Saturday, December 31, 2005

the best thing that ever happened to me this year

"Kamu kurang langsing"
Itu jawaban langsung dari istri saya waktu kemarin pagi iseng-iseng saya nanya istri saya apa kekurangan saya. Kena banget deh...
Lalu setelah beberapa saat, dia bilang
"Kamu itu pikirannya kurang terbuka, kalo udah nganggap satu hal bener, ya gitu aja, nggak bisa diubah-ubah,"
Yang ini juga mungkin ada benarnya.
Menjelang akhir tahun, kalau ditanya apa kejadian yang terbaik yang pernah saya alami tahun ini, tentu saja jawabannya adalah menikah. April lalu saya menikah.
Hal pertama kali yang saya ingat waktu bertemu muka dengan (calon) istri saya waktu itu adalah celetukan dia: "O iya, kamu yang suka minum air dari kolam itu ya..."
Ya ampun....
Saya memang pernah memposting berbagai pengalaman saya waktu kecil, diantaranya ya itu tadi.
Kami pertama kali bertemu pada saat kopdar kecil-kecilan sesama blogger pada Februari lalu, waktu itu ada acara trekking di Cibodas, ada sekitar 11 orang blogger yang ikut trekking.
Kami baru dekat sekitar dua setengah bulan setelah acara trekking itu. Delapan bulan setelah itu, kami menikah.
Apa enaknya menikah? Nah saya agak bingung menanggapinya. Tapi yang pasti, tiap hari ada obyek buat dijailin, hehehe.
Tentunya bukan hanya dijailin, kadang-kadang kami juga bertukar cerita (lebih sering dia sih...), seperti kemarin pagi.
Dan mudah-mudahan, kami bisa menjalani tahun depan mendatang, diiringi do'a yang pertama kali kami ucapkan bersama setelah kami jadian:
Ya Allah
bimbinglah kami dalam menjalani keseharian kami selanjutnya
dan
berilah kami petunjuk untuk mengatasi segala rintangan
Amiin

Monday, December 26, 2005

rupiah dan ekonomi

Selama setahun terakhir ini, rentangan fluktuasi rupiah terhadap US$ cukup besar. Paling tinggi ada pada kisaran Rp9.145 per US$, itu terjadi pada akhir Januari lalu ketika Jepang menyatakan kesiapannya untuk menyerahkan sepertiga dari komitmen CGI. Paling tinggi ada waktu sekitar akhir Agustus lalu, posisi rupiah terpuruk ke level Rp10.800 per US$. Waktu itu rupiah terpengaruh pencapai rekor harga minyak internasional yang mencapai US$70,85 per barel.
Jadi kalau dihitung-hitung, selama setahun terakhir ini rupiah bergerak pada kisaran 1.655 poin. Cukup besar juga, mengingat pada tahun lalu rupiah pernah dinobatkan sebagai mata uang yang mempunyai kinerja paling baik diantara mata uang negara-negara Asia oleh sebuah majalan ekonomi internasional.
Saya sendiri punya pendapat pribadi mengenai besarnya rentang fluktuasi rupiah tahun ini, sederhana saja: itu berarti perekonomian di Indonesia masih belum stabil.
Kalau kita lihat, memang selama ini kinerja perekonomian di Indonesia masih menunjukkan tingkat fluktuasi yang lebar. Kadang-kadang geliat perekonomian kita cukup memberikan 'angin' segar kepada para pelaku ekonomi (investor, kalangan industri, kalangan perbankan, dan yang lainnya) atau kadang-kadang juga menunjukkan gejala yang bermusuhan dengan pelaku ekonomi.
Tentunya hal itu juga dibumbui dengan berbagai kebijakan pemerintah yang sampai saat ini belum menunjukkan koordinasi yang baik buat mengelola ekonomi. Ada kebijakan-kebijakan mendasar yang memberikan insentif kepada para pelaku ekonomi, tapi ternyata ada juga kebijakan-kebijakan yang memberatkan para pelaku ekonomi. Lain di hulu, lain di hilir.
Mungkin sudah saatnya para pengambil kebijakan ekonomi di Indonesia mempertimbangkan juga target rentang fluktuasi rupiah, sebagai salah satu indikasi yang menyatakan tingkat kestabilan ekonomi di Indonesia.

Friday, December 23, 2005

berkuasa

Berkuasa itu banyak macam versinya. Ada yang karena uang, keturunan, pendidikan, wibawa, jabatan atau yang lainnya. Dan yang paling nggak enak adalah menjadi korban kekuasan, seperti saya sekarang ini.
Sekarang ini yang berkuasa di kantor menurut saya dan rekan-rekan lainnya adalah Manajer Jaringan di kantor kami, bukan Presiden Direktur, bukan pula Komisaris Utama. Tapi hanya Manajer Jaringan itu...
Saat ini di kantor saya bahkan untuk membuka account email di hotmail pun tidak bisa. Account email di Yahoo bisa dibuka, tetapi tidak bisa melakukan apa-apa dari sana, bahkan untuk reply sekali pun, karena semua button yang ada di halaman web-nya sama sekali tidak berfungsi. Dan ternyata itu pun bukan hanya berlaku di halaman web Yahoo, tapi juga di hampir semua halaman web.
Itu artinya kami korban kekuasaan kan?
Karena ternyata yang berkuasa (bisa, mau, dan mampu) melakukan hal itu semua ya itu tadi: Manajer Jaringan.

Thursday, December 08, 2005

hujan emas di negeri sendiri

Kemarin saya baru sadar, kenapa banyak WNI yang tinggal di luar negeri hampir selalu nggak sabar untuk kembali ke negeri sendiri, sedangkan kita yang tinggal di Indonesia selalui iri dengan teman-teman yang mendapat kesempatan menjalani hidup di luar negeri. Ini saya sadari waktu kunjungan ke Malaysia kemarin: pergi senin-pulang rabu.
Hidup di Indonesia ini ternyata penuh petualangan, di luar perkiraan kita, kejadian-kejadian yang mengejutkan. Mungkin ini yang menyebabkan hidup di Indonesia tidak membosankan, selalu dinamis, menawarkan hal-hal yang terkadang diluar perkiraan. Sama halnya dengan slogan Malaysia Airlines: Going Beyond Expectations. Dan ini sepertinya yang tidak terdapat di negeri orang yang sepertinya serba teratur dan rapih. Singkatnya: kehidupan di Indonesia akan sangat cocok untuk manusia-manusia yang berjiwa petualang.
Kunjungan ke Malaysia itu memang singkat, hanya tiga hari dua malam. Tapi tetap saja berkesan, soalnya ini kunjungan pertama saya ke negara serumpun itu.
Berbeda dengan Indonesia, di Malaysia sepertinya semuanya lebih teratur dan lebih rapi. Ini yang saya bilang ke orang yang mengundang kami semua. Tapi tentunya saya nggak menyinggung tentang 'petualangan' tadi. Secara keseluruhan, kunjungan di sana cukup menyenangkan, meskipun ada yang agak ngeselin: tagihan palsu dari pihak hotel.
Saya agak kaget, secara kami menginap di hotel berbintang lima tengah kota, kok bisa ya ada tagihan palsu. PR perusahaan pengundang yang menginap di hotel yang sama kena tagihan untuk dinner, makan malam. Padahal pada waktu yang bersamaan kami semua sedang ada acara makan malam di luar hotel.
Saya sendiri kena tagihan satu kaleng carlsberg beer. Ya ampun. Dasar PANTAT!!! (saya baru tahu kalau ini adalah makian yang cukup kasar disana). Minum susu aja saya pernah mabok dan muntah-muntah (susu basi gitu lho...) apalagi bir.
Ketika tiba pulang sore hari di Bandara Soerkarno Hatta, saya menyadari hal lainnya: tidak ada yang bisa mengalahkan perasaan damai ketika mendengarkan kumandang azan maghrib di kejauhan sambil menikmati hembusan angin sore dan lembayung menjelang malam.