Friday, July 30, 2004

pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi....nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi....nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak...pergi...nggak
pergi...nggak...
------------------------
kebimbangan saat hendak memenuhi tugas liputan jum'at sore yang tampaknya amat sangat nyaman jika dihabiskan di sebuah dangau tengah empang kaki gunung, berselonjoran sambil ditemani alunan musik cianjuran, bantal besar empuk, segelas minuman panas...dan kamu

Friday, July 23, 2004

Perlahan saya buka gerbang besi yang umurnya mungkin sudah belasan tahun itu. Lapangan parkir memanjang terbentang di sebelah sisi dalamnya.
saya pandang dia,
"yuk masuk"
"huhuhu mau pulang aja..."
Saya eratkan genggaman saya ditangannya
"nggak apa-apa kok, santai aja..."
Kami melangkah masuk.
Pintu gerbang yang ditutup seakan mengunci segala riuh rendah yang ada diluar sana. Pohon mengkudu yang sudah rimbun sejak dulu, sampai sekarang masih saja rimbun. Hanya saja semak-semak taman lebat yang dulu masih ada, sekarang sudah menghilang.
Ingatan saya terbang ke belasan tahun silam.
Dulu, di sini saya menghabiskan liburan semasa SD dengan sepupu saya, galasin, ucing-ucingan, bebentengan, atau yang serupa itu. Berbeda dengan permainan anak sekarang yang kebanyakan dilakukan didepan layar TV atau komputer.
Di sini juga sering terjadi pertengkaran kecil antara kami, yang tadinya berawal dari permainan riuh rendah, diselingi dengan canda tawa, dan biasanya berakhir dengan raungan tangis atau keheningan.
Di sini juga saya pernah bermain-main dengan sebuah sepeda motor pekerja nenek saya, yang akhirnya meninggalkan bekas luka bakar di betis saya karena tersundut knalpot yang masih panas.
Di sini juga saya pernah menatap iri sepupu saya yang lebih muda dari saya, yang dengan riangnya bermain sepeda tua milik paman saya. Model sepeda anak muda tahun 1970-an, lengkap dengan sandaran besi pada sadelnya. Waktu itu saya belum bisa bersepeda.
Saya masih ingat itu semua...saya pernah menghabiskan masa kecil saya disini.
Dan sekarang...
Yang ada hanya kesibukan pegawai restoran, ada yang sedang membakar ikan dan udang, ada pula yang sedang memilah-milah sayuran untuk dimasak. Kami, saya dan sepupu saya, tampaknya sudah jarang menyambangi tempat ini. Mungkin karena kesibukan kami masing-masing...
Saya gandeng dia, sambil berjalan ke arah belakang bangunan sambil sesekali melempar senyum kepada pegawai restoran.
"Sori kalo ternyata rumahnya nggak seperti yang dibayangin ya...."
Dia hanya mengangguk
Bangunan rumah yang terletak di belakang restoran itu tampak berbeda sekarang. Seingat saya, terakhir kali saya kesini, lantai rumah masih menggunakan tegel yang umurnya sudah puluhan tahun. Tapi sekarang sudah diganti dengan keramik. hmmm jadi agak bersih nih...
Saya tekan bel rumah, tidak ada yang muncul. Ternyata pintu depan memang tidak terkunci,
"yuk masuk aja deh...pake aja sepatunya"
"tapi..." katanya sambil melepas sepatu.
Iya ya, dulu kan masih tegel lama, sekarang udah keramik, sayang nih kalo dikotorin sama sepatu. Akhirnya saya juga melepas sepatu.
"Tunggu dulu ya, duduk aja disini..."
....
"Ini foto nenek saya, itu yang sebelah kakek saya. Kalo yang ini gambar sepupu saya..."
....
Beberapa saat kemudian
"Mah Pah...kenalin...ini ade...."
she's the one

Tuesday, July 20, 2004

huhuhuhu
gw ngaku deh...
sebenernya gw ini 'nakal'....
'bandel' pula....
hehehehe
hehehe

tapi pagi ini gw denger kamu lagi susah...
hmmm...
is there anything that I can do honey?

Friday, July 16, 2004

tadi malam, sesaat sebelum pergi liputan...
redaktur: "roi, tolong lihat ini ya, ini buat SDM, baca dulu, tanda-tangan terus balikin."
roi: "o iya mbak."
selembar kertas yang mengingatkan saya pada rapot bayangan semasa SMP dulu. Di bagian atas kertas itu tertulis "Realisasi Penilaian Prestasi, Periode Semester I/ Th 2001, Faktor Penilaian Aspek Kinerja". Sedangkan dibaliknya tertulis "Realisasi Penilaian Prestasi Periode Semester I/Th 2004, Aspek Kompetensi"
terus terang saja, saya tidak mengerti penggunaan bahasa yang digunakan pada lembar penilaian itu. mirip-mirip gaya bahasa yang digunakan pada perjanjian-perjanjian hukum atau peraturan-peraturan pemerintah. meskipun tidak serumit itu.
yah...seperti halnya pengalaman mendapatkan penilaian yang sudah-sudah, SD, SMP, SMA, PT...saya bisa menilai bahwa diri saya adalah termasuk orang yang amat sangat biasa.
Dari aspek kinerja misalnya, seluruh tiga item yang ada menyatakan bahwa saya hanya bisa memenuhi kriteria kedua dari beberapa kriteria yang ditentukan.
Dari aspek kompetensi...hmmm....ini dia yang saya bingung karena penggunaan bahasa yang rumit itu, ada enam item penilaian. masing-masing item mempunyai empat kriteria, dan diantara empat kriteria itu hanya satu atau dua penilaian yang menunjukan kriteria yang tidak memuaskan.
Contohnya untuk item inisiatif, empat kriteria yang adalah; bekerja mandiri, bekerja melebihi yang dituntut, bekerja melebihi yang dituntut dan berdampak jangka panjang, serta tidak memiliki inisiatif.
Saya sendiri mendapat penilaian bekerja mandiri.
Yang aneh ini; untuk item inovasi, penilaian buat saya adalah menghasilkan sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan di tingkat perusahaan/industri sejenis dalam rangka memperbaiki kinerja usaha...
did I do something great recently for this company?...
hmmmm...blogging termasuk mungkin ya...

Monday, July 12, 2004

bunda...
aku mau terbang
menapak ketinggian
menggenggam awan
menyusuri langit
menyambangi bintang yang berkelip

mungkin saja bunda
diantara bintang
ada senyuman bidadari
pelipur lara hati

mungkin saja bunda
disela timbunan awan
ada belaian mesra
putri dari khayangan

bunda
biarkan nanti
bidadari atau putri
menjadi teman
menapak langit di ketinggian

Thursday, July 08, 2004

kenapa saya khawatir?
hmm....
mungkin penjelasannya bisa rumit dan panjang
tapi mungkin juga bisa sederhana dan pendek
tapi semuanya akan bermuara kepada satu hal
karena saya ingin suatu saat nanti kamu adalah perempuan pertama dan terakhir kali saya lihat dalam menjalani keseharian
hanya itu saja
sederhana dan pendek
tapi juga rumit dan panjang
masih ingat do'a kita?
Ya Allah
bimbinglah kami dalam menjalani keseharian kami selanjutnya
dan
berilah kami petunjuk untuk mengatasi segala rintangan
Amiin

Sunday, July 04, 2004

sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang sayang......
kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen......
huhuhuhuhu
seandainya gw seorang pujangga, sastrawan atau minimal kaya atta....
mungkin gw bisa mendeskripsikan apa yang gw rasa sekarang dengan rangkaian kata yang indah nan menawan...
but unfortunately...I'm not....
I miss you De...
really