Wednesday, April 26, 2006

Instructions

Dads, Please Read Carefully
Before Raising
----------------------------
This is baby, it needs you.
It needs your love, your touch,
and your time. Spend lots of
time with it. Build a bird house,
read a book. Go for a walk,
do homework, play. The more
time you spend, the better chance
it has of growing up happy
and healthy. It grows
very quickly. Pay attention,
never underestimate
the difference you make
------------------------------
It Takes A Man To Be A Dad

courtesy of: www.fatherhood.org

Tuesday, April 18, 2006

naik kerita api tuut tuut tuut

Waktu saya masih kecil, lagu itu sering dinyanyikan di kelas taman kanak-kanak
naik kereta tuut tuut tuut
siapa boleh ikut
ke bandung-surabaya
boleh lah naik dengan percuma
ayo kawanku lekas naik
kereta ku tak berhenti lama

lagu yang terpatri jelas di ingatan, karena kami menyanyikannya sambil memegang pundak kawan di depan kami. Bermain kereta-kereta-an.
Waktu saya di perguruan tinggi, saya mendapat dua jenis mata kuliah tentang kereta api: Rekayasa Lalu Lintas dan Teknik Jalan Rel. Di kuliah Rekayasa Lalu Lintas saya baru mengetahui bahwa kereta api merupakan sarana transportasi yang paling efisien dan efektif jika dibandingkan moda transportasi lainnya. Kuliah Teknik Jalan Rel, membuat saya selalu memperhatikan jalan rel, lengkap dengan penjepit bantalannya, lama setelah saya meninggalkan bangku kuliah. Kuliah Teknik Jalan Rel juga melengkapi ingatan saya tentang kertas gambar yang cukup besar, hampir seperempat luas meja tenis meja, untuk membuat tugas asistensi lay-out stasiun kereta.
Sejak kerja di Jakarta juga saya lebih suka menggunakan kereta api untuk perjalanan Bandung-Jakarta. Alasannya adalah relatif lebih cepat dan pemandangan yang bisa membawa nuansa lain. Ada satu spot yang selalu saya nantikan, bukit persawahan di daerah Purwakarta, yang biasanya menghijau saat awal musim panen atau kuning keemasan menjelang panen. Dan jangan pula lupakan sinar mataharinya....
Tapi sekarang sepertinya buat orang banyak bakalan berpikir dua kali kalau mau menggunakan kereta api. Coba ingat lagi, dalam satu bulan terakhir ini ada berapa kali kecelakaan kereta api? Tiga kali atau lebih mungkin ya? terakhir kali yang terjadi sore ini: tabrakan antara KRL Eksekutif Pakuan dan Metromini.
Kenapa ya sekarang sering sekali terjadi kecelakaan kereta api?


NB: Untuk urusan kertas tugas yang besar-besar, sepertinya teknik sipil nggak ada duanya ya... Kertas tugas asistensi teknik jalan rel itu masih cukup kecil kalau dibandingkan dengan kertas tugas mata kuliah lainnya. Kertas tugas yang paling besar yang saya pernah gunakan adalah kertas tugas mata kuliah Irigasi. Besarnya hampir seluas meja pingpong.
Kalau mau kertas tugas yang agak panjang, silahkan ikut kuliah teknik rawa atau teknik pantai. Pemetaan tinggi dan panjang gelombang air laur memaksa kami untuk membeli kertas milimeter blok yang panjangnya hampir tiga meter, padahal lebarnya mungkin setengah meter.
Dan kalau kertas tugas yang lumayan ngejelimet, silahkan ambil mata kuliah Bangunan Air. Detil bendungan dan fluktuasi tinggi muka air digambar sedetil-detilnya. Jangan lupa juga hasil hitungan harus disesuaikan dengan gambar.
Tapi jangan khawatir, sebagai permulaan ada kuliah Menggambar Teknik. Yaah mungkin untuk mata kuliah ini kami harus belajar ke rekan-rekan kami yang kuliah arsitek. Mereka memang lebih gape, tugas yang biasanya dikerjakan berminggu-minggu oleh mahasiswa teknik sipil, bisa diselesaikan dalam hitungan hari oleh mereka. Tapi jangan lupa berlembar-lembar kertas ukuran A3 dan A2 yang digunakan di mata kuliah ini.

Monday, April 17, 2006

Our First Anniversary

To day, is our first anniversary.
Setahun yang lalu kami menikah. "Setahun yang lalu, jam segini, aa lagi ngapain?" dia bertanya ketika kami sarapan. Saya berusaha mengingat-ingat kembali, pagi-pagi seperti tadi, setahun yang lalu, saya sedang apa ya? Mungkin baru bangun tidur.
Time flies kata orang-orang, dan ternyata saya mengalami hal itu.
Saya mencoba mengingat-ingat lagi awal pertemuan kami, saat kami bertemu untuk kedua kalinya (... janjian nonton film ...), hal-hal yang kami lalui ketika kami berpacaran, menyiapkan pernikahan, hingga saat-saat sekarang, menjalani pernikahan kami.
Terus terang kami masih belajar, belajar untuk saling mengerti diri sendiri, belajar untuk memahami saya dan dia, belajar dan terus belajar. Seperti anak kecil yang mau sekali bermain sepeda melaju bersama dengan teman-temannya, harus belajar dan berlatih pada saat yang bersamaan. Tidak takut jatuh dan sakit.
Saya merasa amat beruntung.
Waktu memang terbang ...
saya merasa agak kesulitan untuk mengingat-ingat kembali semua kenangan itu, saya hanya merasa .... bahkan saya merasa kesulitan untuk mendeskripsikan perasaan saya. Orang barat sana bilang mungkin ada kupu-kupu yang berterbangan ke sana kemari di hati saya, teman saya bilang mungkin rasa itu seperti kehangatan matahari pagi, ada lagi yang bilang mungkin rasa itu seperti kedamaian saat memandang matahari hitam keemasan di penghujung senja. Mungkin itu semuanya benar.
i love you more each day ade sayang

Sunday, April 16, 2006

(another) Big Day

Kemarin, sepertinya merupakan salah satu hari yang cukup bersejarah buat saya. Hari ketika kami sekeluarga mengadakan pengajian empat-bulan buat istri saya yang sedang mengandung. 15 April 2006 alias 17 Rabiul Awal 1427
Mengapa pengajian empat bulan? Yaah... dalam agama saya ada keyakinan bahwa dalam proses kehidupan, Yang Maha Kuasa meniupkan ruh ke janin yang hampir berumur empat bulan. Jadi dalam upaya mengharapkan hal-hal yang baik, kami mengadakan pengajian buat jabang bayi yang masih dalam kandungan itu.
Sebenarnya, sudah sejak lama saya ingin menanyakan sesuatu hal ke bapak saya: Bagaimana perasaan dia ketika tahu bahwa ibu saya mengandung untuk pertama kalinya?
Karena terus terang, saya sendiri sering bingung sendirian. Saya selalu merasa 'diseret' oleh keadaan ketika harus memasuki berbagai tahap kehidupan. Bukan berarti saya menyesali saya berbagai tahapan kehidupan yang telah saya lewati (... karena pada akhirnya saya selalu menganggap tahapan kehidupan itu berharga buat saya: sekolah, pacaran, kerja, menikah... ), tapi saya selalu merasa tidak siap buat masuk ke tahapan yang baru.
Seperti sekarang ini, sering sekali saya bertanya-tanya ke diri saya sendiri apakah saya siap untuk menjadi seorang bapak? Karena bahkan saya selalu menyadari bahwa saya menyimpan sifat kekanak-kanakan.
I wonder if every single flower has been tought to bloom
...
ini semua membuat saya bingung.
Tapi toh ada hikmahnya juga, karena nanti jika anak saya menanyakan hal yang sama yang ingin saya tanyakan sekarang: "Yah, gimana perasaan ayah waktu bunda mengandung buat pertama kalinya?"
Well sonny, ayahmu waktu itu bingung, bingung se-bingung-bingungnya. Tapi sepertinya itulah jalan kehidupan, nggak seru kalau nggak pake bingung. Itu hanya tahapan kehidupan, nanti kamu bakalan tahu rasanya seperti apa, dan tiba-tiba, tanpa kamu sadari, waktu berjalan cepat dan anak kamu nanti menanyakan hal yang sama.

Monday, April 03, 2006

Penyakit Kambuhan

Ini mungkin salah satu penyakit kronis Jakarta, selain banjir musiman tentunya: macet di awal pekan setelah long-weekend. Dan pagi ini, saya terjebak di daerah yang sebelumnya belum pernah (atau jarang?) macet, yaitu di depan Sampoerna Strategic Square, atau biasa dikenal akses bebas three in one menuju Plaza Semanggi.
Berangkat dari rumah, saya sudah bisa melihat bahwa Casablanca macet, dan kemungkinan macet total karena kendaraan di atas flyover Stasiun Tebet bergerak amat perlahan, kalau tidak bisa dikatakan tidak bergerak. Akhirnya saya lewat jalur alternatif Manggarai.
Alhamdulillah sampai kantor istri di kawasan Setiabudi Kuningan, sepertinya nggak ada kemacetan yang parah-parah banget. Tapi ketika meneruskan perjalanan ke kantor... taadaaa... : macet di depan Sampoerna Strategic Square, ya ampun.
Antrian kendaraan di depan gedung ini akibat dari antrian kendaraan di Casablanca yang mau muter balik di bawah flyover Sudirman, untuk kemudian belok kiri di belakang Gedung HSBC.
Dan antriannya mulai dari sebelum tanjakan flyover, jauh ke belakangnya. Ya Ampun...
OK Guys Holiday is over
OVER!!!

----------------------------

Up Date 5-th April 2006
ternyata macet itu bukan awal minggu aja, karena minggu ini Jakarta jadi tempat favorit demo kalangan buruh se-jabodetabek, malah mungkin se-Pulau Jawa.
Hari Selasa kemarin misalnya, indikator kemacetan (menurut seorang teman) bisa dilihat dari jajaran bus transjakarta di sepanjang jalan Thamrin, tepatnya di depan Gedung Bank Indonesia.
Tadi pagi, seorang teman sempat memberitahu bahwa dalam perjalanan ke kantor, di Tol Cikampek, dia sempat melihat 40 bus berisi buruh yang menuju Jakarta. O My God...
Dari radio, dia dengar juga sekitar 1.000 motor di stop di jalan Tol Cikampek. Sementara detik.com pagi ini memberitakan ada 80 motor buruh yang sempat masuk tol Cipularang.
Pagi ini juga, ada teman kantor yang sempat nyeletuk: "Kok yang demo itu buruh ya? Padahal kita juga kan pekerja.... harusnya kita juga iku berjuang sama mereka kan?"