Monday, September 27, 2004

Sebenarnya, tiap manusia itu minimal punya berapa kepribadian ya?
Satu? Dua? Tiga? Atau malah lebih? Saya jadi teringat sebuah buku yang sudah lama ingin saya baca: "Cybill". Saya baru baca ringkasannya saja.
Buku itu menceritakan perjuangan seorang psikolog (atau psikiater ya?) untuk menyembuhkan Cybill yang punya 12 kepribadian, dan katanya ini adalah kisah nyata.
Ada dua hal yang mengusik saya; pertama adalah 'menyembuhkan'. Memangnya kenapa kalau seseorang punya 12 kepribadian? Maksudnya, selama 12 kepribadian itu tidak mengganggu kehidupan orang lain, nggak jadi masalah kan? Malah mungkin bisa jadi berguna kalau 12 kepribadian itu bisa disinergikan.
Kedua adalah: 12 KEPRIBADIAN! Saya jadi penasaran, jiwa Cybill apa nggak lelah ya? Trus kok bisa? Datangnya dari mana aja ya? Trauma? 'Kesambet'? Disantet? Atau kenapa ya?
Bagaimanapun juga, kadang-kadang saya pernah ingin merasakan mempunyai 'kepribadian' yang lain. Jadi kalau sudah merasa bosan 'menggunakan' 'kepribadian' yang satu, bisa diganti dengan 'kepribadian' yang lain. Mungkin rasanya seperti mengganti potongan rambut kali ya?
Nggak sesederhana itu sih. Mungkin dengan 'kepribadian' lain saya punya pandangan yang berbeda tentang segala hal.
..
..
..
Atau juga, mungkin saya sudah terlalu lama tidak berkomunikasi dengan diri saya sendiri (dengan menulis di blog...mungkin) sehingga keinginan untuk punya 'kepribadian' lain jadi besar.
Mungkin sekarang sudah waktunya lagi 'menjenguk' diri saya sendiri.
(kok banyak kata 'mungkin' ya?)

Tuesday, September 14, 2004

langit biru terang awan putih berbayang
sehelai layangan terbang bebas mengambang
terabaikan


sudah berapa lama saya mengabaikan blog ini? dua minggu lebih mungkin? sebenarnya saya juga bukan hanya mengabaikan blog ini, tapi juga blog rekan-rekan yang lain, terutama yang listnya terpampang di bagian samping halaman blog ini...sorry
kenapa?
iya, kenapa?
nggak tau...
nggak tau? kok bisa?
kenapa nggak bisa?
segala sesuatu itu mungkin, itu yang sering saya bilang. jadi mungkin beberapa hari kemarin saya merasa jenuh dengan kegiatan blogging. atau mungkin juga saya sedikit diribetkan dengan rolling redaktur di kantor.
(kadang-kadang saya heran juga, kalau misalnya kejadiannya selalu seperti ini: setiap kali ada rolling redaktur atau redaktur di atas saya mendapat penugasan luar kota, saya selalu ketiban pulung buat membantu pengelola rubrik mengisi halaman. jadi, kenapa saya tidak diangkat menjadi redaktur ya? hehehe well segala sesuatu itu mungkin kan ya)
mau tidak mau, ketidak-konsistenan saya mengisi blog ini selama dua pekan terakhir setidaknya membuat saya 'melihat' diri saya sendiri. saat-saat yang biasanya saya gunakan untuk menulis di blog, saya gunakan untuk...mengkhayal...sebab rasanya kalau menggunakan terminologi merenung atau berpikir, terlalu tinggi.
jadi yang pertama adalah...
saya sadar bahwa mulai sekarang, saya harus mulai untuk bisa membagi apa yang saya rasakan, alami, dapatkan, pokoknya segala sesuatu tentang saya, dengan seseorang…
yeah...she’s the one.
apa lagi?
saya sadar bahwa ternyata selama ini rasa ketidak-berdayaan yang saya punya justru berasal dari ketidak-mampuan saya untuk menerima rasa ketidak-berdayaan itu. masih ada mekanisme yang lebih kuasa dan kuat dari saya, bahkan manusia lain pada umumnya, yang menentukan segalanya, dan saya belum memahami sepenuhnya. sedikit banyak, mungkin itu bakal membuat saya mengurangi rasa pesimis, terlalu banyak khawatir, atau apa lah namanya. saya tidak punya lampu jin yang bisa membantu semua masalah saya selesai, tapi saya mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk mengatasi masalah saya.
lagi...
Here and now...itu yang saya harus pahami benar. saat ini adalah saat ini, bukan masa depan, bukan pula masa lalu. kehidupan tidak terpaut kepada masa lalu dan tidak tergegas ke masa depan. saya hanya harus menjalani saat ini dengan sebaik-baiknya. mungkin batasan 'usaha' yang selama ini saya anut masih bisa diperluas lagi, masih bisa dipertebal lagi...yang penting usaha, usaha, dan usaha.
lagi...
saya baru sadar kalau ternyata saya ini sekarang jadi punya alergi dingin. kalau kena sesuatu yang dingin; cuaca, makanan atau minuman, amandel saya jadi membengkak. malam terakhir saya di bandung kemarin, membuat amandel saya membengkak sejadi-jadinya hingga telinga saya menjadi pekak hingga dua hari kemudian. belum lagi lendir yang seperti keran bocor yang diiringi dengan batuk-batuk gatal musiman. sampai sekarang saya belum tahu, kenapa saya bisa jadi alergi dingin ya? padahal dulu nggak...
selanjutnya...
mungkin ada baiknya saya rajin berolah-raga, biar sedikit kurus, biar lebih sehat, dan biar semakin seksi hehehe...nggak tau deh. Atau biar bisa memporak-porandakan gerombolan pencopet lainnya yang mau mengganggu saya.
lagi...
sebaiknya saya mulai mengikuti kata hati saya secepatnya, pada saat itu juga. mungkin ini cara yang paling baik untuk mengasah kata hati saya, insting saya.
masih banyak lagi sih...tapi takut kepanjangan....
hehehe