Monday, April 11, 2005

waktu

waktu teh nyerelek jiga cai, waktu itu menetes seperti air, terkadang kita tidak tahu bahwa segala sesuatunya sedang berjalan, sedang 'menetes seperti air', sampai kita baru sadar bahwa waktu itu telah habis. Begitu dulu Mamah saya sering bilang kalau melihat saya sedang bermalas-malasan, tidur-tiduran menghamburkan waktu.
Iya, saya memang sering tidak sadar.
Beberapa hari ini saya sering memikirkan hal itu, betapa waktu itu 'menetes seperti air'.
Sepuluh tahun yang lalu, saya selalu menganggap bahwa rumah hanya tempat istirahat saja. Tidur. Tidak begitu memikirkan kondisi di rumah, nggak begitu menyadari keberadaan keluarga yang menyimpan segudang kasih sayang.
Sekarang? Saya bingung...yang disebut rumah itu apa ya? Kalau hanya tempat untuk tidur atau istirahat, sepertinya kamar kos saya. Tapi kok rasanya punya nuansa nyaman yang kurang seperti 'rumah' yang dulu ya? Bagi saya rumah itu ya masih di Bandung, bukan di Jakarta, bukan di tempat yang penuh polusi dan tidak menawarkan udara yang masih dingin.
(btw nyari rumah kontrakan di Jakarta itu susah banget ya ternyata.....sampe pegel seluruh badan nih nyari rumah kontrakan....)
Saya membayangkan, apa anggapan rumah bagi saya dalam dua tahun ke depan? Tiga tahun ke depan? Apakah sama? Sepertinya ada yang sama tapi ada juga yang berubah?
Yang penting adalah nuansa nyaman yang saya alami.
Waktu itu menetes seperti air, sampai terkadang kita tidak menyadarinya...
Seperti apa kehidupan kita dalam beberapa tahun mendatang? Lebih burukkah? Lebih baikkah? Atau sama saja?
Beberapa hari terakhir ini saya juga sering memikirkan hal itu. Kalau saja kehidupan mempunyai titik-titik peristirahatan, dimana kita bisa lepas dari sistim waktu untuk mengkaji semua yang telah lewat dan semua yang akan datang....
saat kita mengayunkan langkah pertama kita
saat kita pertama kali terjatuh
saat kita mengucapkan kalimat pertama
saat kita pertama merasakan dimarahi orang tua
saat kita pertama pergi ke sekolah
saat kita berkelahi untuk pertama kali
saat kita pertama jatuh cinta dan berpacaran
saat kita mendapat pekerjaan pertama
saat kita mendapat gaji pertama
saat kita menikah.....
Tapi kita tidak bisa beristirahat dan lepas dari sistim waktu untuk mengkaji kehidupan kita masing-masing. Kita seperti seorang sopir truk kontainer yang mengejar setoran; yang harus bisa beristirahat ketika sedang mengendarai kendaraannya.
Waktu itu menetes seperti air, sampai terkadang kita tidak menyadarinya...
(suara sayup-sayup Never Say Goodbye Bon Jovi dari rekan di kubus lain membuat saya makin larut dalam lamunan)
Saya sering bertanya ke Papah atau Mamah, bagaimana masa muda mereka, bagaimana mereka menghadapi kehidupan di masa mereka masing-masing. Tetap saja saya belum mendapat bayangan bagaimana kehidupan saya nanti.
Atau mungkin kehidupan itu hanya harus dijalani saja agar kita bisa menikmati kehidupan itu sendiri?
Waktu itu menetes seperti air, sampai terkadang kita tidak menyadarinya...

Tuesday, April 05, 2005

hai....

hai....
selamat ulang tahun sayang
semoga tahun ini kamu menjadi orang yang lebih berbahagia
kalau bonusnya sukses, makmur, atau apalah....
itu namanya bonus
saya hanya ingin kamu lebih bahagia tahun ini
biar bibir kamu selalu tersenyum manis
biar selalu ada binar kehangatan di mata kamu
karena itu dua hal dari sekian banyak yang saya suka dari kamu
selamat ulang tahun sayang
semoga kamu lebih berbahagia tahun ini

i love you more each day
ade sayang