Thursday, April 29, 2004

hoi...
kamu...
yap bener kamu
kamu yang mukanya merona merah tiap kali kita berbicara
kamu yang selalu gugup tiap kali saya menyapamu
kamu yang selalu membuat saya tidak nyaman dengan tatapanmu
kamu yakin?
yakin mau menghabiskan sisa hidup kamu dengan saya?
kamu yakin dengan saya yang childish....
egois dan mau menang sendiri...
pelupa....
pernah terbayang kah kalau suatu hari nanti saya terbangun dan melihat kamu langsung bertanya..."kamu siapa ya?"
yaa...mungkin nggak separah itu sih...
tapi apa kamu yakin?
yakin untuk menghadapi apa yang akan terjadi nanti
karena saya hanya punya ini:
jiwa yang buram dan hati yang keruh
buram dengan hentakan pengalaman
keruh oleh pergolakan rasa
apa kamu yakin untuk bisa menyediakan tempat berkeluh-kesah bagi saya?
apa kamu yakin untuk membelai saya saat saya terkapar terhempas kehidupan?
apa kamu yakin untuk bisa menuntun saya saat saya lelah?
apa?
masih tetap yakin?
ya udah
mana jemarimu? sini...
genggam jemari saya
bukan...
bukan seperti itu
genggam jemari saya
seperti halnya kita berdua akan terbang bersama impian kita
seperti halnya kamu menggantungkan semua keinginan kamu
seperti halnya kamu mempercayai saya (tidak perlu utuh untuk mempercayai saya, karena masih ada hal yang lebih hakiki untuk kamu percayai...)
masih kurang kuat...
nah begitu
kita mulai sekarang
siap?
...
dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang....

Wednesday, April 28, 2004

kadang
saya bisa mensyukuri keadaan saya sekarang. Berinteraksi dengan orang banyak, memperkirakan pergerakan arah isu atau informasi. Jam kerja yang tidak terikat. Teman-teman semuanya. Bebas

kadang
saya ingin jadi sutradara atau produser film. Saya punya ratusan ide skenario yang bisa jadi box-office. Saya punya banyak skenario romansa yang bisa melegenda seperti Romeo and Juliet, atau skenario action yang bisa membuat penonton menahan nafas. Saya bisa menciptakan panggung kehidupan saya sendiri, walaupun saya sadar itu semuanya semu.

kadang
saya ingin jadi petani di pedalaman terpencil sana. Menghindari hiruk pikuk kehidupan; mulai dari polusi sampai kolusi. Pagi hari menikmati embun, siang hari menggauli ladang, sore hari menatap surya, dan malam...malam saya akan bersimpuh di sebuah tanah datar lapang, bertafakur sambil melihat bintang

kadang
saya ingin jadi seorang khadam di sebuah mesjid di saudi arabia, mekkah, atau mungkin hanya sekedar musholla di baitullah. Saya ingin menggali ketenangan batin dalam balutan kekuasaan Yang Maha Kuasa, merasakan kedamaian hakiki.

kadang
saya tidak mau waktu beranjak, saya masih mau menikmati waktu bersama kamu. Meninggalkan kesendirian yang ada, berbagi rasa sama kamu. Melihat kamu manyun, tersenyum, atau tertawa, atau ngotot-ngototan sama kamu.
Kita masih utang janji buat makan di warung kaki lima kan ya?

Thursday, April 22, 2004

attention for all young husband...
do not...I repeat..do not...take your wife to JHCC until this saturday
your wallet will cry....

variety of mmm....keramik...what do you call this in english..pottery?...


aroma therapy stuff...need help to get sleep or relax everyone?


colorful pillow


eventhough the mother's day has already passed...this kebaya-dress is very suitable to attend formal occasion


by the way...don't forget to get this

and when the rain comes just like yesterday...you'll have to face the jam through the night come


enjoy

Thursday, April 15, 2004

tinininit
.......
tinininit
buset deh...siapa yang masang alarm seehh?
tinininit
plis dong mati-in
.....
sip...zzzzzzz...
.....

tinininit
ya amplop...bunyi lagi?
tinininit
........
tinininit
tau ah gelap....zzzzzz
.....

tinininit
....bener-bener nih...
tinininit
........
tinininit
saya membalikan badan...
dapet hadiah rumah jauh begini...cakepan juga dapet mentahnya aja.....
IKLAN SIALAN!!!!!!!!

well ternyata suara, bagi saya setidaknya, mempunyai kemampuan untuk 'menipu' panca indera kita. Saya teringat beberapa tahun yang lalu, awal-awal perkenalan saya dengan Metallica.
Saya duduk termanggu menikmati dentuman keras dan lengkingan gitar personel mereka pada Crash Course in Brain Surgery:
Look inside and you will see
The words are cutting deep inside my brain
Thunder burning, quickly turning
Knife of words is driving me insane
Insane, yeah.....

buset nih lagu...(seraya mengangguk-anggukan kepala mengikuti irama)
Raven black is on my track
He shows me how to neutralize the knife
Show to me in surgery
The art of fighting words to conquer life
Conquer life, yeah
ooooh, ooooh, ooooh, ooooh

hah?...siapa yang tereak-tereak gitu ya? ada artis lewat mungkin? kok banyak sih yang tererak-tereak
yyeaaahhh..rock and roll
rock and roll? nanti dulu......
ternyata itu bagian dari lagu yang menghentak tersebut...
hehehehe...

kali lainnya adalah saya termanggut-manggut menikmati hentakan Rockefeller Skank dari Fat Boy Slim di sebuah rumah teman...
memasuki bagian akhir lagu terdengar dering telepon di tengah dentuman lagu
kringg....kringg....kringg....
buset ini yang punya rumah kok teleponnya model apkiran gini sih?
"eh ada telepon tuh...angkat"
kringg....kringg...kringg...
saya menoleh ke arah teman saya yang sedang bersantai di kasur...
"woi...telepon"
si teman nyengir kuda...."itu dari lagu tau...."
"oh...."

Monday, April 12, 2004

Episode pertama, akhir 2000
Seorang roi gamang, menghadapi kemungkinan untuk hidup di jakarta. Menempuh kehidupan baru, perusahaan baru, suasana baru. Suasana yang sama sekali berbeda dengan keseharian yang digeluti selama ini.
Mungkin karena ego sebagai lelaki yang membuat seorang roi untuk menjalani pilihan hidup di jakarta. Meskipun tidak jarang beban batin kesepian mendera di tengah keramaian jakarta.
"Pulang aja, Mamah Papah masih bisa ngebiaya-in hidup kamu kok"
"Kamu itu laki-laki, bakalan ngasih makan anak orang..."

Dua perkataan kontradiktif yang sampai saat ini tak lekang di ingatan, menyiratkan kasih sayang seorang ibu dan dorongan seorang ayah.

Episode kedua (pertengahan 2001)
hari-hari berlalu: pekerjaan, wawancara, dead-line tulisan, rapat, arrange pertemuan, collecting data, jumpa pers....
rasanya kesibukan mulai menghilangkan beban kesepian di hari kerja. Pulang ke Bandung merupakan barang mewah, dan seorang roi selalu menantikan hal itu.
Antar jemput adik ke kampus dan sekolah, mendampingi mamah di pasar, santai bersama teman lama, menyusuri dago, kaki lima cikapayang...

Episode ketiga (pertengahan 2002)
Teteh menikah....sebagai anak perempuan semata wayang, seluruh keluarga menyiapkan ritual pernikahan semaksimal mungkin. Seorang roi juga demikian adanya.
Ijin dari kantor Kamis pagi, kurang tidur dua hari, dan Minggu harus sudah masuk ke kantor.
Sebenarnya bukan itu yang menjadi beban bagi seorang roi. Beban yang menggantung di pikirannya adalah...
siapa yang nemenin mamah nanti? satu-satunya anak perempuan di keluarga, temen ngegosip dan masak bareng mamah sudah harus 'lepas' dari keluarga...
tapi hidup harus berjalan terus dan menyisakan kesepian yang menjelang

Episode keempat (awal 2003)
kesepian itu makin terasa menikam di rumah. adik pertama seorang roi sudah disibukan dengan skripsi dan magang kerja, sedangkan adik kedua sudah menjalani kehidupan kampus. kebersamaan antara anggota keluarga rupanya memang sudah menjadi barang langka rupanya.
pernah merasakan rasa dingin yang mencekam ketika rumah yang biasanya hiruk pikuk oleh canda dan cela anggota keluarga tiba-tiba menjadi sunyi senyap?.........

begitulah yang terlintas di benak saya ketika rangkaian panjang argo gede perlahan mulai meninggalkan gambir pada awal liburan kemarin.
apakah nanti saya hanya akan mendapatkan kesepian semata di bandung?
entah apa yang mendorong saya untuk kembali mengarungi kesepian, mungkin sekedar bersilaturahmi, meyakinkan kedua orang tua saya bahwa seorang roi baik-baik saja, tak kurang satu apapun, dan meyakinkan diri saya bahwa keluarga di bandung juga baik-baik saja.
Saya mencoba untuk menikmati kesepian ini, toh nantinya juga saya akan merasakan kesepian yang kekal bukan? hingga masa hisab datang...

Tuesday, April 06, 2004

si anu: Kamu nggak ikut pemilu?
roi : ....
si anu: nggak ikutan nyoblos ya?
roi: nggak (sambil memperlihatkan ke-sepuluh-jarinya yang tidak bertinta)
si anu: Kamu gimana sih?!! ini kan sama artinya membuang hak kamu sebagai warga negara. Kamu warga negara Indonesia kan?! Harusnya kamu menggunakan hak kamu untuk memilih, memilih wakil kamu di pemerintahan, menentukan masa depan bangsa ini lewat pemilu!! Kamu udah nggak perduli sama bangsa kamu sendiri ya?! Warga negara macam apa kamu? Nggak perduli sama nasib bangsa sendiri! Kamu harusnya malu tau!!
Hanya disuruh nentu-in pilihan aja kamu nggak mau, gimana kamu bisa berpartisipasi buat nentu-in nasib bangsa kamu sendiri!
roi: muke lo jaoh...gw nggak dapet kartu pemilih TAU!
si anu: oh....


Banyak yang beranggapan persiapan administrasi Pemilu tahun ini merupakan persiapan yang paling parah sepanjang pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Deputi Centre for Electoral Reform (Cetro) Hadar N Gumay mempekirakan pada pelaksanaan Pemilu tahun ini, antara 10% sampai 15% warga Indonesia tidak bisa menggunakan haknya karena kekacauan persiapan administrasi. Total jumlah warga negara yang punya hak pilih katanya sekitar 148 juta orang.
Saya sendiri memperkirakan bahwa persentase warga negara yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya lebih dari 15%. Mungkin bisa sampai 30% atau 35%. Mengingat bahwa perhitungan hasil Pemilu tahun ini menggunakan sistim proporsional, mungkin bisa dibayangkan 'kadar' keterwakilan rakyat dalam hasil pemungutan suara: rendah atau bahkan sangat rendah.
Rasanya sia-sia saja tujuan iklan layanan masyarakat yang mengajak untuk menggunakan hak pilih kita. Padahal sejak satu atau dua bulan terakhir iklan-iklan layanan masyarakat itu lumayan gencar ditampilkan di media cetak dan media elektronik.
KPU....ngapain aja si lo? persiapan taun-taun cuman segini hasilnya?
Melihat cukup besarnya anggota masyarakat yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya, mau tidak mau ada pikiran negatif yang melintas di benak saya.
....mungkin ada pihak-pihak tertentu yang mau memanipulasi suara pilihan rakyat pada pemilu kali. berhubung sistimnya berbeda, jadi diambil langkah seperti ini...menghilangkan hak suara sebagian masyarakat.
Indikasi itu semakin kuat ketika salah seorang pengusaha terkemuka Indonesia, Probosutejo, mengungkapkan bahwa dirinya ditawari untuk membeli kartu suara, selembarnya dihargai Rp50.000. Probosutejo akhirnya membeli kartu suara itu, tapi tidak untuk digunakan untuk ikut Pemilu, namun dibeli sebagai barang bukti bahwa ada kegiatan jual beli kartu suara.
Yah...beginilah Indonesia...

Thursday, April 01, 2004

Tuhan...
berikan saya ruang dan waktu yang tidak berbatas
agar memiliki kelegaan hati dan jiwa yang teramat luas


entah kenapa beberapa waktu yang lalu, niatan untuk membuat origami angsa yang bisa digantung di atas meja kantor kembali muncul. akhirnya sekarang, empat buah angsa kertas selalu menemani saya dalam aktivitas kantor.
dan keempat angsa kertas itu bisa berputar sendiri karena hembusan udara ringan.
dan sekarang
saat semua keruwetan menyatu
semua permasalahan berpadu
empat angsa kertas itu seakan mengajak saya terbang
sejenak melupakan kelelahan
.....
pernah merasakan bahwa segala sesuatunya yang sedang kita hadapi adalah sebuah kesalahan yang terorganisir sehingga diri kita sendiri tidak bisa menata perbuatan kita satu per satu?
yah...begitulah yang saya rasakan beberapa hari terakhir ini,
mungkin ini ada hikmahnya...
well, God work in mysterious way , jadi semua ini mungkin memang ada hikmahnya