah mulai jenuh. Penonton sudah jenuh dengan tema sinteron yang itu-itu saja, produser, sutradara, pemain sinetron, rumah produksi, juga mungkin sudah jenuh dengan tema sinetron Indonesia yang memang tidak berkembang.
Tipikal orang Indonesia yang bisanya cuman jadi plagiat....
Saya jadi teringat perkataan kenalan saya yang menjadi pegawai di Bogasari Flour Mills pada awal tahun ini...
"...reality show mungkin masih jadi akan trend pertelevisian dalam dua tahun ke depan..."
yap, meskipun sampe sekarang masih kontradiksi tentang intisari dari jenis tayangan seperti ini, reality show punya prospek bisnis yang menjanjikan.
Harusnya sekarang Komisi Penyiaran Indonesia sudah merancang kebijakan mengenai reality show, biar nggak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Malah kalau memungkinkan, peraturannya bisa diusulkan setingkat Peraturan Pemerintah atau seperti itulah, jadi punya kekuatan hukum yang lebih tinggi.
Selama ini memang beberapa pihak sudah ada merasa dirugikan oleh tayangan reality show. Trans TV kabarnya sekarang sedang diperkarakan ke pengadilan karena dituntut oleh seorang ibu hamil yang merasa dirugikan oleh salah satu acara reality show yang ditayangkan di stasiun tv tersebut.
Bapak ini, punya tulisan ringan yang menarik tentang reality show dengan mengambil contoh kasus di Jepang.
Bagi saya sendiri, reality show yang ada di Indonesia merupakan pilihan terakhir dalam memutar chanel televisi. Karena saya nggak mau dikerjain orang lain, trus disebar-luaskan seenaknya....

Wednesday, October 20, 2004

"...jadi pengumuman kabinet akan dilaksanakan pukul sebelas malam nanti..."
"hhhhhhuuuuuuuuuuuuuuuuuu......"

pernyataan pria berkumis itu disambut dengan kecewa oleh para juru warta yang telah menunggu sejak pukul lima sore.
Pria berkumis itu Andi Malarangeng, juru bicara SBY yang saat ini telah resmi menjadi Presiden Indonesia. Menurut rencana semula, SBY akan mengumumkan susunan kabinet pada pukul delapan malam, namun Andi Malarangeng baru mengumumkan penundaan itu sekitar pukul setengah sembilan malam.
Ungkapan kekecewaan itu juga terasa di kantor saya, rekan-rekan yang sudah stand-by di depan tv sejak saat berbuka tadi, langsung bubar.
Tapi sepertinya lebih merana lagi rekan-rekan yang meliput di istana, dipelak dari sore hingga tengah malam nanti.
Sekarang, suara tawa riuh rendah terdengar dari depan tv, tampaknya rekan-rekan sudah menemukan obat kejenuhan penantian pengumuman kabinet: tayangan bajaj bajuri.
Penundaan pengumuman susunan kabinet itu, rupanya mengundang komentar dari seorang rekan jurnalis senior di kantor saya. Intinya adalah; SBY ternyata juga tidak bisa tegas, dan masih bisa dipengaruhi.
"Ini sinyal awal yang buruk buat pemerintahan SBY," katanya.
yeeeaaaaahhh right...bener banget om
Saya pikir, karena pasangan SBY-Kalla dipilih langsung oleh rakyat, mereka berdua punya keleluasan yang agak longgar dalam penyusunan kabinet. Tapi ternyata tarik ulur lobi-lobi politik tidak bisa mereka hindarkan juga. Tempaan militer yang kabarnya bisa membuat tegas seseorang, sepertinya bisa luluh lantak oleh rayuan janji-janji politikus.
Sebentar....di Indonesia ada politikus ya? Padahal kata seorang rekan redaktur politik, di Indonesia itu tidak ada politikus, politisi atau apalah namanya, yang ada hanyalah tukang jual obat, tukang jual janji dan tukang jual omongan.
Banyak rekan yang amat sangat yakin bahwa penundaan pengumuman susunan kabinet oleh SBY itu merupakan akibat dari tarik ulur dan lobi-lobi politikus. Siapa sih yang tidak mau mempunyai wewenang di sekelompok orang yang bertugas menjalankan roda pemerintahan di negeri ini? Negeri yang katanya masih menyimpan sumber daya alam menggiurkan.
Apalagi beberapa hari yang lalu SBY sudah 'didekati' oleh pihak-pihak internasional, baik negara-negara asing maupun lembaga-lembaga internasional yang pada intinya berjanji akan menjalin kerjasama yang erat dengan kabinet pimpinan SBY.
....
ada gula ada semut

Wednesday, October 13, 2004

what kind of life that we will live?
itu merupakan salah satu pertanyaan yang sering terlintas di benak saya; kehidupan seperti apa yang bakal kami jalani nanti?
...
28 tahun
banyak orang bilang bahwa rentang perjalanan waktu itu relatif. 15 menit menunggu di halte bis bisa jadi terasa amat sangat lama jika dibandingkan menghabiskan waktu 15 menit bermain Time Crisis III. Apalagi 28 tahun.
Sejujurnya, saya sendiri lupa bagaimana rasanya menjalani hidup selama 28 tahun terakhir.
Susah-senang, suka-duka, tangis-tawa, semuanya bercampur baur jadi satu. Banyak orang bilang bahwa saya seharusnya bersyukur bisa mengalami itu semua, masih bisa menjalani kehidupan.
Masih bisa berkenalan dengan kamu semua....
(terutama kamu, gadis manis berkacamata dengan senyuman menawan....i love you more each day ade sayang)
Banyak yang bisa disyukuri sebenarnya.
...
Angan saya terbang ke 28 tahun yang lalu. Saat yang sama, tapi 28 tahun yang lalu.
Apa yang sedang saya lakukan sehari setelah saya lahir? Tidur dengan tentram di box bayi rumah sakit? Menangis meraung kelaparan kehausan dan minta disusui? Atau justru sedang menikmati dekapan pelukan hangat orang tua sambil mengamati wajah-wajah asing yang mengelilingi saya?
But still....
rasanya seusia itu saya belum dibebani oleh puluhan, ratusan atau mungkin ribuan pertanyaan seperti sekarang ini.
jadi....
Kehidupan seperti apa yang bakal kami jalani?
Asli....saya nggak tau, bener-bener nggak tau.
Tapi tau nggak? Kebingungan saya sepertinya sirna, waktu saya melihat pandangan mata kamu, senyuman kamu.
Waktu saya merasakan genggaman tangan kamu, waktu saya merasakan sentuhan jemari kamu.
Terima kasih banyak untuk semua hal yang kamu kasih buat saya; waktu kamu, perhatian kamu, kasih sayang kamu
thanks a lot ade sayang
Terima kasih juga buat temen-temen semua, yang memberi warna pada hidup saya, dan melengkapi cerita kehidupan yang sedang saya jalani.
But most of all....
Terima kasih Allah, karena masih memberikan karunia kehidupan kepada hamba-Mu ini.

Tuesday, October 12, 2004

huhuhu
kok bisa sakit sih
nggak enak badan dari tadi malem
trus sekarang kayanya udah mau tumbeng gini

thanks a lot buat yang udah ngucapin selamet
....
thanks a lot buat semuanya deh
may The God bless you the best

Thursday, October 07, 2004

...begini deh serunya kerja-an jadi jurnalis...
itu kata batin saya menjelang penghujung hari kemarin.
Selama pekan ini, sepertinya pekerjaan di kantor semakin ribet karena rekan sekerja yang biasa bersama menangani halaman sedang mendapat tugas liputan ke Malaysia. Saya ketiban pulung untuk mondar-mandir kesana-kemari liputan di sektor ritel, padahal spesialisasi liputan saya adalah koperasi dan usaha kecil menengah.
Dan puncaknya sepertinya terjadi kemarin...
Diawali dengan telepon dari redaktur sekitar jam 12 malam, menjelang hari rabu:
"Roi, besok ada liputan pagi di daerah Kebagusan, itu tentang ritel, tolong di cover ya, pake klaim khusus aja..."
oooiiiiiii.....gw tuh tadi pulang sekitar jam sepuluh malem, elo masih ada, kantor masih lumayan rame jadi kenapa pas gw mau pulang nggak dikasih tau.....kemane aje lo coy?....
"oh iya mbak, nanti saya coba deh"
jam delapan harus di kebagusan, jam sebelas harus di sudirman, blon lagi liputan pemberian award sorenya...hhhhh
...........
jadi begitulah, sekitar jam tujuh pagi, saya sudah harus pergi dari kos, ke kantor untuk mengambil undangan, dan berangkat ke kebagusan. Untuk mengejar waktu, akhirnya saya menyetop taksi dari depan kantor.
"mas kalo mau cepet ke daerah kebagusan sih, enaknya lewat tol aja, kayanya kalo lewat tol nggak macet deh"
"keluarnya dimana?"
"ya di simatupang..."
"ok deh terserah bapak aja..."
Later on...
nanti-nanti sih kalo mau ke daerah sana nggak usah pake tol, di tolnya emang nggak macet....TAPI PAS KELUAR TOL-NYA!!!......ternyata persimpangan rel kereta di Jakarta itu nggak ada yang nggak ngeselin dehhhhh
Jam setengah sembilan, ruangan seminar sepertinya sudah agak penuh. Tapi acara belum dimulai
jangan-jangan....
yap, saya kembali diingatkan oleh kebiasaan bangsa Indonesia yang cukup terkenal. Seminar baru dibuka jam sepuluh berhubung ibu pejabat baru tiba di tempat acara sekitar jam sepuluh.
MUKELO JAAAAAOOOOOOOOHH
Akhirnya jam sebelas, saya memutuskan untuk mengejar acara di Sudirman, again, saya menggunakan taksi, setelah sebelumnya menggunakan mikrolet untuk mencapai peradaban....
Seperti biasa;
kapan Jakarta siang nggak macet?
telen aja deh....
tiba di sudirman, masih nggak ngeh tempat acaranya dimana, akhirnya minta bantuan dari dian, dan sempat naik turun jembatan penyeberangan dua kali di kawasan setiabudi....
langsing deh gw
Tiba di tempat acara....ada yang membuat saya lebih shock...ternyata sudah ada teman saya yang meng-cover disana....
yeeeee....ngapain juga gw cape-cape ke sini dong ya..., sialan nih...bos gw kok nggak koordinasi gitu sih...atau jangan-jangan dia (temen gw) yang nggak koordinasi ya?
Ya sudah, daripada sibuk bete, akhirnya saya coba ikut dalam acara itu, mungkin ada satu atau dua hal yang menarik untuk ditulis.
Jam setengah tiga sore, tiba di kantor, pikiran penat, belum shalat, dan rasanya kepala ini penuh sekali.
Tapi akhirnya saya coba buat merangkum informasi yang saya dapatkan sepagian hingga siang hari tadi. Bisa sih...tapi hanya satu berita, dari tiga berita yang sudah saya rencanakan untuk saya buat hari ini.
Jam empat, saya 'digedor-gedor' redaktur saya tentang peliputan acara award.
"Kamu dateng aja kesana, ngobrol sebentar, kali ada tuh release-nya, udah gitu balik lagi, buat berita..."
kerja rodi nih
Akhirnya saya baru bisa berangkat sekitar jam setengah lima sore, datang ke Mulya, bertemu beberapa teman, dan wawancara sebentar dengan bule yang jadi director acara pemberian award...
nggak mutu nih beritanya
Ya sudah, akhirnya tiba di kantor lagi sekitar jam enam sore, berkutat dengan target berita yang masih harus saya tulis....
Sore itu saya harus DENGAN SEGERA menyelesaikan pekerjaan di kantor, karena saya sudah ada janji jam delapan malam
...
dan ternyata masih ada yang lebih 'mengganggu'.
Hari ini, saya terbangun dari tidur pagi saya hanya karena gara-gara mimpi. Saya bermimpi berlari sekencang-kencangnya sepanjang tol kota, ke arah grogol, karena saya harus tiba di bandung secepat mungkin.
#: Ngapain juga larinya ke arah grogol? bukannya berlawanan arah tuh?
+: iya, jadi nanti bisa muter balik di tomang ke arah bogor, masuk tol kota
#: ya ampun, gw kan lari...LARI GITU LHO...bukan bawa mobil...
+: iya tapi ini harus secepatnya lari ke arah grogol...ayo lari...ayo lari AAYOOO...
#: nggak deh, gw cape banget...
+: nggak, kamu bisa, badan kamu bisa kok, AYO LARIIIIII
#: ealaaah, diomongin udah cape banget...GW CAPE TAU....
+: nggak kok kamu bisa, kamu bisa, ayo lari...
#: nggak percaya banget sih gw ini, ya udah gw bangun aja ah...

....
jadi begitulah, saya terbangun dengan masih amat sangat mengantuk, lalu kemudian terbayang tiga liputan yang harus saya datangi hari ini
omigod

Friday, October 01, 2004

Sedikit banyak, saya suka memperhatikan iklan yang ada di beberapa media nasional. Media cetak, elektronik; tv atau radio.
Dulu waktu saya masih kerja di radio dan lagi kebagian jam siaran lagu, operator suka mengingatkan saya untuk memperhatikan daftar penyiaran iklan yang harus on-air. Waktu mulai kerja di koran yang sekarang, seringkali saya mendapatkan bocoran space iklan buat terbitan besok. Saya juga sering memperhatikan space iklan di koran lain.
Dari situ sedikit banyak saya berpendapat kalau ingin melihat kinerja perusahaan media di Indonesia secara sekilas, bisa dilihat dari perbandingan iklan yang ada dengan isi media. Kalau di radio atau tv perbandingannya bisa diambil dari waktu total on-air iklan dengan waktu total siaran. Kalau di koran perbandingannya antara jumlah 'ruang' iklan dengan jumlah 'ruang' berita.
Contoh bagus untuk koran bisa dilihat dari Kompas. Hampir tiap hari, perbandingan antara iklan dan berita bisa mencapai sekitar 45% dan 55%. Saat ini, perusahaan penerbit Kompas, Gramedia, dianggap sebagai perusahaan penerbitan terbesar di Indonesia.
Contoh lain untuk media elektronik adalah Lativi. Nggak banyak iklan yang ditampilkan Lativi, mungkin perbandingannya hanya 20% dan 80%, bisa jadi lebih kecil. Dan akhirnya sekarang Latief Coorporation terpaksa harus melego Pasaraya Manggarai buat ngelunasin utangnya, diantaranya ke Bank Mandiri.
Hmmm seharusnya ada studi yang bisa dilakukan untuk meneliti hubungan antara penayangan iklan dengan kinerja perusahaan media, minimal kinerja keuangan.
...
...
...
Padahal tadinya saya cuman mau ngomentarin iklan tv yang lagi saya suka; aqua rasa buah. Lumayan menarik tuh, tapi rada ribet kalo dicerita-in.
Settingnya sih keseharian orang-orang; ada yang lagi duduk di bis, ada yang lagi nongkrong, sama ada yang lagi di lift. Trus ada setting lain; studio musik, tapi yang lagi rekaman adalah buah-buah, mewakili rasa aqua yang baru.
Kok bisa ya kepikiran seperti itu?
Iya lah, namanya juga tim kreatif, jadi ya harus kreatif. Kayanya asyik aja kerjaannya seperti itu. Seperti kata Enda; kerja-an mana lagi yang tugasnya mengkhayal, mewujudkan khayalan, dan dibayar lagi.
hehehe
Sebenarnya banyak lagi iklan yang menurut saya bagus; iklan seri Pond's Institute misalnya. Castingnya, back-soundnya, pengambilan gambarnya, kayanya lumayan bagus.
Iklan seri A-Mild juga bagus, baik di media cetak atau tv. Cuman sayangnya, ada beberapa ide iklan yang sepertinya harus dicerna dulu maksudya (jangan-jangan saya memang males mikir ya.....).

Monday, September 27, 2004

Sebenarnya, tiap manusia itu minimal punya berapa kepribadian ya?
Satu? Dua? Tiga? Atau malah lebih? Saya jadi teringat sebuah buku yang sudah lama ingin saya baca: "Cybill". Saya baru baca ringkasannya saja.
Buku itu menceritakan perjuangan seorang psikolog (atau psikiater ya?) untuk menyembuhkan Cybill yang punya 12 kepribadian, dan katanya ini adalah kisah nyata.
Ada dua hal yang mengusik saya; pertama adalah 'menyembuhkan'. Memangnya kenapa kalau seseorang punya 12 kepribadian? Maksudnya, selama 12 kepribadian itu tidak mengganggu kehidupan orang lain, nggak jadi masalah kan? Malah mungkin bisa jadi berguna kalau 12 kepribadian itu bisa disinergikan.
Kedua adalah: 12 KEPRIBADIAN! Saya jadi penasaran, jiwa Cybill apa nggak lelah ya? Trus kok bisa? Datangnya dari mana aja ya? Trauma? 'Kesambet'? Disantet? Atau kenapa ya?
Bagaimanapun juga, kadang-kadang saya pernah ingin merasakan mempunyai 'kepribadian' yang lain. Jadi kalau sudah merasa bosan 'menggunakan' 'kepribadian' yang satu, bisa diganti dengan 'kepribadian' yang lain. Mungkin rasanya seperti mengganti potongan rambut kali ya?
Nggak sesederhana itu sih. Mungkin dengan 'kepribadian' lain saya punya pandangan yang berbeda tentang segala hal.
..
..
..
Atau juga, mungkin saya sudah terlalu lama tidak berkomunikasi dengan diri saya sendiri (dengan menulis di blog...mungkin) sehingga keinginan untuk punya 'kepribadian' lain jadi besar.
Mungkin sekarang sudah waktunya lagi 'menjenguk' diri saya sendiri.
(kok banyak kata 'mungkin' ya?)

Tuesday, September 14, 2004

langit biru terang awan putih berbayang
sehelai layangan terbang bebas mengambang
terabaikan


sudah berapa lama saya mengabaikan blog ini? dua minggu lebih mungkin? sebenarnya saya juga bukan hanya mengabaikan blog ini, tapi juga blog rekan-rekan yang lain, terutama yang listnya terpampang di bagian samping halaman blog ini...sorry
kenapa?
iya, kenapa?
nggak tau...
nggak tau? kok bisa?
kenapa nggak bisa?
segala sesuatu itu mungkin, itu yang sering saya bilang. jadi mungkin beberapa hari kemarin saya merasa jenuh dengan kegiatan blogging. atau mungkin juga saya sedikit diribetkan dengan rolling redaktur di kantor.
(kadang-kadang saya heran juga, kalau misalnya kejadiannya selalu seperti ini: setiap kali ada rolling redaktur atau redaktur di atas saya mendapat penugasan luar kota, saya selalu ketiban pulung buat membantu pengelola rubrik mengisi halaman. jadi, kenapa saya tidak diangkat menjadi redaktur ya? hehehe well segala sesuatu itu mungkin kan ya)
mau tidak mau, ketidak-konsistenan saya mengisi blog ini selama dua pekan terakhir setidaknya membuat saya 'melihat' diri saya sendiri. saat-saat yang biasanya saya gunakan untuk menulis di blog, saya gunakan untuk...mengkhayal...sebab rasanya kalau menggunakan terminologi merenung atau berpikir, terlalu tinggi.
jadi yang pertama adalah...
saya sadar bahwa mulai sekarang, saya harus mulai untuk bisa membagi apa yang saya rasakan, alami, dapatkan, pokoknya segala sesuatu tentang saya, dengan seseorang…
yeah...she’s the one.
apa lagi?
saya sadar bahwa ternyata selama ini rasa ketidak-berdayaan yang saya punya justru berasal dari ketidak-mampuan saya untuk menerima rasa ketidak-berdayaan itu. masih ada mekanisme yang lebih kuasa dan kuat dari saya, bahkan manusia lain pada umumnya, yang menentukan segalanya, dan saya belum memahami sepenuhnya. sedikit banyak, mungkin itu bakal membuat saya mengurangi rasa pesimis, terlalu banyak khawatir, atau apa lah namanya. saya tidak punya lampu jin yang bisa membantu semua masalah saya selesai, tapi saya mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk mengatasi masalah saya.
lagi...
Here and now...itu yang saya harus pahami benar. saat ini adalah saat ini, bukan masa depan, bukan pula masa lalu. kehidupan tidak terpaut kepada masa lalu dan tidak tergegas ke masa depan. saya hanya harus menjalani saat ini dengan sebaik-baiknya. mungkin batasan 'usaha' yang selama ini saya anut masih bisa diperluas lagi, masih bisa dipertebal lagi...yang penting usaha, usaha, dan usaha.
lagi...
saya baru sadar kalau ternyata saya ini sekarang jadi punya alergi dingin. kalau kena sesuatu yang dingin; cuaca, makanan atau minuman, amandel saya jadi membengkak. malam terakhir saya di bandung kemarin, membuat amandel saya membengkak sejadi-jadinya hingga telinga saya menjadi pekak hingga dua hari kemudian. belum lagi lendir yang seperti keran bocor yang diiringi dengan batuk-batuk gatal musiman. sampai sekarang saya belum tahu, kenapa saya bisa jadi alergi dingin ya? padahal dulu nggak...
selanjutnya...
mungkin ada baiknya saya rajin berolah-raga, biar sedikit kurus, biar lebih sehat, dan biar semakin seksi hehehe...nggak tau deh. Atau biar bisa memporak-porandakan gerombolan pencopet lainnya yang mau mengganggu saya.
lagi...
sebaiknya saya mulai mengikuti kata hati saya secepatnya, pada saat itu juga. mungkin ini cara yang paling baik untuk mengasah kata hati saya, insting saya.
masih banyak lagi sih...tapi takut kepanjangan....
hehehe

Monday, August 30, 2004

Ma'afin roi Mah
tapi roi harus ngejalanin kehidupan roi sendiri, roi nggak mau hidup dibawah lindungan Mamah terus, roi pengen hidup mandiri. Meskipun roi kadang-kadang ngerasa gamang buat ngejalaninnya.
roi tau kok kalo Mamah sayang banget sama roi, roi juga Mah. roi sayang banget sama Mamah. Tapi roi butuh waktu persiapan buat menjalani masa kehidupan roi sendiri Mah.
Mamah jangan ngerasa ditinggalin atau sendirian lagi dong, roi masih inget Mamah kok. terus dan terus...
tau nggak Mah? kalo sebenernya roi pengeeeeen banget balik lagi ke bandung, tinggal lagi sama Mamah, roi masih pengen ngerasa-in perasaan nyaman yang Mamah Papah buat untuk roi sama sodara-sodara roi, tapi kan roi nggak bisa ngerasa-in itu selamanya kan?
kadang-kadang Mah, roi masih suka nangis kalo inget masa-masa di bandung dulu, waktu roi masih tinggal sama Mamah Papah. roi juga suka nangis kalo kangen banget sama Mamah Papah.
tapi roi harus ngejalanin hidup roi sendiri Mah.
dulu kan Mamah pernah bilang kalo suatu saat nanti roi harus hidup dan ngasih makan anak orang lain, mungkin sekarang sudah mulai saatnya Mah.
jadi Mamah jangan nangis gitu dong, roi juga jadi sedih nih.
Mamah do'ain roi aja, biar bisa ngejalanin kehidupan roi sendiri.
Ma'afin roi Mah
buat tiap tetes air mata kerinduan yang Mamah keluarkan
buat tiap helaan nafas putus asa yang Mamah hembuskan
buat semuanya
Ma'afin roi Mah...

siapa yang tahu tentang jalan kehidupan?

Wednesday, August 25, 2004

cuman singkat aja...........
HIDUP PARTO!!!
Karena bagaimanapun juga, yang namanya manusia, harus bisa saling menghargai.
Kalau memang nggak mau ngomongin tentang masalah pribadi (coba tolong garis bawahi masalah pribadi, sama sekali nggak ada hubungannya dengan kepentingan publik), jangan dipaksa dong. Emang nggak ada berita laen kecuali cuman perceraian doang....
plis deh
masih banyak sumber berita laennya kok, lagian apa nggak malu 'nodong-nodong' orang laen buat ngomongin masalah pribadi?
Siape elo?
wartawan?
mukelo jaoh.....
Tapi....
Elo juga jangan maen beceng gitu dong om parto, kalo pelornya nyasar gimana?...mendingan beceng-nya kasih gw aja...
buat maenan gw kalo bosen
hehehe

kami, para wartawan memang dituntut untuk gigih dalam mengejar berita. tapi tentunya itu juga punya batas. dan terus terang, definisi gigih dalam mengejar berita di kalangan wartawan indonesia masih amat sangat kabur. kasus parto ini, mengingatkan saya kepada kasus udin beberapa tahun yang lalu. mungkin sepintas berbeda jauh, tapi kalau ditilik-tilik kembali, mungkin kami, para wartawan di indonesia harus kembali bercermin:
sejauh mana kami harus mengejar informasi?

Friday, August 20, 2004

.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
.........................................
begini deh kalo gw lagi kesel, bawaan pengen diem mulu.
padahal sih mungkin harusnya tereak aja kali ya bu....
hehehe
me...back from vacation

Tuesday, August 10, 2004

harusnya sih...
sore-sore seperti ini
gw sudah terlena di depan televisi, nonton HBO, Discovery Channel, AXN or something like that....
atau leye-leye di kamar gw dulu sambil baca buku baru yang di beli di palasari siangnya
atau serius di depan komputer rumah, sambil maen game ade-ade gw; MOHA, Max Payne, atawa GTA: Vice City
atau lagi makan siomay yang lewat di depan rumah
huhuhu senangnya...
tapi sekarang gw malah berkutat dengan ide penulisan artikel yang hanya baru tertuang di benak doang....
ini gara-gara tugas mendadak liputan luar kota redaktur gw
sehingga jadwal cuti gw diundur dua hari...DUA HARI...ya amplop.....
tapi segalanya ada hikmahnya kok....
btw...
ini buat ade:
....
I miss you so much
I long for your love
It's scares me
Cuz my heart gets so weak
That I can't even breathe
.....
(T Bone-Left Eye-Chili)

Tuesday, August 03, 2004

Terima kasih Tuhan
Buat menciptakan dia
Buat memberikan dia senyuman yang menyejukan
Buat menghiasi dia dengan tatapan yang mendamaikan
Buat kehangatan dalam gengaman tangannya
Buat kelembutan belaiannya

I do love you de....

Monday, August 02, 2004

huhuhuhu...
mimpi buruk yang menghantui selama beberapa tahun terakhir ini menjadi kenyataan...
pagi tadi
kayanya gw berangkat ke kantor dengan rensleting celana terbuka....
baru nyadar waktu pas udah duduk di meja kantor, nyalain komputer
trus ngerasa...
"kok bagian selangkangan gw berasa leluasa gini ya?....."
pas dilihat
ya amplop.....
baru nyadar kalo ternyata 'garasi' gw sekarang punya fitur otomatis: ngebuka sendiri
huhuhuhu
celananya emang udah error banget sih
langsung di kantor sibuk nyari tang buat ngebenerin rensleting yang udah nggak bisa ngiket rel-nya
nggak lagi-lagi deh....
what a great way to start a day...
pantesan banyak yang bilang
I hate monday.....

Friday, July 30, 2004

pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi....nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi....nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...
------------------------
kebimbangan saat hendak memenuhi tugas liputan jum'at sore yang tampaknya amat sangat nyaman jika dihabiskan di sebuah dangau tengah empang kaki gunung, berselonjoran sambil ditemani alunan musik cianjuran, bantal besar empuk, segelas minuman panas...dan kamu

Friday, July 23, 2004

Perlahan saya buka gerbang besi yang umurnya mungkin sudah belasan tahun itu. Lapangan parkir memanjang terbentang di sebelah sisi dalamnya.
saya pandang dia,
"yuk masuk"
"huhuhu mau pulang aja..."
Saya eratkan genggaman saya ditangannya
"nggak apa-apa kok, santai aja..."
Kami melangkah masuk.
Pintu gerbang yang ditutup seakan mengunci segala riuh rendah yang ada diluar sana. Pohon mengkudu yang sudah rimbun sejak dulu, sampai sekarang masih saja rimbun. Hanya saja semak-semak taman lebat yang dulu masih ada, sekarang sudah menghilang.
Ingatan saya terbang ke belasan tahun silam.
Dulu, di sini saya menghabiskan liburan semasa SD dengan sepupu saya, galasin, ucing-ucingan, bebentengan, atau yang serupa itu. Berbeda dengan permainan anak sekarang yang kebanyakan dilakukan didepan layar TV atau komputer.
Di sini juga sering terjadi pertengkaran kecil antara kami, yang tadinya berawal dari permainan riuh rendah, diselingi dengan canda tawa, dan biasanya berakhir dengan raungan tangis atau keheningan.
Di sini juga saya pernah bermain-main dengan sebuah sepeda motor pekerja nenek saya, yang akhirnya meninggalkan bekas luka bakar di betis saya karena tersundut knalpot yang masih panas.
Di sini juga saya pernah menatap iri sepupu saya yang lebih muda dari saya, yang dengan riangnya bermain sepeda tua milik paman saya. Model sepeda anak muda tahun 1970-an, lengkap dengan sandaran besi pada sadelnya. Waktu itu saya belum bisa bersepeda.
Saya masih ingat itu semua...saya pernah menghabiskan masa kecil saya disini.
Dan sekarang...
Yang ada hanya kesibukan pegawai restoran, ada yang sedang membakar ikan dan udang, ada pula yang sedang memilah-milah sayuran untuk dimasak. Kami, saya dan sepupu saya, tampaknya sudah jarang menyambangi tempat ini. Mungkin karena kesibukan kami masing-masing...
Saya gandeng dia, sambil berjalan ke arah belakang bangunan sambil sesekali melempar senyum kepada pegawai restoran.
"Sori kalo ternyata rumahnya nggak seperti yang dibayangin ya...."
Dia hanya mengangguk
Bangunan rumah yang terletak di belakang restoran itu tampak berbeda sekarang. Seingat saya, terakhir kali saya kesini, lantai rumah masih menggunakan tegel yang umurnya sudah puluhan tahun. Tapi sekarang sudah diganti dengan keramik. hmmm jadi agak bersih nih...
Saya tekan bel rumah, tidak ada yang muncul. Ternyata pintu depan memang tidak terkunci,
"yuk masuk aja deh...pake aja sepatunya"
"tapi..." katanya sambil melepas sepatu.
Iya ya, dulu kan masih tegel lama, sekarang udah keramik, sayang nih kalo dikotorin sama sepatu. Akhirnya saya juga melepas sepatu.
"Tunggu dulu ya, duduk aja disini..."
....
"Ini foto nenek saya, itu yang sebelah kakek saya. Kalo yang ini gambar sepupu saya..."
....
Beberapa saat kemudian
"Mah Pah...kenalin...ini ade...."
she's the one

Tuesday, July 20, 2004

huhuhuhu
gw ngaku deh...
sebenernya gw ini 'nakal'....
'bandel' pula....
hehehehe
hehehe

tapi pagi ini gw denger kamu lagi susah...
hmmm...
is there anything that I can do honey?

Friday, July 16, 2004

tadi malam, sesaat sebelum pergi liputan...
redaktur: "roi, tolong lihat ini ya, ini buat SDM, baca dulu, tanda-tangan terus balikin."
roi: "o iya mbak."
selembar kertas yang mengingatkan saya pada rapot bayangan semasa SMP dulu. Di bagian atas kertas itu tertulis "Realisasi Penilaian Prestasi, Periode Semester I/ Th 2001, Faktor Penilaian Aspek Kinerja". Sedangkan dibaliknya tertulis "Realisasi Penilaian Prestasi Periode Semester I/Th 2004, Aspek Kompetensi"
terus terang saja, saya tidak mengerti penggunaan bahasa yang digunakan pada lembar penilaian itu. mirip-mirip gaya bahasa yang digunakan pada perjanjian-perjanjian hukum atau peraturan-peraturan pemerintah. meskipun tidak serumit itu.
yah...seperti halnya pengalaman mendapatkan penilaian yang sudah-sudah, SD, SMP, SMA, PT...saya bisa menilai bahwa diri saya adalah termasuk orang yang amat sangat biasa.
Dari aspek kinerja misalnya, seluruh tiga item yang ada menyatakan bahwa saya hanya bisa memenuhi kriteria kedua dari beberapa kriteria yang ditentukan.
Dari aspek kompetensi...hmmm....ini dia yang saya bingung karena penggunaan bahasa yang rumit itu, ada enam item penilaian. masing-masing item mempunyai empat kriteria, dan diantara empat kriteria itu hanya satu atau dua penilaian yang menunjukan kriteria yang tidak memuaskan.
Contohnya untuk item inisiatif, empat kriteria yang adalah; bekerja mandiri, bekerja melebihi yang dituntut, bekerja melebihi yang dituntut dan berdampak jangka panjang, serta tidak memiliki inisiatif.
Saya sendiri mendapat penilaian bekerja mandiri.
Yang aneh ini; untuk item inovasi, penilaian buat saya adalah menghasilkan sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan di tingkat perusahaan/industri sejenis dalam rangka memperbaiki kinerja usaha...
did I do something great recently for this company?...
hmmmm...blogging termasuk mungkin ya...

Monday, July 12, 2004

bunda...
aku mau terbang
menapak ketinggian
menggenggam awan
menyusuri langit
menyambangi bintang yang berkelip

mungkin saja bunda
diantara bintang
ada senyuman bidadari
pelipur lara hati

mungkin saja bunda
disela timbunan awan
ada belaian mesra
putri dari khayangan

bunda
biarkan nanti
bidadari atau putri
menjadi teman
menapak langit di ketinggian

Thursday, July 08, 2004

kenapa saya khawatir?
hmm....
mungkin penjelasannya bisa rumit dan panjang
tapi mungkin juga bisa sederhana dan pendek
tapi semuanya akan bermuara kepada satu hal
karena saya ingin suatu saat nanti kamu adalah perempuan pertama dan terakhir kali saya lihat dalam menjalani keseharian
hanya itu saja
sederhana dan pendek
tapi juga rumit dan panjang
masih ingat do'a kita?
Ya Allah
bimbinglah kami dalam menjalani keseharian kami selanjutnya
dan
berilah kami petunjuk untuk mengatasi segala rintangan
Amiin

Sunday, July 04, 2004

sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang......
kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen......
huhuhuhuhu
seandainya gw seorang pujangga, sastrawan atau minimal kaya atta....
mungkin gw bisa mendeskripsikan apa yang gw rasa sekarang dengan rangkaian kata yang indah nan menawan...
but unfortunately...I'm not....
I miss you De...
really


Tuesday, June 29, 2004

Anakku sayang...
sebelum kamu pergi
mari sini, duduk dekat ayah nak,
dan tolong dengar;
ingatlah, bahwa suatu hari nanti kamu akan memulai kisah mu sendiri dalam kehidupan.
kamu akan berjalan menyusuri titian waktu yang merangkai tanda-tanda jaman.
dan suatu saat nanti, akan tiba waktunya kamu akan memilih jalan cerita kamu sendiri.
mungkin kamu akan ragu
dan mungkin kamu akan bimbang.
hingga serasa kisahmu akan berakhir di persimpangan jalan itu.
mengambang dan melayang
tak tentu arah tujuan.
jangan begitu nak, jangan kamu bimbang
ingatlah satu hal;
bahwa ini adalah kisahmu sendiri
bahwa ini adalah cerita tentang kamu
berilah kisahmu warna-warna kehidupan
dan biarkan ceritamu mengikuti lika-liku pengalaman
tidak mudah memang
tapi ayah percaya bahwa kamu akan menjadi lelaki yang kuat
dan yakinlah bahwa rangkaian cerita kehidupan kamu, bahkan bakal menjadikan kamu lebih kuat.
yang bisa membuat kamu lebih arif bergelut dengan kehidupan dalam merangkai kisahmu sendiri...
Ayah akan tersenyum
percayalah, meskipun kamu tidak melihatnya
Ayah akan tersenyum
Karena kamu bisa merasakannya jauh di lubuk hati kamu
jalanlah nak
ayo jalan
songsonglah cerita kehidupanmu
jangan ragu merangkai kisahmu sendiri
karena suatu saat nanti, kita akan saling berbagi kisah kehidupan...

Friday, June 25, 2004

Kata jum'at diambil dari bahasa arab. Nama lain dari hari ini adalah sukra yang diambil dari bahasa sanksekerta dan berarti planet venus; mirip dengan pengertian bahasa-bahasa di eropa.
Friday is the day of the week between Thursday and Saturday. Its name is derived from the germanic goddess Frigg.
(diambil dari wikipedia)

mungkin buat sebagian besar orang, jum'at merupakan hari favorit.
"thanks God it's friday," kata orang barat.
"jum'at tuh hari krida (olahraga), ngapain juga ngedon di kantor," itu kata teman saya.
"udah bau-bau week-end jadi males kerja," masih kata teman saya yang lain.
Ok, mungkin banyak keistimewaan hari jum'at. Bagi sebagian muslimin misalnya, pada hari jum'at juga diwajibkan untuk melakukan ibadah shalat jum'at. Ibadah shalat dua raka'at yang diawali dengan dua kali ceramah pada tengah hari.
Sejujurnya, bagi saya pribadi yang menarik di hari jum'at adalah pasar dadakan menjelang jum'atan yang mulai saya kenal ketika menginjak bangku SMA.
Waktu itu, saya sering nebeng di Salman ITB untuk shalat jum'at, hanya karena ingin melihat pasar jum'at dadakan. Beragam barang dijajakan di sana, istilahnya keperluan dari ujung kaki hingga ujung rambut.
Apalagi barang-barang yang dijajakan cukup murah. Saya ingat betul dulu sepasang kaos kaki di sana dijual hanya sekitar Rp1.000 per pasang. Tapi setelah dipakai seminggu....
wah udah nggak kuat nanjak lagi nih kaos kaki...
kalau beruntung dan mau memilih, sepertinya bisa juga mendapatkan produk yang kualitasnya tidak terlalu jelek.
Itu ketika saya SMA....
lain lagi cerita ketika saya di SD.
Saya pernah melewatkan shalat jum'at karena tertidur di bawah pohon cengkeh masjid di komplek rumah.
waktu itu masjid di dekat rumah kelihatan sudah penuh oleh jama'ah. jadi saya pikir "kayanya kalo di bawah pohon cengkeh enak deh...". Yah enak memang...BUAT TIDUR.....
sekitar setengah jam kemudian saya tersadar karena dibangunkan teman saya...dan orang-orang sudah mulai pulang, mungkin sambil terheran-heran melihat saya dan berkata dalam hati "kok bisa ya?....". Sepertinya kalau tidak dibangunkan, saya akan tertidur terus sampai sore menjelang....
SMP lain lagi...seringkali saya rela jalan agak jauh dari sekolah saya ke Hotel Panghegar untuk shalat jum'at di sana. Dulu rasanya shalat di sana sangat mewah; karpet yang empuk dan hembusan dingin AC. Walhasil seringkali saya tertidur dengan anteng ketika khatib ceramah....
Pernah suatu kali, jum'atan di Hotel Panghegar ditiadakan. Akhirnya saya dan teman-teman shalat jum'at di SD Merdeka...wah...rasanya berkuasa sekali melihat anak SD yang masih kecil-kecil....(*gila kekuasaan mode on*)
Tapi sekarang, saya jadi agak prihatin kalau shalat jum'at. Ceramah shalat jum'at sering kali dijadikan ajang kampanye terselubung. Dan yang lebih parah lagi, ajang ceramah shalat jum'at juga sering digunakan sebagai media untuk menjelek-jelekan golongan tertentu...
plis deh...
(pssttt...ide postingan ini juga keluar ketika shalat jum'at tadi siang. Itu khatib kayanya doyan banget ngebentak orang ya.....)

Monday, June 21, 2004

Ibu adalah seseorang yang sangat mencintai kita, sampai kadang kita tidak bisa mengerti.
Ibu adalah seseorang yang membuat kita menyadari betapa hebatnya kita, tidak ada yang lebih baik daripada kita.
Kebahagiannya ada dalam tawa kita, dan kesedihannya dalam kesedihan kita.
Dia adalah seseorang yang kita tidak bisa hidup tanpanya.
Dia adalah segalanya....
(Rahul Khan)


Kapan terakhir kali kamu membuat ibu kandungmu menangis?
saya...hari minggu pagi lalu, dengan sebab yang sampai sekarang saya tidak mengerti.
Yah seperti biasa, kalau tidak pulang ke Bandung, saya 'absen' dengan menelepon ke rumah pada minggu pagi. Ngobrol ngalor-ngidul...sampai tiba-tiba saya menyadari bahwa ibu saya terisak menahan tangis...
ya amplop...gw tadi ngomong apa ya?...
akhirnya, karena khawatir saya juga ikut terisak, saya sudahi pembicaraan kami.
Ingatan saya melayang kepada beberapa peristiwa waktu saya kecil dulu...peristiwa yang membuat ibu saya menitikan air matanya...
ketika saya menjerit menangis ditinggal ibu saya pulang ke Bandung, sementara saya harus menjalani masa TK di Jakarta.
ketika saya mematahkan pajangan lilin yang mahal karena bermain-main dengan sarung selepas shalat.
ketika suatu pagi saya dipapah pulang oleh beberapa orang karena ditabrak dan terlempar dari becak antar-jemput sekolahan.
...
somehow beberapa hari terakhir ini saya merasa sangat sensitif dan ingin mengeluarkan air mata, beruntung masih bisa ditahan.
"mungkin kamu merasakan ada yang belum diselesaikan, ada masalah di bawah alam sadar kamu yang belum kamu selesaikan, jadi implikasinya seperti itu, kamu jadi lebih sensitif,"
itu kata teman saya
mungkin ada benarnya, ada masalah dalam bawah sadar saya yang harus saya selesaikan...
Can I....?

Thursday, June 17, 2004

kadang...
di tengah hiruk pikuk kehidupan dan keheningan malam
atau
di dalam hentakan matahari dan sapaan rembulan
atau...
di sela helaan nafas dan layangan angan
saya kangen kamu
amat sangat...
sehingga seakan waktu berhenti berdetak
mencoba untuk memberikan ruang bagi saya
dan bayangan kamu

Tuesday, June 15, 2004

ada gula ada semut...

mungkin ini semua berawal dari dicabutnya program Tebu Rakyat Intensifikasi beberapa tahun lalu, yang mengakibatkan terlantarnya beberapa ratus hektar lahan kebun tebu, disusul lonjakan harga gula pasir pada waktu-waktu tertentu, sehingga ada program importir khusus untuk si manis ini.
mungkin pemerintah punya maksud baik; menjaga harga gula di pasaran agar tetap terjangkau, melakukan tender untuk program importir khusus gula yang akhirnya dimenangkan empat BUMN; PTPN IX, PTPN X, Rajawali Nusantara Indonesia, Perusahaan Perdagangan Indonesia.
mungkin memang menteri perindustrian dan perdagangan melewati, melupakan, mengacuhkan atau apalah istilahnya itu, definisi dari waktu pengapalan. Dua kata sederhana yang jadi sumber masalah sekarang.
mungkin dari awal PTPN IX memang sedang kembang-kempis sehingga mereka minta bantuan Induk Koperasi Unit Desa untuk mendatangkan gula sebanyak 108.000 ton dalam rangka memenuhi kewajiban mereka karena menang tender.
mungkin surat permohonan ijin perpanjangan dead-line waktu pengapalan itu terselip diantara tumpukan kertas-kertas dan sekarang sudah menjadi bungkus gorengan di tukang gorengan langganan pasar slipi sana.
mungkin sekarang sudah waktunya semua pemeran utama; direktorat jenderal bea cukai, direktorat jenderal perdagangan luar negeri, menteri perindustrian dan perdagangan, 4 pemenang tender impor terdaftar gula, serta INKUD duduk dalam satu meja dan membicarakan ini sebelum semuanya dipolitisasi (lagi...).

kok week-end masih lama siiihhhh.....

Friday, June 11, 2004


dear loneliness
please come in
look...
I have bought a new guitar
we can sing together now..
well maybe we should adjust the string first
yes of course...
you can help me a lot, you know...I'm not very familiar with tones
I promise,
I won't curse you anymore
As long as you don't come along with your cousins
Sorrow and Pain...
We can spend much time together now...
Or maybe we can learn much from this gentlement
Come on sing together...
....
I do
I do
I do
I do
I do love you
I do
I do
I do
I do
I do need you
I do
I do
I do
I do
I do think about you
There's nothing more that I want from you

.... (I do by ten2five)

Wednesday, June 09, 2004

huhuhuhu...redaktur gw sore ini mencoba merampas sebagian semangat nulis gw di blog

1615
sore itu saya sedang anteng mengerjakan tulisan berita hasil liputan tadi siang, ada beberapa informasi menarik sebenarnya, hanya saja yang 'benar-benar' menarik cuma dua informasi. Satu info saya buat berita tersendiri, satu info lainnya saya tulis berkolaborasi dengan teman saya
redaktur: "ada berita apa roi?"
roi: "ini mbak, tentang kredit itu sama tentang sertifikasi..."
redaktur: "ada tulisan artikel nggak?"
roi:
(ya amplop...artikel mampus deh gw...)..."ada sih bahan..." sambil mengacak-ngacak meja kerja yang sudah penuh tumpukan kertas dan buku serta pernak-pernik lain
jantung saya berdegup kencang....dua berita...satu artikel...mau beres jam berapa nih?
oh God...right man in the wrong time and wrong place
seandainya saya sedang makan sore...
seandainya ada stok artikel...
seandainya space iklan banyak...
seandainya aku bisa terbang, kan kujelang engkau kekasih...(kahitna mode on)
tapi akhirnya, mungkin karena saat itu saya tidak bisa menolak penugasan...
"ok mbak ada..."
anggap aja curhat buat blog tapi pake bahasa resmi

1630
dua berita selesai dan satu artikel tampak memanggil-manggil dengan mesra...namun....
rekan senior: "roi...sini deh"
saya mendekat dengan firasat buruk
roi: "kenapa mas?"
rekan senior: "itu yang tentang kredit macet, buat dialog besok di radio ******* ya?"

firasat buruk membesar
roi: "oohh..trus?" (mode bego on)
rekan senior: "bantuin saya ya? tolong cari dua narasumber dan kamu jadi hostnya...besok jam lima sore..."
roi: "tapi mas besok masih ada rakornas"
(ngeles mode on)
rekan senior: "yaa acaranya kan sore, lagian ditinggal aja dulu itu rakornasnya, udah kamu aja deh..."
roi: "tapi..."
rekan senior: "nggak apa-apa kok, katanya pernah kerja di radio..."
somebody...ambilin kasur gw mau pingsan nih...
roi: "iya deh"

penulisan artikel di tinggalkan, mengejar dua narasumber untuk acara besok tampaknya lebih penting...satu jam lebih berkutat dengan angka-angka nomor telepon, merayu sumber agar bisa datang, stress dengan sms...
huhuhuhu
later on
redaktur: "roi, itu berita dari daerah cukup, tulisannya ditunda dulu ya..."
roi: "oh..."

sekarang tinggal stress acara besok...

Sunday, June 06, 2004

remember how childish we are when falling in love?
...
last night
somewhere in my dreams
I hold your hand
so tight
kind of don't-let-it-go-we-can-get-through-this hold
I smile
You smile
...

Thursday, June 03, 2004

how does it feel if we killed someone?
is it feel ugly or bad?


Pagi ini saya bangun dengan perasaan aneh akibat sekelebatan mimpi tidur jam enam-an pagi (it's holiday time guys...).
Rumah orang tua saya di bandung kemasukan dua orang mafia, atau pembunuh bayaran ya? atau kriminal maniak ya? entah lah.
sound so weird eh?
apa yang mereka cari? entah juga. sebagian besar mimpi mungkin digariskan untuk tidak dapat dimengerti.
well anyway....
saya berhasil menyelinap ke luar lalu teriak-teriak minta tolong. ada beberapa hansip yang sedang berjaga-jaga di luar. mereka coba buat masuk, tapi rupanya pintu-pintu utama rumah sudah dikunci dari dalam.
Saya blingsatan...
di dalam rumah masih ada orang tua saya, bagaimana nanti kalau mereka 'diapa-apakan' ?
lalu ada pak rt lewat, saya coba minta tolong kepada beliau (mau tau siapa? Syafi'i Ma'arif, ketua Muhammadiyah saat ini...what the...anyway no political purpose here), yah dia coba berbuat sesuatu, tapi tampaknya tidak membuahkan hasil.
saya tidak sabar...
akhirnya saya masuk lewat pintu garasi berbekal baja tulangan diameter sekitar 10mm dengan panjang sekitar 4 m.
gw lebih baik ngebunuh orang daripada ngedenger mamah ngejerit...
si jahat pertama berhasil dilumpuhkan ketika saya mengaitkan bagian belakang lehernya dengan baja tulangan dan menghujamkan kepalanya ke tembok.
yang kedua, entah bagaimana caranya saya bisa menusukan baja tulangan itu ke lambungnya.
sesaat kemudian saya sudah terbaring di rumah sakit, semuanya serba putih; dindingnya, lantainya, tempat tidurnya, kasurnya, semuanya.
saya termenung "kok udah di sini lagi sih?"
somehow i feel ugly and bad inside, a deep one
...
sontak saya terbangun
entah kenapa 'rasa' itu masih bersisa.
jadi...
gimana rasanya ya?

Monday, May 31, 2004

....
malam ini
saya hanya ingin menggenggam tangan kamu
berbaring di padang rumput
menatap langit yang cerah
dan bulan yang penuh
sambil berbicara tentang harapan-harapan kita
....

Thursday, May 27, 2004

waktu berubah
demikian juga dengan orang-orang

....
i just didn't realized how fast it could be...

diawali dengan pagi yang membetekan:
bangun dari tidur pagi (tidur pagi? yap...kalo ada waktu biasanya saya tidur lagi sekitar jam 0600 sampai sekitar jam 0900...tapi ini amat sangat jarang)...
ok
bangun dari tidur pagi dengan amat sangat tidak nyaman karena jeritan seorang anak kecil. padahal saat itu saya sedang bermimpi dengan seorang wanita idaman saya. kita berdua sedang berdua saja, ngobrol ngalor-ngidul (walaupun hanya sekelebatan yang saya ingat; PLN dan PDAM...oh...jauh dari kesan romantis)
walhasil bangun dengan kepala pusing dan hati kesal. apa boleh buat, untuk mengembalikan tingkat kesadaran, saya putar the black album dari metallica...lumayan, berhasil. agak sadar saya.
tiba di kantor, cek koran, dan ada hal lain yang membuat bt. Kode saya tidak tercantum dalam berita headline dalam. ya amplop...kok bisa gini ya.
Reaksi pertama, ya tentu saja reaksi negatif...meskipun tidak menggunakan umpatan dalam kebun binatang. Selain itu, mau mengumpat siapa? kantor masih sepi.
Selepas siang, baru reaksi negatif itu berkurang.
"mungkin emang redaktur gw lupa ngasih kode"
"mungkin emang lagi kebagian piket dia jadi ribet"
"mungkin emang dia lagi sibuk mo nyiapin liputan ke medan"

...
sekian alasan bisa saja kan?

sore menjelang
dan speaker pesanan datang...

lengkap dengan sub-woovernya...
yang bisa mengeluarkan hentakan bas cosmic girl jamiroquai dengan jelas...
yesss

malam datang
dan setelah browsing beberapa blog
entah kenapa kesepian menjemput
padahal bagi saya; kesepian seperti aliran air dingin yang sangat memilukan...the fear will silence you...ini kata iklan fear factor di axn kalau saya sedang menontonnya di bandung.
dan sekarang saya mungkin sedang tenggelam di dalamnya

Sunday, May 23, 2004

Apa indikator yang kamu gunakan untuk menentukan liburan kamu terlalu panjang?
Kalau saya mungkin waktu masuk kerja lagi, sepertinya harus belajar dari awal.
Seperti sore ini, baru pulang dari Bandung langsung ke kantor buat menyiapkan bahan berita besok. Sekarang sudah ada dua bahan berita eksklusif, sejauh ini saya sudah 'terpana' di depan komputer lebih dari dua jam dan hanya baru menghasilkan dua alinea...biasanya kalau ada bahan eksklusif hanya dibutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk merampungkan berita....omigod
Padahal di liburan saya di Bandung tidak selama yang direncanakan, berhubungan 'todongan' redaktur Selasa malam untuk liputan mendadak ke luar kota (beruntung beritanya jadi HL); walhasil saya baru bisa berangkat Kamis siang, tiba kamis sore dan kembali minggu siang.
...jadi beginilah saya...iseng-iseng posting untuk kembali me-refresh kemampuan tulis menulis
Apa kabar Bandung?
Baik...
Sejak liburan terakhir ke Bandung awal bulan ini, ada satu tempat yang punya daya tarik lagi (selain palasari tempat pasar buku diskon).
Pasar Kota Kembang....Saya tidak 'memburu' bunga, tidak juga tas, pakaian atau pernak-pernik lainnya melainkan memburu keping kompak....CD maksudnya.
Pertama kali mendengar tempat ini dari seorang teman, waktu itu saya sedang mencari sebuah lagu, dia menyarankan supaya saya ke Pasar Kembang yang terletak di alun-alun Bandung....katanya sih "cari CD apa aja ada kok...dari lagu sampe DVD"
Penasaran...
saya akhirnya datang ke Jalan Dalem Kaum...setelah mengelilingi Jalan Dalem Kaum dan Jalan Asia Afrika...(dan sempat salah masuk lorong pasar yang menggunakan nama yang sama: Pasar Kembang) akhirnya ketemu juga.
Menempati gedung satu lantai, belasan kios tumplek menjadi satu dan hampir 99% menjajakan CD dengan berbagai macam format. Mulai dari CD MP3 lagu tahun 60-an sampai DVD film terbaru. Suasananya agak penuh sesak, ternyata memang banyak peminatnya. Apalagi waktu kemarin saya kesana, ada beberapa bule juga yang memburu DVD film...
yeaahhh...long life piracy ya bu....
Melihat tempat itu saya sempat berpikir mungkin sistim kapitalis lebih nyata diterapkan di sini....nggak tau juga sih.
Setelah puas menambah koleksi lagu di komputer...sekarang saya tergoda buat memanjakan telinga saya dengan membeli speaker yang dilengkapi sub-woover
Ada yang mau bantuin dana nggak?

Monday, May 17, 2004

orang bilang:
hidup tidaklah terpaut pada masa lalu
tapi menyongsong masa depan
.....
.....
yah sudah seminggu lebih saya tidak mengapdet blog ini, maaf buat teman-teman yang sudah berbaik hati to kill your time just to check this not-so fast-updating-blog...
....
tapi bener deh, minggu kemarin amat sangat crowded...diawali dengan kunjungan semalam ke Yogya...liputan pagi seputar thamrin (padahal mau ngabisin Rabu pagi untuk terlena di kasur....)...janjian sama orang-orang nggak jelas doyan ngaret yang akhirnya keukeuh sureukeuh minta di jadwal ulang buat ketemuan...dan diakhiri dengan piket redaksi hingga malam akhir pekan...belum lagi tugas liputan sialan ke jakarta utara (yang cuacanya amat sangat tidak ramah...di sini hujan di sana kepanasan....) yang mengambil jatah hari libur tercinta.
Beruntunglah...sempat menikmati week-end juga akibat rencana mendadak dari seorang teman dan salah belok dalam perjalanan...walhasil malam minggu kemarin saya begadang...dan minggunya baru nyadar menjelang dzuhur.
dan sekarang...minggu ini...SIAP SIAP KE BANDUNG......huahahaha

ps: buat seseorang yang menemani satu jam dari waktu begadang saya...thanks a lot...thanks buat ngasih waktu tidur kamu yang berharga hanya untuk pembicaraan ngalor ngidul kita...mudah-mudahan nggak kapok ya....
it really mean a lot for me...

Friday, May 07, 2004

melati
biarkan dia mendekat menyapamu
biarkan dia menatap memujamu
biarkan dia mengajakmu bercengkarama di bawah pelangi
biarkan dia mengajakmu duduk berdua menatap senja sambil berbagi kisah
biarkan dia menggandengmu menyusuri kehidupan

melati
mungkin dia punya sekarung harapan, sedangkan kamu...saya tahu kamu punya sebelangga kasih sayang. kenapa tidak kalian saling berbagi?

Tuesday, May 04, 2004

setetes air jatuh dari langit
menembus udara jakarta yang panas
namun dia menghilang
tersambar sengatan panas mentari

setetes air jatuh dari langit
meluncur menembus awan
dibelai hembusan angin
panas sudah tidak menyengat lagi
rupanya kawan awan menyergap mentari

setetes air jatuh dari langit
terbang bebas di udara
sambil sesekali menggapai angin
tersenyum dia
lalu menempel di hijau daun

setetes air jatuh dari langit
jatuh...
terus jatuh
tersenyum juga menyongsong bumi
lalu menghilang di telan tanah
namun senyumnya masih tersisa di udara

Thursday, April 29, 2004

hoi...
kamu...
yap bener kamu
kamu yang mukanya merona merah tiap kali kita berbicara
kamu yang selalu gugup tiap kali saya menyapamu
kamu yang selalu membuat saya tidak nyaman dengan tatapanmu
kamu yakin?
yakin mau menghabiskan sisa hidup kamu dengan saya?
kamu yakin dengan saya yang childish....
egois dan mau menang sendiri...
pelupa....
pernah terbayang kah kalau suatu hari nanti saya terbangun dan melihat kamu langsung bertanya..."kamu siapa ya?"
yaa...mungkin nggak separah itu sih...
tapi apa kamu yakin?
yakin untuk menghadapi apa yang akan terjadi nanti
karena saya hanya punya ini:
jiwa yang buram dan hati yang keruh
buram dengan hentakan pengalaman
keruh oleh pergolakan rasa
apa kamu yakin untuk bisa menyediakan tempat berkeluh-kesah bagi saya?
apa kamu yakin untuk membelai saya saat saya terkapar terhempas kehidupan?
apa kamu yakin untuk bisa menuntun saya saat saya lelah?
apa?
masih tetap yakin?
ya udah
mana jemarimu? sini...
genggam jemari saya
bukan...
bukan seperti itu
genggam jemari saya
seperti halnya kita berdua akan terbang bersama impian kita
seperti halnya kamu menggantungkan semua keinginan kamu
seperti halnya kamu mempercayai saya (tidak perlu utuh untuk mempercayai saya, karena masih ada hal yang lebih hakiki untuk kamu percayai...)
masih kurang kuat...
nah begitu
kita mulai sekarang
siap?
...
dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang....

Wednesday, April 28, 2004

kadang
saya bisa mensyukuri keadaan saya sekarang. Berinteraksi dengan orang banyak, memperkirakan pergerakan arah isu atau informasi. Jam kerja yang tidak terikat. Teman-teman semuanya. Bebas

kadang
saya ingin jadi sutradara atau produser film. Saya punya ratusan ide skenario yang bisa jadi box-office. Saya punya banyak skenario romansa yang bisa melegenda seperti Romeo and Juliet, atau skenario action yang bisa membuat penonton menahan nafas. Saya bisa menciptakan panggung kehidupan saya sendiri, walaupun saya sadar itu semuanya semu.

kadang
saya ingin jadi petani di pedalaman terpencil sana. Menghindari hiruk pikuk kehidupan; mulai dari polusi sampai kolusi. Pagi hari menikmati embun, siang hari menggauli ladang, sore hari menatap surya, dan malam...malam saya akan bersimpuh di sebuah tanah datar lapang, bertafakur sambil melihat bintang

kadang
saya ingin jadi seorang khadam di sebuah mesjid di saudi arabia, mekkah, atau mungkin hanya sekedar musholla di baitullah. Saya ingin menggali ketenangan batin dalam balutan kekuasaan Yang Maha Kuasa, merasakan kedamaian hakiki.

kadang
saya tidak mau waktu beranjak, saya masih mau menikmati waktu bersama kamu. Meninggalkan kesendirian yang ada, berbagi rasa sama kamu. Melihat kamu manyun, tersenyum, atau tertawa, atau ngotot-ngototan sama kamu.
Kita masih utang janji buat makan di warung kaki lima kan ya?

Thursday, April 22, 2004

attention for all young husband...
do not...I repeat..do not...take your wife to JHCC until this saturday
your wallet will cry....

variety of mmm....keramik...what do you call this in english..pottery?...


aroma therapy stuff...need help to get sleep or relax everyone?


colorful pillow


eventhough the mother's day has already passed...this kebaya-dress is very suitable to attend formal occasion


by the way...don't forget to get this

and when the rain comes just like yesterday...you'll have to face the jam through the night come


enjoy

Thursday, April 15, 2004

tinininit
.......
tinininit
buset deh...siapa yang masang alarm seehh?
tinininit
plis dong mati-in
.....
sip...zzzzzzz...
.....

tinininit
ya amplop...bunyi lagi?
tinininit
........
tinininit
tau ah gelap....zzzzzz
.....

tinininit
....bener-bener nih...
tinininit
........
tinininit
saya membalikan badan...
dapet hadiah rumah jauh begini...cakepan juga dapet mentahnya aja.....
IKLAN SIALAN!!!!!!!!

well ternyata suara, bagi saya setidaknya, mempunyai kemampuan untuk 'menipu' panca indera kita. Saya teringat beberapa tahun yang lalu, awal-awal perkenalan saya dengan Metallica.
Saya duduk termanggu menikmati dentuman keras dan lengkingan gitar personel mereka pada Crash Course in Brain Surgery:
Look inside and you will see
The words are cutting deep inside my brain
Thunder burning, quickly turning
Knife of words is driving me insane
Insane, yeah.....

buset nih lagu...(seraya mengangguk-anggukan kepala mengikuti irama)
Raven black is on my track
He shows me how to neutralize the knife
Show to me in surgery
The art of fighting words to conquer life
Conquer life, yeah
ooooh, ooooh, ooooh, ooooh

hah?...siapa yang tereak-tereak gitu ya? ada artis lewat mungkin? kok banyak sih yang tererak-tereak
yyeaaahhh..rock and roll
rock and roll? nanti dulu......
ternyata itu bagian dari lagu yang menghentak tersebut...
hehehehe...

kali lainnya adalah saya termanggut-manggut menikmati hentakan Rockefeller Skank dari Fat Boy Slim di sebuah rumah teman...
memasuki bagian akhir lagu terdengar dering telepon di tengah dentuman lagu
kringg....kringg....kringg....
buset ini yang punya rumah kok teleponnya model apkiran gini sih?
"eh ada telepon tuh...angkat"
kringg....kringg...kringg...
saya menoleh ke arah teman saya yang sedang bersantai di kasur...
"woi...telepon"
si teman nyengir kuda...."itu dari lagu tau...."
"oh...."

Monday, April 12, 2004

Episode pertama, akhir 2000
Seorang roi gamang, menghadapi kemungkinan untuk hidup di jakarta. Menempuh kehidupan baru, perusahaan baru, suasana baru. Suasana yang sama sekali berbeda dengan keseharian yang digeluti selama ini.
Mungkin karena ego sebagai lelaki yang membuat seorang roi untuk menjalani pilihan hidup di jakarta. Meskipun tidak jarang beban batin kesepian mendera di tengah keramaian jakarta.
"Pulang aja, Mamah Papah masih bisa ngebiaya-in hidup kamu kok"
"Kamu itu laki-laki, bakalan ngasih makan anak orang..."

Dua perkataan kontradiktif yang sampai saat ini tak lekang di ingatan, menyiratkan kasih sayang seorang ibu dan dorongan seorang ayah.

Episode kedua (pertengahan 2001)
hari-hari berlalu: pekerjaan, wawancara, dead-line tulisan, rapat, arrange pertemuan, collecting data, jumpa pers....
rasanya kesibukan mulai menghilangkan beban kesepian di hari kerja. Pulang ke Bandung merupakan barang mewah, dan seorang roi selalu menantikan hal itu.
Antar jemput adik ke kampus dan sekolah, mendampingi mamah di pasar, santai bersama teman lama, menyusuri dago, kaki lima cikapayang...

Episode ketiga (pertengahan 2002)
Teteh menikah....sebagai anak perempuan semata wayang, seluruh keluarga menyiapkan ritual pernikahan semaksimal mungkin. Seorang roi juga demikian adanya.
Ijin dari kantor Kamis pagi, kurang tidur dua hari, dan Minggu harus sudah masuk ke kantor.
Sebenarnya bukan itu yang menjadi beban bagi seorang roi. Beban yang menggantung di pikirannya adalah...
siapa yang nemenin mamah nanti? satu-satunya anak perempuan di keluarga, temen ngegosip dan masak bareng mamah sudah harus 'lepas' dari keluarga...
tapi hidup harus berjalan terus dan menyisakan kesepian yang menjelang

Episode keempat (awal 2003)
kesepian itu makin terasa menikam di rumah. adik pertama seorang roi sudah disibukan dengan skripsi dan magang kerja, sedangkan adik kedua sudah menjalani kehidupan kampus. kebersamaan antara anggota keluarga rupanya memang sudah menjadi barang langka rupanya.
pernah merasakan rasa dingin yang mencekam ketika rumah yang biasanya hiruk pikuk oleh canda dan cela anggota keluarga tiba-tiba menjadi sunyi senyap?.........

begitulah yang terlintas di benak saya ketika rangkaian panjang argo gede perlahan mulai meninggalkan gambir pada awal liburan kemarin.
apakah nanti saya hanya akan mendapatkan kesepian semata di bandung?
entah apa yang mendorong saya untuk kembali mengarungi kesepian, mungkin sekedar bersilaturahmi, meyakinkan kedua orang tua saya bahwa seorang roi baik-baik saja, tak kurang satu apapun, dan meyakinkan diri saya bahwa keluarga di bandung juga baik-baik saja.
Saya mencoba untuk menikmati kesepian ini, toh nantinya juga saya akan merasakan kesepian yang kekal bukan? hingga masa hisab datang...

Tuesday, April 06, 2004

si anu: Kamu nggak ikut pemilu?
roi : ....
si anu: nggak ikutan nyoblos ya?
roi: nggak (sambil memperlihatkan ke-sepuluh-jarinya yang tidak bertinta)
si anu: Kamu gimana sih?!! ini kan sama artinya membuang hak kamu sebagai warga negara. Kamu warga negara Indonesia kan?! Harusnya kamu menggunakan hak kamu untuk memilih, memilih wakil kamu di pemerintahan, menentukan masa depan bangsa ini lewat pemilu!! Kamu udah nggak perduli sama bangsa kamu sendiri ya?! Warga negara macam apa kamu? Nggak perduli sama nasib bangsa sendiri! Kamu harusnya malu tau!!
Hanya disuruh nentu-in pilihan aja kamu nggak mau, gimana kamu bisa berpartisipasi buat nentu-in nasib bangsa kamu sendiri!
roi: muke lo jaoh...gw nggak dapet kartu pemilih TAU!
si anu: oh....


Banyak yang beranggapan persiapan administrasi Pemilu tahun ini merupakan persiapan yang paling parah sepanjang pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Deputi Centre for Electoral Reform (Cetro) Hadar N Gumay mempekirakan pada pelaksanaan Pemilu tahun ini, antara 10% sampai 15% warga Indonesia tidak bisa menggunakan haknya karena kekacauan persiapan administrasi. Total jumlah warga negara yang punya hak pilih katanya sekitar 148 juta orang.
Saya sendiri memperkirakan bahwa persentase warga negara yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya lebih dari 15%. Mungkin bisa sampai 30% atau 35%. Mengingat bahwa perhitungan hasil Pemilu tahun ini menggunakan sistim proporsional, mungkin bisa dibayangkan 'kadar' keterwakilan rakyat dalam hasil pemungutan suara: rendah atau bahkan sangat rendah.
Rasanya sia-sia saja tujuan iklan layanan masyarakat yang mengajak untuk menggunakan hak pilih kita. Padahal sejak satu atau dua bulan terakhir iklan-iklan layanan masyarakat itu lumayan gencar ditampilkan di media cetak dan media elektronik.
KPU....ngapain aja si lo? persiapan taun-taun cuman segini hasilnya?
Melihat cukup besarnya anggota masyarakat yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya, mau tidak mau ada pikiran negatif yang melintas di benak saya.
....mungkin ada pihak-pihak tertentu yang mau memanipulasi suara pilihan rakyat pada pemilu kali. berhubung sistimnya berbeda, jadi diambil langkah seperti ini...menghilangkan hak suara sebagian masyarakat.
Indikasi itu semakin kuat ketika salah seorang pengusaha terkemuka Indonesia, Probosutejo, mengungkapkan bahwa dirinya ditawari untuk membeli kartu suara, selembarnya dihargai Rp50.000. Probosutejo akhirnya membeli kartu suara itu, tapi tidak untuk digunakan untuk ikut Pemilu, namun dibeli sebagai barang bukti bahwa ada kegiatan jual beli kartu suara.
Yah...beginilah Indonesia...

Thursday, April 01, 2004

Tuhan...
berikan saya ruang dan waktu yang tidak berbatas
agar memiliki kelegaan hati dan jiwa yang teramat luas


entah kenapa beberapa waktu yang lalu, niatan untuk membuat origami angsa yang bisa digantung di atas meja kantor kembali muncul. akhirnya sekarang, empat buah angsa kertas selalu menemani saya dalam aktivitas kantor.
dan keempat angsa kertas itu bisa berputar sendiri karena hembusan udara ringan.
dan sekarang
saat semua keruwetan menyatu
semua permasalahan berpadu
empat angsa kertas itu seakan mengajak saya terbang
sejenak melupakan kelelahan
.....
pernah merasakan bahwa segala sesuatunya yang sedang kita hadapi adalah sebuah kesalahan yang terorganisir sehingga diri kita sendiri tidak bisa menata perbuatan kita satu per satu?
yah...begitulah yang saya rasakan beberapa hari terakhir ini,
mungkin ini ada hikmahnya...
well, God work in mysterious way , jadi semua ini mungkin memang ada hikmahnya

Monday, March 22, 2004

pria itu menangis histeris sambil mengelus wajah seseorang yang tergolek di tandu.
sedangkan pria di tandu itu....
mungkin dulu yang terlihat di bagian atas kepalanya adalah lilitan sorban putih, namun yang terlihat sekarang adalah bungkahan otak manusia, yang tampaknya belum pecah, terurai dari batok kepala yang sudah bolong.
warna kulit wajahnya...lebih dari pucat...putih kehijauan. mungkin karena seluruh darah yang ada di tubuhnya sudah terkuras habis lewat batok kepala yang bolong itu.
pria yang menangis itu adalah salah seorang pendukung hamas
sedangkan pria di tandu itu adalah Sheikh Ahmed Yassin, pendiri dan pemimpin hamas.
gambar itu diambil oleh salah seorang kameramen atau koresponden reuters di jalur gaza, sesaat sebelum jenazah Sheikh Ahmed Yassin dibawa oleh ambulan.
saya tidak bisa dan tidak tega untuk menampilkan foto itu di sini. Terlalu kejam rasanya.
entah kenapa beberapa saat kemudian, sebuah lirik lagu iwan fals kembali menyeruak dalam ingatan
....
Oh..ya andaikata dunia tak punya tentara
Tentu tak ada perang yang makan banyak biaya
Oh...ya andaikata tak punya tentara
Tentu tak ada perang yang makan banyak biaya
Oh...ya andaikata dana perang buat diriku
Tentu kau mau singgah bukan cuma tersenyum
Kalau hanya senyum yang engkau berikan
Westerling pun tersenyum

....

Naif rasanya kalau mengharapkan adanya perdamaian di kawasan teluk sana; israel yang keras kepala, palestina yang tidak mau kalah dan arab yang terpecah.
perang dunia pertama dan kedua dimulai dari kawasan yang dulu disebut Yugoslavia.
Mungkin nggak ya, perang dunia ketiga dimulai dari kawasan teluk?

Wednesday, March 17, 2004

just want to share with anyone who read this
--------------------------

semalam, setengah terlelap saya terbangun, entah apa yang membuat saya langsung mencari ponsel saya dalam kegelapan.
dan ternyata sebuah pesan singkat masuk
A bs telp ke hp skarang. mo konsultasi niy
adik saya yang pertama ternyata, konsultasi apa ya?
....
halo?
iya A...
Aa telepon ke rumah aja ya
(lebih murah pikir saya)
iya deh
...
halo
iya A
kenapa?
A kemaren-kemaren ada di campus ada job fair kaya gitu...iseng-iseng daftar ke samsung sama maersk. kalo samsung nanti kerjanya di bekasi, trus kalo yang maersk kerjanya di tanjung priok. tapi kayanya lebih tertarik ke maersk soalnya katanya bisa disekolahin di denmark sana
....bla bla bla


satu pikiran terlintas
akhirnya. temen berantem pas kecil itu udah mau 'terbang' juga
ada rasa haru terselip
good luck ya
semoga semua yang kamu dapet selama ini baik di rumah ataupun di luar rumah bisa jadi bekal yang cukup buat kamu

------------------------------

just asking kalo yang ini...
no offend
kenapa ya temen-temen deket gw yang cewek kalo 'dapet' waktu-nya ampir bersamaan?
jadi ada saat-saat dalam satu bulan...
gw dijutekin secara bersamaan
omigod...

Monday, March 15, 2004




Hi monday
here I come
pekan yang baru
hari yang baru
matahari yang baru

semoga minggu ini
saya dapat menjalani
untaian hari tanpa henti
tumpukan tugas yang menanti

semoga minggu ini
saya diberkati kekuatan hati
kemantapan angan
keleluasaan asa

selamat tinggal minggu lalu
selamat tinggal asa kelabu

Hi monday
here I come

Tuesday, March 09, 2004



ladies and gentlement, this is captain speaking, in the few minutes we will be landing at incheon international airport, the local time is 07:30, and the weather is a little bit cloudy and snowy....

salju?...yes...gw mau ngeliat salju nih sekarang...
tapi...ya amplop...
gw cuman bawa jaket dua biji
mampus deh gw...


semuanya berawal dari ucapan redaktur saya
"roi, kamu mau beli ginseng? nih ada undangan", katanya sambil menyerahkan sehelai kertas.
saya pikir ibu yang satu ini bercanda
ngapain juga gw beli ginseng?
...
HAH ke Korea?
YESSS!!!


undangan liputan itu sempat tertunda karena masalah administrasi visa di kedutaan besar korea selatan (yang akhirnya membuat saya bisa bergabung dengan rekan-rekan di acara trekking of the year...sip lah)
kami (RCTI, TVRI, Kompas, Republika, dan Bisnis Indonesia) berangkat dari Jakarta Kamis malam, sekitar pukul 22:00 dengan Korean Airlines. Selama penugasan liputan, baru kali ini saya bisa merasakan penerbangan malam. Yang terbayang adalah nikmatnya istirahat dibalut kegelapan langit malam.
Namun ternyata oh ternyata, saya mendapat tempat duduk paling belakang. tempat duduk yang terhalang oleh partisi sehingga tidak bisa direbahkan secara optimal. walhasil selama enam jam penerbangan tanpa transit, saya mungkin hanya sempat tidur-tidur ayam sekitar satu jam...
Tiba di Incheon Seoul sekitar pukul 07:30.
for those who wondering why we arrived at seven thirty in the morning, considering that we take off at 22:00 and about six hour time to travel. well...there's a time difference between indonesia and korea about two hours.
jadi begitulah, diantara kegirangan saya karena melihat salju pertama kali (*mode kampungan on*) ada juga rasa was-was akibat kemungkinan parahnya rasa dingin yang ditimbulkan.
Dan menurut visitor escort kami (dia seorang direktur...tepatnya overseas division director...omigod), dalam 100 tahun sekali musim salju di korea berlangsung hingga awal Maret, dan kesempatan itu tepat jatuh pada saat kedatangan kami ke korea.
dan memang menurut beberapa informasi yang saya tangkap (saya sama sekali tidak bisa membaca dan berkomunikasi dalam bahasa korea), salju di negeri ginseng tahun ini termasuk yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir. transportasi tersendat sementara karena di beberapa ruas jalan utama ketebalan salju cukup tinggi, beberapa rumah kaca milik petani hidroponik rubuh karena kaca yang ada tidak sanggup menahan beban salju, sapi-sapi yang kedinginan di luar, beberapa ritel skala kecil yang tidak beroperasi karena bangunan rubuh, dan yang lainnya. pemerintah setempat akhirnya mengerahkan tentara untuk membersihkan salju yang menggangu.
beruntung pada hari kepulangan kami, salju sudah mulai mencair.
baru kali ini saya mendapatkan undangan liputan yang suka-suka, di seoul kami sama sekali tidak terikat dengan jadwal liputan, rencana liputan kami yang rencanakan, pihak penyelenggara hanya menyediakan tranportasi dan akomodasi.
..........
apa yang menarik di Korea?
mungkin semuanya: budayanya, bahasanya, masyarakatnya...
dari sisi budaya misalnya, tidak ada orang muda yang berkumis atau berjanggut. salah seorang pengusaha korea yang sempat melewatkan waktu menemani kami mengatakan bahwa hanya orang tua bercucu yang mempunyai janggut dan kumis.
ketika saya tanyakan alasannya, dia hanya menjawab bahwa itu hanya tradisi di korea untuk menghormati orang yang lebih tua.
sama halnya dengan merokok, jika tidak ada orang yang lebih tua merokok, pantang bagi orang muda korea untuk menyulut api rokok. sopan santun katanya.
hal lainnya adalah tempat duduk di bus. seorang visitor escort yang kebetulan orang indonesia sempat 'disemprot' oleh orang tua yang tidak dia kenal hanya karena membiarkan seorang ibu berdiri di subway, sedangkan dia enak-enak duduk.
"padahal waktu di jakarta kan hoki-hokian kalo buat tempat duduk di bus ya..." kata dia sambil nyengir.
budaya di sana juga membatasi kita untuk....apa ya istilahnya...mungkin kalo basa sundanya: ngetrek awewe, iseng menggoda gadis yang lewat.
mengucapkan: gadis cantik (agasi yapuda...kalo nggak salah) kepada gadis yang sedang lewat di depan kita hanya akan mendapatkan pandangan sinis dari gadis itu, karena kita bisa dianggap kurang waras...
bagaimana dengan makanan?
well...mungkin orang korea nggak bisa makan tanpa asinan bogor...
setiap kali acara ritual makan, hidangan acar tidak lupa untuk dihidangkan. ada sekitar enam atau tujuh jenis acar yang menjadi teman makan, baik untuk sarapan, makan siang atau makan malam.
orang korea juga biasa memakan lauk terlebih dahulu, baru nasi belakangan. dan porsi nasi ini cukup besar, tiap orang mendapat jatah sekitar satu mangkok sayur nasi. rasanya lebih mirip ketan, liket...
pertama kali makan malam dengan orang korea saya takjub. meja di hadapan saya penuh dengan acar-acaran dan tempat panggang mini. mungkin karena saat musim dingin, kami diundang untuk makan malam barbecue sambil menghangatkan diri.
potongan daging tipis mentah langsung diletakan di panggangan yang sudah panas. sambil menunggu daging matang, kami mencoba berbagai jenis acar tersebut. ada yang masih bisa 'diterima' oleh lidah kami, namun ada juga yang rasanya aneh. dan ternyata kami tidak perlu menunggu lama untuk menunggu daging matang, hanya dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai lima menit.
jadi keingetan rumah-nya aip nih....
kapan bakar-bakar lagi ya?....

bahasa?
saya hanya mempelajari dua kalimat...
kamsa hapmida (terima kasih)
shela hapmida (permisi)


-------------------------

update: foto sebagian sudah dilihat di sidebar foto
enjoy

Tuesday, March 02, 2004

saya bersiap, duduk bersila lalu mengambil Al Qur'an untuk membaca surat Yaasin; untuk mengenang adik pertama saya yang telah meninggal beberapa waktu yang lalu.
tapi saya tertegun...saya hanya mengenakan celana pendek, sama sekali tidak memakai selembar sarung ataupun sehelai pakaian atasan. biasanya untuk ritual seperti ini saya selalu merapihkan diri saya dengan mengenakan pakaian yang pantas.
kenapa ya?...biarin deh
yang penting niat kan...

saya mulai membaca surat Yaasin, entah mengapa kali itu saya merasa agak kikuk untuk membaca ayat-ayat suci Al Qur'an. mungkin bukan Al Qur'an yang biasa saya baca, batin saya.
sambil membaca ayat-ayat suci, pikiran saya melayang pada kenangan adik pertama saya. dulu mungkin kami sering bertengkar, namun seiring perjalanan waktu dan kepindahan saya ke Jakarta, saya merasakan bahwa hubungan saya dengan adik-adik saya semakin dekat. benar kata pepatah, jauh di mata dekat di hati.
dia anak yang baik, berbakti kepada orang tua, sesekali pergi gaul dengan teman-teman di kampus. Tipikal anak kampus ideal. dia mempunyai beberapa kelebihan daripada saya, kakaknya. kelebihan yang mampu membuat saya dulu sempat iri, namun sekarang kelebihan yang dia miliki membuat saya bangga sebagai kakaknya.
kembali saya merasa aneh, kenapa rasa kehilangan ini tidak terlalu besar? kenapa tidak ada tetes air mata yang mengalir di pipi saya?
aneh...
tiba-tiba saya mendengar suara keras pintu garasi yang sedang ditutup. saya tersentak, karena biasanya yang melakukan rutinitas itu adalah adik pertama saya. sebagai anak lelaki terbesar setelah kepergian saya ke Jakarta, menutup pintu garasi adalah salah satu kewajiban dia.
lalu terdengar jeritan ibu saya memanggil namanya...
namun itu lebih menyerupai rintihan...
memelas...
beberapa kilatan bayangan timbul di benak saya...
adik saya telah meninggal...
tertabrak mobil...
kepalanya terbentur di bagian belakang
dan tidak pernah bangun lagi..
saya dikejutkan kembali oleh teriakan ibu saya...
saat itulah saya mulai terisak...
kenapa kamu yang harus duluan?
Aa pengen banget ngeganti-in tempat kamu
Aa nggak mau ngalamin perasaan ini

saya terisak...
....
....
saya terbangun dari tidur sambil menahan isakan tangis, tangan saya menggapai mencari handphone yang tergeletak di sekitar kasur...
call rumah...nada sambung terus
call teteh... nada sambung terus
call rumah...masih nada sambung
call teteh...voice mail
call adik pertama saya.....diangkat...
"kamu nggak apa-apa?"
"nggak"
Alhamdulillah
"baru bangun tidur ya?"
"ya A, tapi nggak apa-apa.."
"kok nelepon ke rumah nggak ada yang ngangkat?"
"mungkin kabel listriknya lagi di copot, mau nelepon ke rumah? bentar ya..."
.....
saya termenung...
mungkin selama ini saya masih belum menyadari arti penting kehadiran seseorang.
mungkin Dia ingin menyadarkan saya bahwa saya telah kehilangan sesuatu yang amat sangat berharga

ma'afin gw Wi...
terima kasih buat segalanya
....

Saturday, February 28, 2004

Selamat sore Jakarta,
petang ini kamu cantik deh
You know what? Kayanya saya nggak bakalan melupakan sore ini, hari ini, akhir pekan ini...
Jum'at siang, konfirmasi penundaan penugasan liputan didapat. Saya menghubungi bapak ini
"om, masih ada seat buat ikutan trekking nggak?"
"wah kalo buat elo sih nggak ada roi...
...
becanda lagi, masih ada kok,"
"gw bisa ikutan nih, penugasannya ditunda"
"ok deh, kumpul di Pasar Festival sekitar jam 1900 ya"
"sip"
Kami belum pernah bertemu sebelumnya, it's so amazing how communication technology works.... Begitulah, saya yang belum pernah bertemu muka dengan bolgger lain, kecuali dian gretan dan atta (ini sih temen sekantor...), mencoba untuk lebih mengakrabi teman-teman blogger yang lain lewat trekking ini.
ada balq dan desy, ollie, eyi, sherni, akasa, iqbal, atta, detta dan akbar, serta chipie. Tidak lupa aip dan wiena yang menjadi tuan rumah base camp.
Begitulah Jakarta, saya meninggalkan kamu sementara waktu untuk bercengkrama dengan mereka. Amazing and wonderful people I guess. Cerita, ketawa, cela-cela-an, ketawa lagi, cerita lagi, masih ketawa...
Saya teringat, seorang kawan saya pernah berkata: "Kalo kamu mau tau sifat asli orang laen, ajak deh ke gunung. di sana bakalan keliatan sifat asli dominan dia."
nasihat dia, mungkin ada benarnya, dan mungkin juga salah. Nggak apa-apa kok, yang penting Jakarta, akhir pekan ini saya mendapatkan sepotong kebahagian dari sekelompok orang-orang yang baru saya kenal.



belakang (ki-ka): desy, akasa, iqbal
tengah (ki-ka): balq, eyi, sherni, ollie, aip
depan (ki-ka): atta, wiena

terima kasih buat semuanya dan buat segalanya, keep in touch guys

------------------------------------

up-date
setelah melalui seleksi ketat, berikut beberapa foto yang lumayan untuk ditampilkan


sesaat sebelum keberangkatan, ollie sempat bercengkrama terlebih dahulu dengan gadis-gadis petualang, ditemani semangkuk mie rebus karya aip


nyantai dulu ya...di warung mang idi


balq...mengapakah dirimu? jongkok sendirian...


gambar ini diambil di tempat shooting Uji Nyali Dunia Lain...


balq...jangan kabur dong...


dalam perjalanan pulang, saya menemukan anak hilang ini.
Dengar lah rintihannya "Saya jauh-jauh datang ke sini buat cari jodoh mas, cari berkah, tapi pulang nggak tau jalan..."
psssttt...dia cukup ganteng lho...

Wednesday, February 25, 2004



the time has come

"Nanti papah disini," katanya sambil menunjuk lahan kosong berukuran 0,5 x 1 meter persegi diantara dua buah nisan.
saya tertegun.
Saat itu saya dan beserta kedua orang tua saya selesai berziarah ke makam sesepuh di kawasan Garut.
Nada suara itu yang membuat saya tertegun, tenang menghanyutkan seperti biasanya...siapkah saya kehilangan kedua orang tua saya nanti?
Saya teringat ketika saya harus pulang pergi Jakarta Bandung mengantar papah, sering kali saya harus meyakinkan diri saya dengan melirik orang tua yang duduk tertidur di sebelah saya...apakah masih ada denyut nafas disana?...
Waktu berjalan, tahun berganti, dan saya tetap selalu merasa was-was kehilangan kedua orang tua saya.
Namun rupanya Allah berkehendak lain, yang menempati lahan itu adalah ibunda papah di Garut, mulai akhir pekan lalu.
Awalnya hanya kabar dari sepupu saja, "Teteh (panggilan Nenek) tos teu tiasa tuang, atos lima dinten. (Nenek udah nggak bisa makan, udah lima hari)"
sore harinya, kami bertiga langsung berangkat ke garut....
pernah merasakan bagaimana rasanya bepergian ke tempat orang dekat di hati dan jiwa kita yang sedang sekarat?
sepanjang perjalanan, saya, mamah dan papah hanya membisu. bertanya-tanya apakah kami sempat bertemu dengan nenek untuk yang terakhir kalinya? apakah Teteh bisa sembuh dengan kedatangan kami? Kapan terakhir kali saya berbicara dan bersalaman dengan Teteh? Apakah Teteh bisa sehat lagi?....
ratusan atau mungkin ribuan pertanyaan hinggap di pikiran saya.
Tiba di kawasan Karawang Garut...ternyata Teteh sudah rapih dibungkus dengan kain kafan dan ditidurkan di sehelai kain batik. Kami tidak pernah mendapat kesempatan terakhir itu.
Mamah langsung terisak, sementara saya dan papah langsung duduk di samping jenazah. Ketika papah membuka kain kafan untuk melihat wajah Teteh untuk terakhir kalinya, saya membalikan badan...tidak tega mungkin, selain itu saya juga ingin mengambil air wudhu untuk shalat jenazah...
dan begitulah, akhirnya Teteh yang menempati lahan kosong itu, diapit oleh nisan buyut saya dan nisan saudara jauh.
Dan yang paling mengiris hati saya saat-saat itu adalah...
papah nggak nangis....
rasanya bakalan lebih lega hati saya kalau melihat papah meledakan emosinya saat itu.
melihat dia menangis karena kehilangan ibundanya...

the time will come...

Thursday, February 19, 2004



Seberapa besar rasa percaya kamu kepada ramalan?
Beruntung saya bukan tipe orang yang rela membeli sebuah majalah, Koran atau tabloid tertentu hanya karena ingin membaca ramalan, yang mungkin biasanya rubrik favorit di sebuah media.
Meskipun tidak terlalu menikmati ramalan yang 'bagus', ramalan 'buruk' selalu membuat saya tersungkur dalam keputus-asan, terlepas apakah ramalan itu benar atau tidak.
Pertama kali diramal secara serius adalah ketika saya dan beberapa orang teman menyusuri jalan dago pakar yang menembus ke kawasan wisata Ciater, beberapa tahun yang lalu ketika saya masih SMA.
Sambil melepas lelah, seorang teman saya mencoba untuk meramal menggunakan kartu tarot. Saya ingat betul saat itu dia masih 'nyontek' dari sebuah buku lusuh untuk membaca arti susunan kartu tarot.
Tiba giliran saya...
"Kamu nggak punya masa depan roi, hidup kamu nggak menentu...."
Hanya segelintir kata yang saya ingat tentang ramalan kartu tarot itu, dan itu membuat saya termenung lama dan berpikir "ancur deh idup gw kalo udah gede..."
Dan itu membuat saya seperti kehilangan pegangan pegangan, rasanya semua rencana masa depan saya buyar dan rasanya seperti tidak ada gunanya lagi untuk berusaha lebih banyak.
Entah kenapa saya masih bisa bertahan sampai saat ini...
Dan itu terulang kembali sore tadi.
Sepulang liputan, saya dan teman saya mencoba bersantai di food-court basement gedung perkantoran kami. Sambil iseng setelah mendengar pengalaman hidup dia, saya sodorkan telapak tangan saya...
"Mun urang kumaha euy? (kalo gw nasibnya gimana nih?)"
dia mengamati sesaat telapak tangan kiri saya
"Wah maneh mah...moal berhasil digawe, nasib maneh setengah-setengah mun di persoalan gawe, moal bisa sukses pisan, mentok, tapi maneh jelema lurus, teu jiga urang...
(wah kalo kamu, nggak bakalan berhasil dalam pekerjaa, nasibnya setengah-setengah, kalo masalah pekerjaan nggak bisa sukses, mentok, tapi kamu orangnya lurus, nggak kaya gw)"

.....
"Urang panjang umur teu? (gw panjang umur nggak?)"
"Moal euy...(nggak tuh...)"
Dan larut lah seorang roi dalam lautan keputusan-asaan, terombang-ambing ombak de ja vu beberapa tahun lalu.
............
"Kamu shalat nggak? Masa lebih percaya omongan saya sih? Percuma dong, kan masih ada yang berkuasa…Allah."
perkataan dia menarik jiwa saya dari lautan itu
.....
"Iya ya....."
Sayangnya, ujar saya dalam hati, tingkat keimanan yang saya punya masih belum sampai pada tahap itu. Tahap dimana kepercayaan dan keyakinan kita kepada Sang Pencipta melebihi apapun di dunia fana ini.
Iman yang saya miliki masih mudah terhempas oleh perkataan seorang sahabat.
Semoga saya memiliki ketebalan iman yang cukup kuat nanti....
Semoga