Monday, January 26, 2004



every child is a baby for his/her mother

saya tertegun sejenak setelah membaca postingan ibu muda yang satu ini:
Bagaimana kalau cintaku kelak membelenggu hidupnya?
Bagaimana kalau aku berhenti mencintainya saat ia tak lucu lagi?
Bagaimana kalau aku membuatnya menderita seperti diriku dulu menderita?
Bagaimana kalau aku tak sadar melalaikan perasaannya?
Bagaimana bila aku lupa bahwa ia manusia dan bukan milikku?
Bagaimana kalau aku terlalu mencintainya?
Bagaimana kalau aku tak lagi mencintainya?
Bagaimana kalau aku menganggap kehadirannya menggangguku?
Bagaimana kalau aku terlalu menderita tanpa dirinya?
Aku ingin ia bahagia. Aku berharap ia mampu berbahagia karena dirinya sendiri. Bukan karena pintar, kaya, terkenal, dicintai, mencintai, apapun, hanya karena dirinya sendiri. Aku tak ingin -sengaja atau tidak- menyebabkan ia tak bahagia.
Bagaimanapun ia tumbuh nantinya, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, straight atau gay, normal atau cacat, apapun juga yang terjadi, semoga ia bahagia. Semoga ia tak perlu berjuang untuk berbahagia, karena bahagia itu telah ada di dalam hatinya.
Untuk Sidra.


perasaan saya seakan tertusuk belati kerinduan yang cukup mendalam. sedang apa bunda di sana? semoga tidak kurang suatu apa pun.
kenangan kembali melayang tiga tahun kebelakang. bunda dengan tatapan sayunya mengatakan
"udah kamu pulang aja A, toh mamah sama papah masih bisa nge-biaya-in kamu..."
saat itu masa-masa awal saya di Jakarta, mengeluarkan seluruh keluh-kesah pekerjaan dan tinggal di ibu kota ini.
entah apa yang membuat saya bertahan di sini sampai sekarang, ego alam bawah sadar mungkin? atau untaian ucapan papah, yang berinti kepada: kamu itu lelaki roi...
I'm wondering.... apa yang menjadi pikiran dan harapan kedua orang tua saya ketika melahirkan, mendidik, dan membesarkan saya sebagai anak lelaki terbesar di keluarga?
apakah sama dengan yang dipikirkan ibu muda ini? mungkin...
mungkin mereka mengabaikan semua kegundahan dan pertanyaan yang timbul pada saat mendidik dan membesarkan saya, dan menggantinya dengan harapan dan impian bagi seorang anak lelaki...

saya angkat telepon...menghubungi operator, minta disambungkan ke bandung
"halo..."
"halo..."
"siapa nih? eh Aa ya"
(adik saya paling kecil yang menerima...)
"he-eh....lagi ngapain nih?"
"baru buat kue, apple pie..."
(buat kue? si kecil yang cuek itu? do i miss something here?)
"apple pie? kok tau cara ngebuatnya sih?"
"iya tadi ngeliat di discovery channel cara ngebuatnya, trus nyoba-nyoba aja..."
"trus hasilnya gimana?"
"yaa....nggak tau, tapi pas dicoba mamah sama si mbak...itu kontrol beungeut jadi nol gitu....kurang bagus kali.."
"jangan gitu dong...kue sih dimana-mana kalo dimakan pas lagi anget enak aja, ada siapa aja dirumah?"
" ada mamah...nih mamah sebentar.."
...
"halo Aa, dimana ini? gimana sehat? pulang kapan?"

.......
.......
secepatnya Mah...secepatnya
--------------------------------
buat novi, thanks a lot ya...btw..foto anak kamu ngingetin gw sama ponakan gw...

Friday, January 23, 2004



.....
"wah maisy sekarang udah gede dong, kalo boleh tau umurnya berapa sekarang?"
"sekarang 13 tapi Insya Allah Maret nanti 14"
......


you don't know what your wish kiddo...

siang tadi, selagi makan siang, saya masih sempat mendengar wawancara antara seorang penyiar i-radio dengan maisy. penyanyi cilik yang sekarang sudah menginjak remaja...
entah kenapa pada saat maisy menjawab pertanyaan mengenai umur, tersirat bahwa gadis belia itu tidak sabar untuk meraih umur yang menjelang.
optimis?
mungkin
saya masih ingat bahwa teman-teman saya pun akan mengungkapkan hal yang sama ketika kita semua masih SD atau SMP...
"...saya bulan depan udah sepuluh tahun lho..."
mungkin karena melihat bahwa orang yang lebih tua mempunyai hak yang lebih besar daripada orang yang lebih muda
mungkin orang yang lebih tua identik dengan kekuatan atau kekuasaan yang lebih besar dari dari orang yang muda.
tampaknya kita semua kurang memberikan perhatian kepada manusia belia di sekitar kita
tampaknya kita belum memberikan gambaran bahwa bertambahnya umur, selain diiringi dengan bertambahnya hak, harus juga diiringi dengan perkembangan kewajiban, dan pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran.
karena bagaimana pun juga, walaupun terdengar klasik, anak-anak adalah harapan kita semua....

Thursday, January 22, 2004

pernah merasakan bahwa pikiran dan perasaan kita amat sangat penuh, sehingga segala rutinitas kita berjalan seperti angin lalu tanpa kita sadari?
saya saat ini seperti itu....
bahkan buat sharing dengan kegiatan blogging pun....blank...apa yang mau gw tulis ya?
ada beberapa intro blogging yang sempat terlintas....misalnya seperti ini:

pohon berlarian di kedua sisi jalan sempit yang berliku. sesekali bentangan sawah terhampar, menggoda untuk dipandang.
jalur bandung-garut via cijapati memang menawarkan pesonanya tersendiri. jalan yang sempit berliku di sela-sela perbukitan mungkin membuat jarang kendaraan yang melewati jalur ini...

atau seperti ini:

I know you need a friend, someone you can talk to
Who will understand what you're going through
When it comes to love, there's no easy answer
Only you can say what you're gonna do

dara menyahut.."saya nggak tau Aa, kalo kata Aa gimana?"
"itu semua terserah kepada kamu, kamu yang berhak menentukan...sementara saya sendiri hanya bisa berusaha"
...
When you remember those nights in his arms
You know you gotta make up your mind
Are you gonna stay with the one who loves you
Or are you goin' back to the one you love?
Someone's gonna cry when they know they've lost you
Someone's gonna thank the stars above....


entah lah....mungkin panjangnya untaian kata juga memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan sesuatu. atau mungkin saya yang memiliki keterbatasan itu? keterbatasan dalam menguntai kata...
mungkin keterbatasan itu menjadi semakin besar ketika pikiran dan perasaan saya sedang penuh, overwhelming, seperti yang sekarang saya rasa....
jenuh?
mungkin
bosan?
mungkin
mungkin memang sekarang saatnya bagi saya untuk merasa itu semua, dan sekarang saatnya bagi saya untuk menikmati itu semua...menikmati bosan dan jenuh yang mendera....

---------------------
PS: selamat tahun baru cina untuk yang merayakan

Monday, January 19, 2004

smile for a while my friends...me hope..
-----------------------------------------------



JAWARA SAJAGAT
Dalam kancah pawayangan, ada nagara raksasa yang namanya Nagara Antabarantah. Dalam nagaranya, raksasa-raksasa hanya cakap dalam bahasa yang kata-katanya "A-a-a.." sajah sadayana. Nah (kata Pa Dalang) ada wartawan akan wawancara sama raksasa.
Kapaksa...wartawannya ngawawancara raja raksasa dalam bahasa Nagara Antahbarantah. Katanya mah agar dapat akrab sama raja raksasa.
Wartawan: Apa kabar Raja? Sayah harap Raja kagak apa-apa.. sayah akan wawancara raja.. dapat kan? (katanya)
Raja Raksasa: Waahh.. dapat.. dapat.. masak kagak dapat! Saya kan sahabat para wartawan. HA-HA-HA! (tawanya)
Wartawan: Ah.. bagja.. bagja..! Sayah wartawan "Bal-balan" akan nanya masalah bal-balan Nagara Anda. Katanya, bal-balan Nagara Antahbarantah mah jawara sajagat. Tah, sayah mah panasaran! Naha Nagara Antahbarantah dapat jawara sajagat?
Raja Raksasa: HA-HA-HA.. (tawanya) masak kagak paham? Bal-balan dalam nagara sayah mah da sangat ngamasyarakat! ngarakyat! Cangcaya? Mangga Anda jalan-jalan.. ka mana saja dalam nagara sayah..
Anda bakalan mandang yang bal-balan. Dalam nagara saya mah bal banyak, dan lapangan ablag-ablagan.
Asal ada kahayang, para raksasa bakal gampang bal-balan.
Wartawan: Ah masa! Hanya karna bal-balan yang ngarakyat nagara Anda ngajawara sajagat.
Masalahnya bal-balan dalam nagara sayah pan sama ngarakyat, ngan nagara sayah mah kagak jawara-jawara acan. Naha nya?
Saya mah paham.. ada hal yang kagak raja katakan sama saya yah?
Raja Raksasa: Wah.. kagaakkk! Sayah katakan apa adanya. Pantang sayah ngahalangan karsa Anda.
Sagala data bakal sayah katakan pada Anda, asal Anda-nya kagak macam-macam sama sayah sajah.
Wartawan: Ha-ha.. sayah mah wartawan yang kagak macam-macam Raja. Makanya, jangan asa-asa ngabalakakan data bal-balan nagara Anda.
Raja Raksasa: Nya.. nyalah! Sanajan sayah rada cangcaya.
Tah, naha nagara sayah dapat jawara? Pangpangnamah awak rakyat sayah mah baradag.., makanya lawan-lawan kagak dapat nyarankan bal ka gawang da kahalangan awak panjaga gawang yang badag.. HA-HA-HA
Wartawan: Walaahh.. nya..nya! Pantas nagara Anda mah kagak ada yang dapat ngalawan. Bagja.. bagja...anda...Raja!
Sayah cangcaya.. nagara Anda bakal dapat jawara sajagat salama-lamanya. Da, kagak akan ada lawan yang nyarangkan bal ka gawang.
Raja Raksasa: Ha-ha-ha.. Apa kata sayah! Makanya, jangan macam-macamlah sama nagara sayah mah! Nah, apa nagara Anda hayang ngajawara? Badagan sajah..
Wartawan: Wah.. nya'an lah, Raja mah raja sagala apal.. bagja.. bagja! Nah, Raja.. sabab sayah rada HANA'ANG karna CALAWAK sajah.. sayah tamatkan sajah wawancaranya.

Cag Ah!
----------------------------

dari milis yang gw ikuting

Wednesday, January 14, 2004



lalu lintas thamrin siang itu masih merayap. pegawai kantoran yang mencari makan siang, belum lagi acara lunch meeting di beberapa hotel atau cafe tampaknya memicu kemacetan di jalan protokol itu.
nyaman aku termenung di taksi. melayangkan pikiran sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang di trotoar dan antrian mobil...
mataku tertumbuk ke tiga orang yang sedang berjalan di trotoar kawasan bunderan HI. hal pertama yang menarik perhatianku adalah pakaian yang mereka kenakan, amat sangat biasa jika dibandingkan dengan pakaian pekerja kantoran di kawasan itu.
seorang bapak dengan dua orang anaknya. bapak membawa tas besar di punggungnya. sementara putra putrinya menjinjing tas juga yang ukurannya lebih kecil.
lagi liburan sekolah mungkin
tiba-tiba si putri tersenyum, senyuman besar. disusul dengan si putra yang terbahak-bahak. si bapak juga tersenyum. berbicara sesuatu kepada mereka, lalu menggandeng lembut putra-putrinya sambil meneruskan senyumnya. seketika, pancaran kebahagian seakan terpancar dari mereka bertiga.
kapan terakhir kali saya merasakan kebahagian seperti mereka?
entahlah...
kadang-kadang saya hampir bisa merasakan kebahagian yang meluap dari orang-orang di sekitar.
seperti tawa bahagia tiga orang tadi. kebahagian yang terpancar dari cara mereka bercengkarama seakan membawa kehangatan bagi saya yang tinggal jauh dari keluarga. menyusup lembut di tengah kehampaan asa...
atau kali lainnya.
ketika saya memperhatikan genggaman tangan sepasang kekasih. sambil berjalan beriringan. tidak perlu ucapan kasih sayang ketika melihat tatapan mereka beradu-pandang.
ingin rasanya saya mendekat, lalu menyapa mereka:
"hai, apa kabar? saya hanya ingin mengucapkan terima kasih karena luapan perasaan cinta Anda berdua membuat saya luluh dan bahagia. thank's a lot"
aahhh...
kebahagian...
bukan kah itu yang kita cari selama ini?
meskipun jalan panjang dan berliku menanti

Tuesday, January 13, 2004



"Selamat pagi cinta..."
Begitu saya akan sapa dirinya, ketika bias sinar mata itu kembali menyapa dunia. Bersamaan dengan embun dan mentari pagi.
"Selamat pagi cinta, siap untuk menghadapi hari ini?"
Sambil kukecup keningnya, kuelus halus pipinya. Menyusuri lekuk liku wajah, membelai halus bibirnya.
Berbaring, dia tersenyum, mengangguk, lalu menggenggam erat tanganku.
"Have a nice day sweety..."

"Jangan lupa makan siang ya A.."
"Kamu juga, jangan nyemil ya..."
Sapaan itu bagai oase di padang pasir siang hari itu. Saya termenung sejenak.
sedang apa dia disana?
mungkin masih disibukan dengan berkas laporan, kesibukan transkrip wawancara, atau menggali data di internet...
bagaimanapun juga...dia adalah penyejuk kalbu di tengah kegersangan pekerjaan siang hari itu...

"Hi sexy..."
"Ih Aa...kantor udah sepi ya..."
"Nggak kok, baru mulai rame...nanti malam pulang jam berapa?"
"Seperti biasa A...mau dibawa-in makan malem nggak?"
"Nggak usah...kamu langsung pulang aja ya...jangan lupa makan malem ya"
"he'eh..."
"jangan ngopi, nyemil, sama makan coklat"
"HE'EH...."

Kami berbaring berdampingan...matanya masih nanar melepas pandangan ke langit-langit.
Seperti biasa, ritual sebelum tidur malam kami adalah saling berbicara tentang kegiatan hari itu. Kadang-kadang, dari kebiasaan itu timbul ide-ide baru untuk pekerjaan besok.
"A... suara kamu ngebuat saya ngantuk nih..."
"Jadi omongan saya ngebosenin ya...
"Yee...nggak lah...kaya di nina bobokan aja..."
apa bedanya ya?
"Ya udah...kita bobo aja..."
Ku rengkuh tubuhnya, tangan kami bertemu, saling menggenggam.
"Sleep well and have a nice dream my angel..."

(sebuah khayalan)

Saturday, January 10, 2004

BLoopers of the day......
I choose the wrong shower-room in the swiming pool....
how stupid I am...
I didn't realize that the manager has already switch the shower-room. I just realized it when I finished my shower, walk-out the shower, and saw the teenage-girl..combing her wet hair...staring at me with wonder.
omigod
No further comments...

Thursday, January 08, 2004



selamat malam jakarta
gimana hari ini? pasti kamu cape banget ya? ya udah sekarang kamu istirahat aja yang tenang. toh sekarang pancaran matahari yang memanggang kamu sudah berganti dengan rembulan.
tau nggak?
selama beberapa hari terakhir ini selimut malam kamu indah banget deh. hitam kelam kebiru-biruan dengan sedikit awan. apalagi sekarang kan lagi bulan purnama, udah deh klop.
saya jadi keingetan sama temen saya, richoz (sayang banget dia lagi hiatus sekarang). dia katanya suka banget ngeliatin rembulan malam. hanya untuk merenung katanya.
kemaren-kemaren, saya juga sempat tergoda lho.
jadi abis pulang kerja, biasa lenjeran di kasur, tapi berhubung kasur saya waktu itu lagi basah, jadi nggak bisa.
akhirnya saya selonjoran di teras buat ngeliatin rembulan jakarta.
tenaaaang banget bawa-annya, pikiran saya melayang ke segala arah, tapi tak terarah...bingung kan?
nggak apa-apa kok, kadang-kadang kita (atau minimal saya) sering melayangkan pikiran tak tentu arah seperti itu...cari inspirasi



dear jakarta...
kamu tau nggak? kalo kamu tuh kayanya lebih keliatan cantik kalau malam datang. mungkin sodara-sodara kamu juga begitu ya? seperti waktu saya di bandung, kayanya lebih nyaman menikmati bandung kalo malam.
lebih eksotis kata temen kuliah saya, dan ternyata kamu juga begitu ya....trus pas waktu saya ke yogya juga gitu...sayang saya nggak sempet ngambil gambar malam di yogya waktu itu.
jadi waktu temen saya ngajak saya berkeliling abis kerja, ya saya mau aja...sambil jalan kita nikmatin malam-nya kamu. sayang nggak bisa sampe pagi...
binar lampu di seluruh tubuh kamu itu lho...dari tempat yang cocok kayanya mau deh saya berlama-lama memandang kamu...kamu bisa jadi temen ngelamun saya sepanjang malam...beneran nih...
ok deh...segitu dulu aja ya jakarta, sekarang kamu harus istirahat. soalnya besok kamu harus siap dipanggang lagi sama matahari, belum lagi belaian polusi. semoga kamu tetep bisa cantik seperti kalau malam datang, harus lebih cantik malah.

Tuesday, January 06, 2004

...politik memang kotor....
hal itu sempat terlontar dari JFK, yang sampai sekarang kematiannya bahkan masih menyimpan misteri. apakah didalangi mafia? Kuba? lawan politik? negara pihak ketiga atau bahkan CIA sendiri? mungkin dia dihabisi karena politik yang memang kotor.
terlebih lagi di indonesia, bara api praktek politik kotor tampaknya juga dihembusi oleh predikat negara dengan tingkat korupsi cukup tinggi di dunia.
hari ini kompas menurunkan artikel tentang peristiwa 27 juli.
saya membayangkan jika JFK masih hidup, mengamati fenomena 27 juli, dan membaca artikel itu, mungkin dia langsung mengelus dada, menyadari bahwa betapa kotornya politik di indonesia.
mungkin megawati lupa bahwa momentum 27 juli, yang memakan korban jiwa dan korban luka, mengantarkannya kepada posisi sekarang.
mungkin dia tidak menyadari bahwa banyak orang yang memberikan kepercayaan kepada partai yang dipimpinnya untuk mengusut tuntas kasus ini.
semoga Allah SWT mengampuni megawati.
pemilu 1999 lalu dianggap pemilu pertama yang paling demokratis di indonesia. pdi-p akhirnya terpilih menjadi partai dengan raihan suara terbanyak, baik di tingkat daerah maupun di tingkat pusat.
faktor pendukung terbesar saat ini adalah pdi-p, yang dimpimpin oleh megawati, dianggap oleh rakyat termasuk kaum yang tertindas oleh golongan penguasa melalui peristiwa 27 juli.
mereka memilih pdi-p dengan harapan besar agar pdi-p lebih memihak kepada rakyat kecil yang selama orde baru menjadi kaum tertindas oleh penguasa.
namun ternyata itu semua hanya sebatas harapan semata. janji-janji juru kampanye pemilu pdi-p seakan-akan habis ditelan kemilau kekuasaan.
sejujurnya, bahkan sampai saat ini saya belum melihat kebijakan fundamental yang dikeluarkan oleh fraksi pdi-p di tingkat pusat. kebijakan-kebijakan yang memperhatikan rakyat.
sejujurnya sempat terlintas pikiran bahwa kwik kian gie yang selama ini bersuara vokal terhadap partainya (pdi-p), dibungkam untuk sementara menjelang kampanye tahun ini. kwik kian gie merupakan salah satu dari segelintir tokoh pdi-p yang berani menyuarakan ketidak-benaran...pak kwik...pindah partai aja deh
mungkin angan saya tentang politik di indonesia terlalu muluk.
saya ingin ada pemimpin di indonesia yang benar-benar memperhatikan rakyat kecil, dan mengibarkan nama indonesia ke depan panggung dunia internasional.
tapi apa daya, politik memang kotor kan?
mungkin ini juga kutukan Tuhan....

Once upon a time in the kingdom of Heaven, God was missing for six days. Eventually, Michael the Archangel found him, resting on the seventh day. He inquired of God, "Where have you been?"
God sighed a deep sigh of satisfaction and proudly pointed downwards through the clouds, "Look, Michael. Look what I've made."
Archangel Michael looked puzzled and said, "What is it?".
"It's a planet," replied God, "and I've put Life on it. I'm going to call it Earth and it's going to be a great place of balance."
"Balance?" inquired Michael, still confused.
God explained, pointing to different parts of earth. "For example, northern Europe will be a place of great opportunity and wealth, but cold and harsh while southern Europe is going to be poor but sunny and pleasant."
"I have made some lands abundant in water and other lands parched deserts."
"This one will be extremely hot, while this one will be very cold and covered in ice."
The Archangel, impressed by God's work, then pointed to a group of islands and said, "What are those?"
"Ah," said God. "That's the Indonesian archipelago, the most glorious place on earth. There are beautiful beaches, rivers, mountains and forests.
The people from Indonesia are going to be handsome, modest, intelligent and humorous and they are going to be found traveling the world. They will be extremely sociable, hardworking and high achieving, and they will be known throughout the world as carriers of peace and love."
Michael gasped in wonder and admiration but then proclaimed, "What about balance, God? You said there would be balance."
God replied wisely, "Wait until you see the idiots I put in the government."

(dikutip dari salah satu milis yang gw ikutin)

Monday, January 05, 2004

saya suka hujan...
entah mengapa ketika hujan mulai menetes dari langit, saya akan mencoba untuk mengamati tiap butir hujan yang jatuh. seakan mengharapkan sesuatu yang berbeda dari tiap butir air tersebut.
ingatan pertama saya pada saat menikmati hujan adalah ketika SMA. sambil berpaut tangan dengan seorang gadis yang sempat mencuri hati saya. kami berdua menikmati hujan dan sinar matahari sore yang mulai ditelan semburat senja.
seiring sejalan.
saat lainnya adalah ketika saya memasuki masa kuliah. masih di kawasan bandung.
ketika itu gerimis turun, dan saya terdiam. mencoba meresapi dingin dan kesendirian yang dibawah oleh tetesan air. entah apa yang membuat saya mendongakkan kepala saya. dan....
bias-bias sinar lampu jalan yang menerobos ratusan tetes air hujan membuat saya terpana.
ratusan pelangi kecil tercipta berlatar belakang langit kelam yang jernih.
"roi...rooiii....ROOIII..."
teriakan teman saya itu membuyarkan angan yang sempat melayang beberapa saat....
"ngapain bengong kaya gitu?..ntar kesambet lho..."
saya hanya tersenyum
entah kapan saya terakhir kalinya menikmati tetesan hujan di ibu kota ini. seakan-akan pekerjaan rutin menghabiskan waktu untuk merenung tetesan air yang membawa ratusan pelangi kecil itu.
namun, seperti kata pepatah bagai dua sisi uang logam. hujan juga mempunyai sisi yang agak tidak menyenangkan.
hujan di hari minggu pertama tahun ini tampaknya tidak akan saya lupakan.
kasur, guling, karpet, bantal, dan peralatan tidur saya tergantung tak berdaya ketika gerimis datang, sementara saya masih di kantor sibuk menyiapkan tulisan.
saya tersadar ketika melihat ke luar jendela kantor yang terletak di lantai enam.
seperti biasa, pada awalnya pikiran saya terlena dengan bias-bias sorot lampu mobil yang mengantri di sepanjang s. parman.
namun saat berikutnya saya tersadar peralatan tidur yang sedang saya jemur di luar.
saya hanya bisa pasrah, percuma rasanya berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan semuanya.
omigod

alamat pegel badan nih beberapa hari sampe itu semua kering

tapi kan curah hujan di jakarta januari ini masih tinggi...mampus deh gw

Thursday, January 01, 2004

malam telah datang, namun khusus untuk malam ini ruas jalan itu sepertinya tidak bisa beristirahat dari berat beban jalan yang harus dipikulnya.
ratusan orang dan kendaraan berbagai jenis masih tetap dengan riang menari-nari diatas tubuhnya. merayap perlahan, untuk kemudian menyusuri ruas jalan lain. sambil sesekali membunyikan klakson atau meniup terompet.
bahkan polisi lalu lintas yang sedang bertugas hanya bisa menatap pasrah melihat antrian kendaraan dan manusia.
"sudah terlalu penuh sesak..."
mungkin itu yang ada di pikirannya
masih terngiang-ngiang perintah atasan waktu briefing di kantor
"pokoknya jangan semrawut, harus lancar, dan keamanan ditingkatkan."
manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang berkehendak.
euforia tahun baru
mungkin bukan hanya di Indonesia, tapi juga di belahan dunia lainnya.
bagi saya pribadi, saya tidak terlalu merayakan pergantian tahun. dan memang hampir setiap tahun seperti ini.
pergantian tahun hanya sekedar pergantian angka-angka semata.
dari 2003 ke 2004, sama halnya dari desember ke januari, dari rabu ke kamis, atau mungkin dari 00:00 ke 00:01.
tapi kenapa itu semua harus dirayakan secara besar-besaran?
mungkin ada benarnya apa yang diungkapkan salju yang satu ini:
Mungkin karena kita butuh penanda. Bahwa ada sesuatu yang harus berakhir dan bermula agar hidup tak jadi jemu. Manusia akhirnya menyadari bahwa ingatan tak selamanya panjang: harus ada batas pada sehimpun catatan. Dan ada batas lagi untuk memulai menulis catatan di lembar yang baru: bahwa jatah hidup kian berkurang.
mungkin waktu 'diciptakan' manusia agar tidak gamang dengan kehidupan di alam semesta ini. disadari atau tidak, kita semua memang butuh pegangan, sesuatu yang menyadarkan kita untuk menjalani kehidupan yang kita pilih.
itu yang pertama
yang selanjutnya adalah
lativi itu kayanya mau bangkrut deh, ada investor yang berminat nggak?
jangan tanya apa sebabnya, karena nanti postingan ini bisa terlalu panjang