Wednesday, December 31, 2008
Counting down
Saya selalu teringat postingan Bagja tentang tahun baru: ....manusia memang butuh penanda...
Sementara saya sendiri yakin histeria tahun baru akan berkurang sampai setengahnya kalau setiap tanggal 1 Januari tidak ditetapkan sebagai hari libur internasional. Jalan ke Puncak, Bogor tidak akan padat merayap (atau mungkin statusnya lebih parah).
Tadinya saya berpikir, gimana ya saya menghabiskan jam-jam terakhir di 2008? Membuat postingan sejam sekali di blog ini sepertinya oke juga. Hanya saja rencana tinggal rencana karena saya belum pernah tidak memejamkan mata selama 24 jam non-stop. Apalagi hari terakhir 2008 ini kantor saya buka dan saya harus ngantor seperti biasa. Sebenarnya bisa juga di-akal-in dengan mengubah setting-an waktu di blog ini. Tapi itu jadi artificial dong...
Tahun baru yang lalu, saya habiskan pada sebuah event klien kantor. Lewat tengah malam, saya pulang, dan langsung menyalakan internet untuk membuat postingan.
Saya ingat salah satu rencana saat itu adalah mengisi blog ini dengan postingan berbahasa Inggris. Tapi itu juga hanya bertahan beberapa bulan saja. Dalam beberapa hal, menulis dalam bahasa Inggris akan membuat saya lebih paham bahasa ini. Tapi tetap saja, untuk mengekspresikan sesuatu, menulis dalam bahasa lebih lancar meskipun menulis dalam bahasa Inggris juga bisa lebih 'kena' untuk mendeskripsikan sesuatu.
Jadi apa resolusi tahun 2009?
Beuh, bisa menyelesaikan rencana kerja 2009 hingga enam bulan ke depan saja saya sudah bersyukur.
Friday, December 19, 2008
stress
Dan saya selalu menyalahkan diri saya sendiri kalau saya melakukan hal-hal yang bego. Tambah stres-lah saya, dan makin bego-lah saya. Berulang-ulang.
Saya sendiri masih mencari resep yang manjur biar tidak gampang stres dan semakin bego ini. Mungkin keluar dari rutinitas bisa jadi salah satu jalan keluar.
Satu hal lagi: menjadi stres kadang-kadang membuat saya jadi lebih 'evil'. Duh....
Wednesday, December 17, 2008
being melancholist (second edition)
Menjadi seorang yang melankolis adalah menjadi orang dengan kuota rasa sedih membludak, yang kadang bisa dipicu oleh kejadian kecil yang hampir nihil. Atau bahkan tidak dipicu sama sekali: datang tiba-tiba dan terus menempel dalam waktu yang lama.
Saya salah satu diantaranya.
Pemicunya hari ini, mungkin (karena memang tidak yakin) adalah tulisan Mumu ini, tulisan tentang review film. Saya suka baca tulisan-tulisan dia. Bertutur. Alurnya bagus. Dekat dengan keseharian. Hanya saja saya tidak bisa memberikan komentar karena blog dia di Multiply, dan kita harus log-in dulu sebelum bisa komen.
Tulisan dia kali ini tentang sebuah film Indonesia. Judulnya 'Pertaruhan', film dokumenter yang berisi 4 film pendek tentang perjuangan perempuan.
Saya sedih ketika Mumu mendeskripsikan perasaannya pada sebuah adegan pada film keempat, yang bercerita tentang perjuangan hidup seorang ibu menghidupi anak-anaknya dengan menjadi kuli batu siang hari dan menjadi PSK pada malam harinya. Saya sedih.
Kesedihan kedua, mungkin (sekali lagi...) waktu saya mendengar berita duka cita meninggalnya kerabat rekan kerja hari ini. Almarhum memang sudah cukup uzur. Saya sedih teringat nenek saya.
Ketiga, saya sedih karena mungkin (masih...) ketika sepulang kerja saya mampir ke Cawang, rumah nenek saya. Suasananya muram sekali. Saya teringat masa-masa waktu saya menghabiskan waktu di rumah ini.
Keempat, saya sedih ketika baru tahu penunggu rumah di Cawang kehilangan bayinya yang baru tiga hari dilahirkan, meninggal karena penyakit. Sekitar dua minggu sebelum nenek saya meninggal. Tiga hari....
Kelima, saya sedih ketika saya sadar saya jarang berkomunikasi dengan adik bungsu saya yang tinggal di Cawang.
Saya sedih sekali hari ini.
Ada yang mau berbagi kesedihan?
Note: image from gettyimages
Friday, December 05, 2008
Layanan Tenda Makanan
Minggu lalu, ketika di Bandung, saya mengajak my partner dan Putri Jail untuk sarapan di Bubur Ayam Mang Oyo. Saya memang sengaja datang ke Bandung pagi-pagi untuk sarapan di sini, apalagi Putri Jail belum sempat sarapan dan sepanjang perjalanan Bekasi-Bandung dia ngoceh sana-sini dan jack-pot satu kali.
Saya bilang ke my partner, dulu awal-awal berdiri Bubur Ayam Mang Oyo membebaskan para pembelinya untuk mengambil topping buat buburnya masing-masing. Jadi Mang Oyo hanya memberikan para pelanggannya semangkuk bubur putih panas yang liket, saking liket-nya kalau mangkok buburnya dibalikkan, buburnya tidak akan tumpah.
Besok harinya kami sarapan bubur ayam lagi, namun kali ini letaknya lebih dekat dengan rumah ortu di daerah Buah Batu. Kami dan dua keponakan yang nggak mau diam sarapan di daerah Batununggal. Komentar istri saya: "Kok bubur yang ini lebih enak daripada bubur ayam Mang Oyo, tapi kenapa disana lebih laku dan lebih terkenal ya...?"
Siang ini, setelah Jum'at saya makan soto ayam di daerah Pasar Santa. Sepertinya lumayan terkenal karena setiap kali saya lewat tempat ini, kedai Soto Ayam-nya selalu penuh. Pesanan datang, saya cicipi kuahnya, yah memang terasa sedikit berbeda kalau dibandingkan dengan kedai Soto Ayam lainnya yang pernah saya coba. Tapi kenapa lumayan terkenal.
Ketika saya secara tidak sengaja melihat bagaimana pelayan di sana berinteraksi dengan pelangaannya, saya menemukan hal yang sama dengan bubur ayam Mang Oyo yang di Bandung sana.
Keakraban.
Man Oyo nggak ragu-ragu buat menyapa dan bercanda dengan pelanggannya, sama seperti pelyanan yang ada di kedai soto ayam itu. Meskipun nggak kenal dengan pelanggannya, sapaan mereka terdengar hangat dan akrab. Orang jadi betah makan disana, bahkan rela antre.
Sepertinya stragegi ini juga diterapkan oleh rumah makan kelas atas, yang terkadang Chef-nya keluar dari dapur, menyapa pelanggannya, dan bahkan memenuhi rasa ingin tahu pelanggan yang ingin melihat kondisi dapurnya (saya baca di suatu majalah tentang ini...)
....
the truth is, saya nggak tau gimana mengakhiri tulisan ini, jadi....
Note: image was taken from gettyimage
Friday, November 28, 2008
Macet di Jakarta
Buat saya, yang namanya macet di Jakarta itu seperti karet: amat sangat fleksibel dalam kondisi tertentu.
Jadi saya termasuk orang yang menentang keputusan Pemprov DKI Jakarta yang akan memajukan jam masuk sekolah lebih awal mulai tahun depan. 06:30. Jam berapa anak-anak sekolah itu harus bangun tidur?
Mempercepat jam waktu masuk anak sekolah buat saya langkah yang absurd. Ini sama artinya memperpanjang periode macet di jalanan Jakarta. Dari yang tadinya mulai macet sekitar jam tujuh (merujuk ke waktu dimulainya 3-1) sampai sekitar jam 10, menjadi dari jam 06:00 pagi sampai sekitar jam 10.
Mungkin bapak-bapak di Pemprov DKI Jakarta lupa bahwa anak-anak sekolah masih mengandalkan angkutan pribadi untuk pergi ke sekolah. Jadi sebenarnya menurut saya harus dilakukan oleh Pemprov DKI ya membenahi sarana angkutan umum.
Dan bukan dengan penambahan perusahaan daerah seperti TransJakarta yang hanya menguntungkan segelintir pemegang saham (secara tidak langsung) dan sebagian warga jakarta lainnya (secara langsung).
Dekati dong itu yang namanya Kopaja, Koparmitra, atau koperasi-koperasi angkutan Jakarta lain. Sediakan subsidi pengadaan kendaraan untuk mereka, perbaikan fungsi terminal, atau yang lainnya.
Duh...our stupid government....
Image from: gettyimage
Friday, November 21, 2008
Obituari Nenek
"Roi, nenek meninggal. Mamah kamu udah dikasih tau?"
Dan ketika saya cek handphone saya, ternyata itu SMS dari adik saya yang memberi tahu kabar ini...
Saya blank, nggak tau harus berduka cita atau bersyukur. Berduka cita karena saya kehilangan seorang nenek, yang juga merupakan 'orang tua' ketika saya menghabiskan masa TK. Atau bersyukur karena akhirnya nenek saya bisa 'bebas' dari penderitaan: dia telah mengalami masa sakit yang cukup panjang: sekitar 5 tahun lebih. Hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Saya ingat dalam pertemuan keluarga beberapa waktu yang lalu, saya sempat bilang ke peserta pertemuan (paman, sepupu, bibi, uwa, de el el) kalau saya tadi malam sempat bermimpi nenek meninggal hari Jum'at. Nenek saya meninggal hari Jum'at. 00:15. Pertemuan keluarga itu memang diadakan untuk membahas kondisi nenek yang semakin memprihatinkan.
Jadi begitulah, saya minta izin ke atasan saya untuk tidak masuk. Saya ingin mengantarkan nenek saya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Saya ikut sholatkan nenek, membawa tandu jenazah, sampai mengangkat jenazah nenek saya ke liang lahat.
Nenek saya dikebumikan di daerah Garut, tempat kelahirannya. Daerah perkampungan yang masih relatif sepi. Tempat dimana kita bisa melihat petak-petak sawah yang luas.
Cukup banyak ingatan saya tentang nenek. Saya menghabiskan masa sekitar dua tahun dengan nenek saya ketika TK dulu.
Saya ingat sekali dulu, malam-malam, sebelum tidur bersama nenek, saya selalu menggulung lengan baju nenek untuk kemudian menyandarkan kepala saya disana. Saya merasa nyaman. Sementara nenek saya hanya bisa tersenyum dan bertanya, "kok digulung-gulung begini?..."
Siang harinya, saya juga sering menenami nenek berpergian. Dulu nenek saya adalah pengusaha.
Saya juga pernah dimarahi nenek. Saya pernah dicubit keras sekali waktu saya pergi dari rumah di kampung daerah Tasik, hanya untuk berjalan menyusuri pematang sawah. Saya tidak bilang-bilang nenek kalau saya mau menyusuri pematang sawah. Mungkin karena khawatir, nenek saya jadi marah.
Nenek saya juga menjadi guru agama saya ketika saya masih kecil. Masa-masa SD adalah masa-masa dimana saya menghabiskan liburan sekolah saya di rumah nenek saya untuk belajar mengaji bersama sepupu-sepupu yang lain. Saya dan sepupu-sepupu sempat diajari beberapa nyanyian religius tradisional:
eling-eling mangka eling
ibadah ulah campoleh
beurang peuting kudu weleh
bisi urang kaburu paeh
sabab urang bakal mati
nyawa dipundut ku gusti
...
Atau nyanyian yang isinya sifat-sifat Allah.
Wujud, Qidam, Baqa,
Mukhalafatu Lil hawadisi
Qiyamu-binasihi
Wahdaniyah, Qudrat, Iradat
Ilmu, Hayat, Sama,
Bashar, Qalam, Qadirun, Muridun,
Sami'un, Hayun, Basyirun, Sami'un, Mutaqalimun...
Syair diatas, kemungkinan besar ada yang salah. Sudah beberapa tahun terakhir ini saya tidak bersenandung dengan syair itu.
Nenek, semoga sekarang sudah mencapai kebahagian hakiki...
Wednesday, November 05, 2008
Obama Menang
"Mas saya baru dapet kabar dari kantor, Obama menang, bisa nggak saya minta pendapat mas untuk Vox-pop...?"
What the....
"Iya mas pendapat pribadi aja...."
Saya melihat ke sekeliling saya, "...tapi...mmmm.... dia aja deh," kata saya sambil nunjuk bos saya yang kebetulan berdiri di dekat saya.
"Nggak, udah kamu aja," lembar dia.
Di-shot sama TV, RCTI pula, kapan lagi?
"Ok deh"
"wah makasih mas..." kata wartawan RCTI itu, melirik ke arah kameramen untuk memberikan tanda bersiap.
...tapi....mengingat bahwa saya orang yang gampang gugup, saya langsung bilang
"Mas, kasih saya waktu saya sebentar buat persiapan ya..."
"...OK..."
sekitar setengah menit saya membayangkan apa yang akan saya bilang nanti....
"Oke mas...
Pertama-tama saya mengucapkan selamat kepada Senator Obama atas kemenangannya menjadi Presiden Amerika Serikat. Mudah-mudahan, Senator Obama, yang sekarang menjadi Presiden Amerika Serikat, bisa membuktikan janji-janjinya selama masa kampanye, dan membawa perubahan bagi politik luar negeri Amerika Serikat, jadi hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat bisa jadi lebih baik....
...."
Baru tadi pagi saya membaca postingan Adit tentang Obama ini, meskipun isinya 'keras', saya setuju sama dia, bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri dan jangan mengharapkan orang lain.
Tapi nggak tau kenapa saya ngerasa exiting aja Obama terpilih. Mungkin, terpilihnya Obama ini menjadi semacam simbol perubahan yang bakalan terjadi di Amerika sana, perubahan yang menuju perbaikan tentunya.
Atau mungkin terpilihnya Obama lebih seperti jaman reformasi mahasiswa dulu? Ketika mahasiswa berhasil mendobrak pardigma lama. McCain dan Obama, yang satu generasi tua dan yang lainnya generasi muda.
Sepulang dari acara klien, melalui sebuah mailing list, saya mendapatkan translasi teks pidato Obama setelah menang dari McCain, istilah yang dipakai dalam subject email adalah: Obama Acceptance Speech. Dan saya suka apa yang dia bilang disana...
So let us summon a new spirit of patriotism; of service and responsibility where each of us resolves to pitch in and work harder and look after not only ourselves, but each other.Semoga
Tuesday, October 07, 2008
krisis
Awalnya saya nggak habis pikir, kenapa yang ekonominya sedang sulit di Amerika sana bisa mempengaruhi secara signifikan perekonomian di Indonesia. Saya bilang 'secara signifikan' karena pemberitaan ekonomi selama dua hari terakhir ini difokuskan kepada persiapan pemerintah kita tercinta jika ekonomi Indonesia terpuruk seperti krisis 1997 lalu.
Tanda-tandanya mungkin memang sudah kelihatan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dan menurunnya IHSG.
Awalnya saya heran, kenapa nilai tukar rupiah bisa melemah terhadap dolar Amerika? Padahal kan, kalau memang mekanisme pasar berlaku pada sistim ekspor impor kita, kita bisa mengalihkan tujuan ekspor kalau memang Amerika tidak mampu bayar ekspor kita.
Saya ingat betul tiga atau empat tahun yang lalu, Departemen Perindustrian dan Perdagangan selalu mengumumkan upaya pengalihan tujuan ekspor dari tujuan tradisional (Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan dua lainnya yang saya tidak hapal). Sepertinya itu kurang berhasil ya.
Tapi tunggu dulu, saya baru dapat informasi kalau pangsa pasar nilai ekspor kita ke Amerika Serikat, hanya sekitar 11% dari total nilai ekspor.
11%, rasa-rasanya perbandingan itu nggak pas banget dengan pengaruhnya terhadap pelemahan nilai tukar rupiah, maksudnya 11% itu kan kecil banget. Hanya 1,1 dari skala 10.
Tapi kemudian saya teringat penurunan angka IHSG. Mungkin ini pemicu utamanya.
Logikanya begini: penurunan IHSG bisa merupakan pencerminan dari rendahnya transaksi di lantai bursa. Kalau pasar sepi peminat, salah satu langkah logis yang akan dilakukan oleh penjual atau pedagang adalah menurunkan harga dagangannya, dengan harapan bisa menarik pembeli.
Untuk bisa melakukan transaksi di BEI, penjual dan pedagang harus menggunakan mata uang yang sama dong, yaitu rupiah.
Sebenernya nggak jadi masalah kalau pembelinya adalah orang lokal yang mempunyai stok rupiah memadai. Tapi yang hampir selalu terjadi di BEI adalah, pembelinya itu orang asing yang nggak punya stok rupiah memadai. Para pembeli asing selama ini hampir selalu mengandalkan pasar mata uang untuk mendapatkan rupiah.
Dulu-dulu, mungkin ini yang diandalkan oleh pemerintah untuk menjaga kestabilan rupiah.
Tapi apa yang terjadi saat krisis seperti ini? Boro-boro beli rupiah untuk beli saham, dolar yang mereka punya dialokasikan untuk menutupi kerugian finansial mereka (yang dipicu oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat).
Jadilah sekarang ini stok rupiah menjadi berlimpah sehingga nilai tukar terhadap dolar Amerika melemah.
Mau nggak mau, ini semua memang buah kebijakan pemerintah kita tercinta yang memfokuskan perhatian kepada sektor ekonomi non-riil, menganak-emaskan paper market yang padahal termasuk investasi jangka pendek.
BKPM? Tai pedut kalo kata orang Sunda bilang.
Saya jadi teringat tulisan Faisal Basri di Kompas awal minggu ini, intinya dia bilang krisis ekonomi ini merupakan buah dari sistim ekonomi liberal yang bernuansa riba. Bagaimanapun juga, kata dia, pasar akan selalu mencari cara untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan memberikan reaksi terhadap sistim ekonomi yang diterapkan.
My old man bilang, ada kemungkinan krisis kali ini akan berlangsung sampai 2010 mendatang, dengan mempertimbangkan siklus krisis ekonomi dunia yang telah terjadi.
Well, sometimes shit happens.
Wednesday, October 01, 2008
Tentang lebaran
Saya membayangkan, kalaulah Orde Baru masih berkuasa sampai sekarang, kemungkinan besar kita akan melewati malam takbiran sambil menonton film G 30 S-PKI, mungkin yang sudah direvisi dengan penggantian beberapa aktor dengan 'stok' yang lebih muda: Didi Petet, Mathias Muchus atau mungkin yang lainnya. (ada usulan?)
Rasa-rasanya, baru kali ini saya mengalami akhir bulan Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 30 September.
Secara keseluruhan, kalau boleh saya nilai, saya pribadi menjalani Ramadhan yang lebih baik daripada tahun lalu. Yah minimal sempat beberapa kali menjalankan shalat tarawih berjamah. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya sekali. Nggak tau kenapa sejak pindah kerja, frekwensi saya bershalat tarawih berjamaah pada Ramadhan menurun dengan amat signifikan.
Ramadhan kali ini juga memberikan pengalaman pertama saya mudik sekeluarga untuk merayakan lebaran dengan keluarga orang tua saya di Bandung. Tadinya saya sudah was-was bakalan kena antrian panjang kendaraan, karena saya berangkat pada hari yang diperkirakan menjadi puncak arus mudik. Untungnya itu nggak kejadian, Bandung-Jakarta ditempuh dalam waktu sekitar dua jam. Sampai di Bandung masih pagi, jadi sempat jalan-jalan di ITB.
Saya kadang-kadang penasaran, apa yang ada di benak orang lain saat hari terakhir Ramadhan ya? Dulu saya sempat diberi tahu kalau para sahabat Rasul menangis sedih ketika Ramadhan berakhir karena mereka akan meninggalkan bulan yang penuh rahmat.
Sedangkan saya? Yah saya harus mengakui bahwa yang terlintas di benak saya setiap hari terakhir Ramadhan adalah: Alhamdulillah, ini hari terakhir puasa dan besok nggak puasa - karena saya menganggap bahwa Ramadhan adalah ujian yang cukup berat.
Jadi saya ingin mengucapkan: Selamat nggak puasa besok soalnya udah lebaran, mohon maaf lahir batin dan semoga kita semua termasuk ke dalam orang-orang yang diberkati Allah SWT.
Dan buat yang tidak merayakan lebaran: have a nice long holiday.
Monday, September 22, 2008
F.A.Q.
Idenya diambil dari blog-nya Treespotter...
Kenapa blognya-roi?
Kenapa nggak? Roi itu sebenernya adalah inisial dari nama asli saya, hehehe. Blognya-roi, menunjukkan bahwa ini adalah blog kepunyaan roi (posesif mode on....)
Kenapa iconnya samurai?
Saya tergila-gila sama benda tajam (nggak terlalu posesif mungkin...). Setiap kali ke toko buku atau toko olahraga, saya pasti liat koleksi pisau lipat yang mereka punya. Sebenarnya saya pengen koleksi pisau, tapi partner saya suka ngilu kalau melihat benda tajam. Apalagi sekarang sudah ada Putri Jail.
Ada apa di blognya-roi?
Pendapat pribadi, most of all, tentang wartawan, tentang politik, tentang branding, tentang media, tentang manusia....(silahkan kalau ada yang mau nambahin)
Dimana saya?
Jakarta (kerja) dan Jatibening (Jakarta pinggir), kadang-kadang mengkhayal di Paris atau Singapura, atau mungkin hanya diujung tebing bukit pedesaan-diatas undakan sawah...
Apa kerjaan saya?
Konsultan (maunya...) komunikasi, saya dulu bekerja sebagai wartawan - meskipun kuliah di teknik -, dan sejak 2006 beralih profesi karena tuntutan hati (beuh...)
Saya kidal nggak?
Nggak - sepanjang yang saya tahu, karena terus terang ada beberapa hal yang enak dilakukan dengan tangan kiri, dan ada pula yang enak dilakukan tangan kanan, bahkan ada pula yang enak dilakukan dengan kedua tangan.
Ada pertanyaan lain?
Wednesday, September 17, 2008
Tentang wartawan dan keberpihakan media
Iqbal tertangkap tangan ketika menerima cek senilai Rp500 juta dari Billy di lift Hotel Aryaduta, Selasa malam kemarin.
Mereka langsung digiring oleh KPK, dibantu dengan kepolisian, untuk kemudian diperiksa. Tadi siang KPK akhirnya mengenakan status tersangka buat Iqbal dan Billy.
Hampir semua koran menaruh berita mereka tentang hal ini di halaman depan mereka, beberapa media bahkan menjadikannya headline.
Kecuali Investor Daily.
Sama sekali tidak ada informasi tentang hal ini di Investor Daily, padahal koran ini termasuk koran ekonomi ternama.
Fakta bahwa koran ini termasuk dalam grup penerbitan Globe Media Group, yang merupakan salah satu anggota konglomerasi Lippo Group, membuat saya mempertanyakan seberapa besar nyali Investor Daily untuk menolak pengaruh kalangan pengusaha dalam pemberitaan mereka dan tetap menjunjung (tidak perlu tinggi) idealisme jurnalistik.
Mau tidak mau, saya harus membandingkan Investor Daily dengan saudara sepupu mereka: Suara Pembaruan. Koran sore ini sebagian sahamnya memang dimiliki oleh Globe Media Grup alias Lippo Grup.
Koran sore Suara Pembaruan pada edisi sore ini memuat berita tentang penangkapan Iqbal dan Billy ini, meskipun masih kalah up-date dengan rivalnya Sinar Harapan.
Semoga saja rekan-rekan jurnalis di Investor Daily masih memiliki jiwa 'rebel' untuk menolak pengaruh kalangan pengusaha terhadap independesi pemberitaan, dan memuat up-date informasi kejadian ini di edisi besok.
Sunday, August 31, 2008
Ramadhan
Dan saya muak dengan itu semua.
Seakan-akan disini orang hanya memanfaatkan Ramadhan untuk kepentingan dunia semata: bersedekah agar dilihat orang lain, berbuka bersama anak yatim piatu agar disanjung, menumpuk makanan dan minuman untuk sahur, berbuka, bahkan untuk lebaran yang masih satu bulan di depan, berburu keperluan sandang buat Shalat Ied.
....
Tapi untuk tahun ini, entah kenapa saya merasa optimis dengan Ramadhan. Di tengah-tengah kemacetan yang membabi-buta yang disertai hujan di daerah Kalimalang, saya bisa merasakan semilir angin dingin yang menyejukan.
Buat saya, mungkin ini sebuah pertanda, bahwa Ramadhan kali ini masih menyisakan harapan
Mungkin benar apa yang pernah ditulis Mas Arswendo:
kearah manapun kaki melangkah
selalu ada tempat tetirah
...
Selamat memasuki bulan suci Ramadhan
Saturday, August 30, 2008
Pieces
Well, I can't. And I'm feel useless.
Later on, my Putri Jail said: 'tadi ayah nangis lho', and it makes me smile.
To night, it's raining out there, quite heavy. Two days in row in rain. It makes the air a bit fresher. I like rain.
Monday, August 25, 2008
Kung Fu Panda and The Matrix
Thursday, August 14, 2008
Quote of the day: "...jangan buat sinetron..."
Jadi kadang-kadang saya selalu nggak fokus dengan kerjaan yang ada di depan mata karena terlalu memikirkan dampak yang akan terjadi, dan parahnya itu seringkali menghambat saya, baik dari kecepatan menyelesaikan kerjaan, ketegasan mengambil keputusan, dan yang paling utama adalah: konsentrasi untuk mengambil jalan yang terbaik dari masalah yang ada di depan mata.
"...jangan buat sinetron. Kamu takut kalo mau mengerjakan sesuatu, pikiran kamu isinya: nanti kalo gini efeknya gimana ya, kalo gitu jadi gimana... malah kemana-mana. Apa yang ada di depan malah jadi terbengkalai....jangan buat gambaran ini-itu, jangan buat sinetron nanti malah ngalahin Raam Punjabi itu..."
beuh...
kadang-kadang bos bener juga
Friday, August 08, 2008
Salah satu guna blog...
Ayo nge-blog!!!!
Terutama kalo elo selebritis
hehehe
...
dan tinggalah para penggosip yang termanggu-manggu nggak ada kerjaan...
Monday, August 04, 2008
Being Melancholist
...kadang murung meluap tak terbendung....kata Katon.
Jadi ceritanya diawali oleh pernikahan adik saya minggu lalu.
A great wedding I said....
Hanya saja saya sampai sekarang masih belum sadar sepenuhnya bahwa adik saya sudah menjadi pria dewasa dan menikah.
And I hate after party....the silence is killing me slowly...
Tuesday, July 29, 2008
Jaringan Seluler
Membaca postingan ini dari Pak Budi Rahardjo mengingatkan saya waktu ada event di Bandung kemarin.
Kendala yang dialami oleh Pak BR juga dialami oleh saya, yang menggunakan kartu selular pasca bayar oleh operator selular yang punya pelanggan paling banyak. Sambungan berbicara dengan nomor lain, baik dari operator yang sama atau operator yang berbeda, tidak bisa langsung berhasil. Harus dicoba antara tiga sampai empat kali, karena selalu ada pesan connection error di layar handphone saya.
Beuh, mungkin kapasitas traffic selular dari para operator harus sudah mulai ditingkatkan lagi ya.
Note: Image was taken from Corbis
Wednesday, July 23, 2008
unprepare
Two days heading for three-days event outside the city.
Only 25% on preparation...
No document material copy yet
Not much confirmation yet
No hotel to spend the night yet
The account's PIC is not here today because she's ill
First time event with single-fighter style
...
I don't like it
update:
Saturday afternoon, the first two stages of the event was went well. The client happy. The on-air interview with one radio station was postponed until tomorrow.
But my Putri Jail is getting a fever, damn. It makes me worried. A lot. Hope she will be alright.
Sunday afternoon. All things is done. Hopefully the client satisfied. I'm very exhausted. Time to rest. I have to wake up very early tomorrow morning to catch the earliest train to Jakarta. Putri Jail is going to be OK.
Sunday, July 20, 2008
good quote
This is a good book, I mean I'm enjoy reading the book, while maybe learn something from it.
I just found a good quote from this book. What interesting from the quote is, I always says the first sentence from the quote when I'm facing a trouble. I never thought actually we could add other sentence after the first one, and it still could strengthen the first sentence.
I hope the qoute will do good for all of us whenever we're facing troubles. Here's the quote:
....everything is going to be OK. And if not OK, then at least comic...
Sunday Afternoon
Sekali dua kali, saya pergi juga dari rumah, sendirian. Hanya untuk cari suasana beda. Tapi kadang-kadang itu juga bingung, mau pergi kemana ya?
Sekalinya pergi tanpa tujuan, saya selalu kepikiran Putri Jail dan partner.... jadi nggak konsen. Not being here at the present...(beuh).
Tapi hari minggu siang ini akhirnya dipaksa-in juga cabut dari rumah.
......
Kapan ya saya terakhir kali naik angkutan umum? Mungkin sekitar tiga minggu yang lalu waktu pergi ke Bandung.
Kadang-kadang saya kangen naik angkutan umum. Yah minimal disupirin, jadi nggak terlalu belibet mikirin jalan.
Hal lainnya yang menurut saya membuat perjalanan naik angkutan umum cukup menarik adalah penjaja asongan yang kadang-kadang 'ajaib', dan kalau beruntung pengamen jalanan yang memang berbakat.
Minggu siang ini, setelah hampir menunggu sekitar setengah jam dan akhirnya menyerah dengan menggunakan bis dengan trayek lain, saya tidak mendapatkan penjaja asongan yang ajaib, tapi saya bisa mendengarkan hiburan lagu jalanan yang lumayan bisa dinikmati.
Hari Minggu masih beberapa jam lagi...
C'mon, enjoy the present
Thursday, July 17, 2008
Bang Iwan
.....Lalu ketika membaca informasi mengenai kelangkaan susu di surat kabar, semakin cocoklah lirik lagu ini
galang rambu anarki ingatlah
tangisan pertamamu ditandai bbm
membumbung tinggi....
Untungnya, lirik lagu ini nggak melulu mengeluhkan keadaan, coba lihat lirik bagian akhirnya.
...
maafkan kedua orangtuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi
susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi
mungkin bayi kurang gizi
...
...Amiiin.
galang rambu anarki anakku
cepatlah besar matahariku
menangis yang keras, janganlah ragu
tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
doa kami di nadimu
Note: Sejauh ini saya menemukan ada dua blog yang membahas Iwan Fals secara khusus, yang pertama disini dan yang kedua disana.
Wednesday, July 16, 2008
Energi Negatif...
Gimana caranya mengelola energi negatif?
...
Saya nggak tahu, padahal dari beberapa buku yang baru-baru ini saya baca, mengelola energi, baik itu negatif ataupun positif, adalah hal yang cukup penting buat menjalani kehidupan.
Pengelolaan energi akan langsung berhubungan dengan mood kita, perasaan kita, yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada hasil akhir.
Yang paling ribet adalah mengelola energi negatif di kantor. Minimal gimana caranya kita nggak bete sama penugasan dari atasan.
masa tiap kali gagal mengelola energi negatif, saya harus pindah kerjaan dan kantor? nggak banget deh.
Ini dia yang jadi permasalahan.
image was taken from corbis
Up-date (15:31, 16 Juli 2008)
Hanny nge-drop komentar, yang menurut saya keren banget. Jadi sayang kalau hanya ditaruh di box comment. Ini dia komentarnya:
mungkin jangan mengelola energi negatif, rom.
yang dikelola adalah energi positif yang ada, sehingga energi positif itu bisa ditingkatkan dan mengurangi efek dari energi negatif di sekitar.
istilah gampangnya, jangan menghitung kesialan yang dialami, but count the blessings :D
karena toh, semua tempat di dunia ini punya energi negatif dan energi positif--nggak ada yang punya hanya salah satunya saja :)
Monday, July 14, 2008
tiga minggu....
Ternyata saya hanya diberi tiga minggu untuk menikmati lalu-lintas Jakarta yang relatif nyaman. Iya. Mulai hari Senin ini anak-sekolah (SD hingga SMA) sudah mulai masuk lagi setelah liburan akhir tahun pelajaran. Dan seperti biasa, kalau anak sekolah kembali mulai masuk setelah liburan panjang, segala sesuatunya pasti lebih hectic, hingga merambat ke jalanan.
Pagi ini saja, tumben-tumbennya saya butuh waktu hingga sekitar satu jam di pagi hari untuk mencapai tempat kerja partner. Padahal biasanya saya hanya butuh waktu sekitar setengah jam. Ada antrian panjang di Halim, entah kenapa, mungkin lampu merah di daerah Halim diatur sedemikian rupa sehingga nyala lampu hijau jadi jauh lebih sebentar.
Jakarta kembali bergeliat ya....
image was taken from corbis
Thursday, July 10, 2008
Belajar Marah
ternyata marah juga ada pelajarannya ya. Selama ini saya pikir marah ya
marah aja....Tapi ternyata yang namanya marah itu ada
'etiket'-nya...(beuh...), dan yang paling dasar dari belajar marah
adalah, kalau kata saya, jangan sampai emosi menguasai diri kita.
baru denger rekan sebelah yang dimarahin supervisor
....
Hal lainnya adalah....
yang namanya marah, pasti penuh dengan nuansa negatif....pemicu dan prosesnya. Dan menurut saya, tingkat tertinggi dari luapan rasa marah itu, justru mampu mengeliminasi hal-hal negatif tadi; gimana caranya si korban (yang kena marah) mampu termotivasi secara positif untuk melakukan hal yang lebih baik...Karena terus terang banyak pengalaman saya, yang justru ter-demotivasi setelah kena marah atau kena tegur...dan saya sadar itu nggak ada gunanya buat semua pihak
(kok jadi gini ya bahasa gue.....)
image was taken from corbis
Thursday, July 03, 2008
Koran Digital
Cool....
persis seperti kalau kita baca koran. Tampilan koran biasa, hanya tinggal klik-sana dan klik-sini untuk membuka halaman koran yang versi aslinya.
Terus satu atau dua hari kemudian saya baru tahu Kontan Harian juga punya layanan yang sama.
Dan hari ini, Kompas juga meluncurkan versi cetak digitalnya.
Secara tampilan dan aksesibilitas, saya lebih suka Koran Tempo, karena disitu kita bisa memilih membaca artikel yang dilengkapi dengan gambar atau tidak. Buat pengguna internet yang punya keterbatasan bandwidth, ini jelas menguntungkan.
Tampilan koran digital Kompas dan Harian Kontan mirip. Saya agak kesulitan untuk melakukan zoom saat mau membaca sebuah artikel tertentu. Tampilan di layar komputer saya, yang tadinya menampilkan gambar seluruh lembaran koran dengan jelas, berubah menjadi mode zoom dengan tampilan piksel yang kasar. Saya tidak bisa membaca jelas artikel secara keseluruhannya.
Anyway....
semoga saja langkah digitalisasi koran ini juga diikuti oleh koran-koran lainnya
Wednesday, July 02, 2008
On boring day
Tapi mungkin kesibukan pindahan, adaptasi dengan gedung baru, laporan harian untuk klien, dan terutama.... faktor kemalasan dari saya sendiri yang membuat postingan ini baru muncul sekarang.
(terganggu sebentar karena ada ibu RT yang baru menyerahkan kartu password masuk gedung - iya gedung yang baru ini juga seperti gedung kantor saat saya bekerja sebagai jurnalis dulu, harus mengibaskan kartu khusus dan memasukan password untuk masuk gedung-)
Dan sekarang saya posting lagi...
Pertama tentang gedung baru kantor saya.
Sampai sekarang, saya belum ada keluhan tentang gedung baru ini. Meskipun masih ada beberapa pekerja yang melakukan proses finishing gedung, atau wastafel yang peletakannya tidak sempurna sehingga kalau kita cuci tangan disana airnya kemana-mana, secara keseluruhan buat saya itu semua wajar karena gedung ini memang baru dan sedang direnovasi.
Yang paling membuat saya bisa lebih 'menerima' gedung baru ini adalah suasana sekitarnya. Gedung ini mengingatkan gedung kantor yang menerima saya bekerja di Jakarta untuk pertama kali, karena letaknya dekatnya dengan sebuah pasar tradisional.
Entah kenapa saya selalu bisa menikmati suasana pasar tradisional. Lebih dinamis. Kuli angkut yang lalu lalang, tawar-menawar harga penjual pembeli, ibu-ibu yang bertukar gosip, barang-barang atau sayuran atau ikan atau daging yang dijual.
Gedung yang baru ini juga dekat dengan pasar tradisional. Pasar tradisional yang sudah dibuat modern, jadi jauh lebih bersih. Tapi sayangnya masih agak sepi. No problem with me.
Pasar identik dengan tempat jajan atau makan. Ini juga yang jadi faktor kelebihan gedung baru ini kalau dibandingkan dengan gedung yang lama. Lebih banyak pilihan untuk makan. Bu Endang, Koka Bagana, Ayam Ganthari, Warung Cianjur, jejeran warung soto, singkong keju atau sekedar warteg 3m (murah meriah mencret...untung yang terakhir ini belum ke-alaman, semoga nggak).
Kedua tentang menulis.
Kenapa tentang menulis? Karena ada beberapa hal yang terlintas dibenak saya yang berkaitan erat dengan menulis dan penulis. Seperti tadi malam ketika mampir di Jephe Methe Tebet. Sambil menunggu partner makan, saya membaca sekilas sebuah novel yang lumayan baru. Ditulis oleh seorang mantan wartawan, tokoh yang lumayan terkenal. Novelnya bercerita tentang Indonesia dan konflik.
Menurut saya, novelnya 'nggak banget'. Satu, dari penggunaan bahasa yang aneh dan 'nggak banget'. Terasa dipaksakan. Kalau kata partner saya, itu yang disebut gaya bahasa sastra 80-an. 'Gaya bahasa Orde Baru', itu yang langsung terlintas di benak saya.Mmmm, mungkin karena pengaruh Orde Baru, jadi gaya bahasa penulis itu terkesan dipaksakan, tidak alami. Dua dari alur logika bahasa, yang juga 'nggak banget'. Mungkin ini akibat kesan saya tentang penggunaan bahasa yang 'nggak banget' itu tadi.
Tiga, endingnya. Iya, saya baca sekilas sekitar 30 halaman pertama dan langsung lihat endingnya. Ending-nya juga 'nggak banget'. Murahan. Terkesan penulisnya nggak mau repot-repot membuat ending yang lebih bagus. Cheesy. Empat, bukunya tebel banget. Saya salut buat orang-orang yang sudah selesai membaca novel tebal yang 'nggak banget' ini dan membuat tanggapan sekilas tentang novel ini (yang kemudian dicantumkan oleh penerbit di bagian awal novel sebagai teaser...). Butuh perjuangan berat untuk menyelesaikan membaca novel ini. Me salute you...need a stress-releaser maybe?
Ketiga tentang klien.
Damn...Damn...Damn...
Wednesday, June 18, 2008
Target
the truth is: I don't have any target at all on my life, on this consultancy.
I'm kind of person that live my life as it is, just go with the flow of life.....
I also don't very aware of my strength, what I can contribute to this consultancy. I just need guidance...
(during the lunch time, prior to review meeting this afternoon)
Monday, June 16, 2008
Our deepest Fear
“Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure. It is our light, not our darkness, that frightens us most. We ask ourselves, 'Who am I to be brilliant, gorgeous, talented, and famous?' Actually, who are you not to be? You are a child of God. Your playing small does not serve the world. There is nothing enlightened about shrinking so that people won't feel insecure around you. We were born to make manifest the glory of God that is within us. It's not just in some of us; it's in all of us. And when we let our own light shine, we unconsciously give other people permission to do the same. As we are liberated from our own fear, our presence automatically liberates others.”
Nelson Mandela
Friday, June 13, 2008
Scribefire on Mac Os
I've just added scribefire add-on on my firefox....
I'm just curious if the add-on runs well on Mac Os.
But I prefer to use scribefire through my laptop.
Thursday, June 12, 2008
back again
after I using other gadget for while (my cell-phone and my office-computer), I'm back using my laptop to writes this post.
Still use Scribfire and Firefox...
It's kind of bothering me at the first place since I can't use the latest version of Scribfire. But apparently I haven't updated my Firefox. After I updated the version
then...
voila....
Friday, May 23, 2008
About the future
I used to be kind of person who didn't care much about the future, I just follow the path of live as it is.
But currently some particular persons surround me push me to think about that. What will I be in the next five or ten years. I think it's about the time for me to not consider my dream is just not only 'dream', but it should be something to get, to achieve.
Stop being passive and become active!!!
Like Enda said: How people can learn something if they doing it right?
Saturday, May 10, 2008
on Samuel Mulya
Today, I read an old magazine that has several men's comment on women's problem. The problem was: a single mother whose falling in love to a married man with children.
When most other comments seem to softly persuading the mother to leave the man or to carefully listen to the heart, Samuel Mulya told the mother to checked the man's EQ and IQ, and also told the mother to take her child for better education, so the child wouldn't have to follow the mother's step.
Sam, you rock!!!
Wednesday, May 07, 2008
...my night
After standing for a while, watching a man prepared the fried rice for other customer and ordered my new customize fried rice, I took a seat.
There they are, seated in front of me a young couple, ate their fried rice in silince. The boy had finished its fried rice first while the girl still enjoyed her fried rice.
Suddenly, without any command, the girl moved her full of fried rice's spoon to the boy's mouth, which instantly open....
....
I'm still amazed how love can easier people to communicate
(or it should be the other way around ya?)
Saturday, April 19, 2008
Ahmadiyah
Ada kekhawatiran dari saya kalau berita-berita penolakan Ahmadiyah ini malah dijadikan tunggangan politik beberapa kepentingan tertentu. Terlebih menjelang pemilu dan pilpres, seperti saat-saat sekarang ini.
Koreksi saya kalau salah, sebenarnya selang tiga tahun terakhir ini berita-berita tentang penolakan aliran Ahmadiyah ini timbul tenggelam, tidak pernah tuntas.
Dulu kalau tidak salah, pemimpin aliran Ahmadiyah sempat memberikan keterangan pers setelah dia bertemu dengan SBY. Saya kira masalahnya sudah selesai sampai disitu, tapi ternyata penolakan aliran Ahmadiyah ini muncul kembali.
Om Pecas Ndahe diblog-nya sempat posting tentang debat terbuka mengenai aliran Ahmadiyah ini, dan itu terlaksana pada 1939. Kenapa kita nggak bisa menjadi arif dan melaksanakan debat terbuka seperti itu?
Daripada kita menyebarkan selebaran untuk melakukam aksi dan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang seram di media, rasa-rasanya melakukan debat terbuka merupakan pilihan yang masuk akal.
Salah satu pernyataan seram tentang penolakan aliran Ahmadiyah ini adalah: halal-nya darah pengikut aliran Ahmadiyah.
Duh, sejak kapan kita sebagai manusia mempunyai kewenangan untuk menghilangkan nyawa orang lain? Saya sedih sekali membaca pernyataan-pernyataan seperti itu, yang dalam 10 atau 20 tahun kedepan bisa membuat Indonesia seperti Yugoslavia: perpecahan dan ketika anak-anak balita kita sekarang nanti dibantai oleh sekelompok orang.
Monday, April 14, 2008
Friday, April 11, 2008
DAMN!!!
I can't access any blogger's/blogspot blog through my computer this morning.
Do the government also banned blogspot as well just like You Tube and Multiply?
Well then, I won't choose this kind of government in next election then....
Damn, I'm really piss off
(I'm posted this post through my mobile phone)
Update: I'm able to access this blog again.
But still I don't know what the hell is happening in this morning....
Thursday, April 10, 2008
on parenting
Why the parents were very rare to discussed what do the child wants and find a better solution with their child as a partner?
I always remember what Shrek told Donkey about having a baby.
Donkey: don't worry, a baby will not ruins your life
Shrek: You don't understand, it is Me that I'm worried to ruin my baby's life
...
I think it's about open minded anyway
Friday, April 04, 2008
The Virgin To Make Much of Time
Old time is still flies
And this flower that smiles today
Tomorrow will be die
(from Dead Poet Society)
Wednesday, April 02, 2008
My Tarot Card
You are The Hierophant
Divine Wisdom. Manifestation. Explanation. Teaching.
All things relating to education, patience, help from superiors.The Hierophant is often considered to be a Guardian Angel.
The Hierophant's purpose is to bring the spiritual down to Earth. Where the High Priestess between her two pillars deals with realms beyond this Earth, the Hierophant (or High Priest) deals with worldly problems. He is well suited to do this because he strives to create harmony and peace in the midst of a crisis. The Hierophant's only problem is that he can be stubborn and hidebound. At his best, he is wise and soothing, at his worst, he is an unbending traditionalist.
What Tarot Card are You?
Take the Test to Find Out.
Note: Cool isn't it?
Wednesday, March 26, 2008
capability
what would you feel, think, react, if you just realized that you were not have enough ability to understand the big picture?
My old man
The chat on my office lunchtime with my colleagues soaked my memory few years ago, when I was still child, not older than elementary-school age.
There I am, with my old man, mother and my big sister, killing time prior to Maghrib time on fasting month, in Dunia Fantasi Ancol.
I forgot whether I have I good time in Dunia Fantasi or no, what I do remember is: my old man was felt not well after Dunia Fantasi’s visit. He almost not able to drove the car, he should get rest for a while, broken his fasting by a bottle of water although it was about one hour to Maghrib time. And finally he pushed himself to drive a car to our relative’s house, which is quite far from Ancol.
….
I just realized that, back then, my old man tried to pleasure us, his children: me and my big sister. Tried to have a good time in Dunia Fantasi. Even though it would not be a pleasant time for his side. He would abandon his condition just to see us having a good time.
…
I wonder if I could do the same thing with Putri Jail.
I don’t know.
….
Well tomorrow is his birthday….
Thursday, February 28, 2008
Something new
The job is starting to capturing me, keep me busy with all the stuff: articles, phone-calls, emails, summaries, proposals....
It makes me like a stone when weekend comes: spend almost all day in bed for sleeping.
But I'm happy with that.
It just keep me exercising myself with a new thing in my life, and hopefully it will makes my life more meaningful and enjoyable.
Thursday, February 14, 2008
Small Thing That Matter
Likes what happen to me few minutes ago. One of my old contact during my journalist's work in transportation desk called me.
Geee, we nearly loose contacts for more than four years.
He always have a good relationship with journalist, we (journalist) often stop by to his office just to chat small things and gossiping.
Back to the present, I have to admit that I don't recognize his voice at the first time he called. But I just go along with the conversation until I instantly recognized about things he said and the way he talked.
It is always good to have someone who still remember who you are, and deep inside they still have a connection.
And suddenly
I feeling better right now.
Tuesday, February 12, 2008
Bandung Band Incident....
- It is hard to plan and manage a huge event with more than 1.000 people
- What can I say? Bandung is a place for underground-music in Indonesia, do not blame the hysteria...
- Often Police is sucks and sometimes hospital staff could be an asshole...
(below passage was written by a witness, an underground-musician who also writes: Eben Burgerkil's Guitarist, when the accident was happens last Saturday. I copy-pasted his email that I've received through mailing list...)
Guys, tulisan ini dibuat oleh rekan saya yang menjadi saksi mata kejadian tersebut, Eben gitaris Burgerkill ..mudah mudahan bisa menjadi satu bahan acuan untuk menjadi alternatif sudut pandang lain dalam menilai tragedi berdarah konser Beside kemarin ..
salam,
------------ --------- -
Bandung, 9 Februari 2008
Cerita pendek Tragedi Berdarah konser musik Beside.
Tepat jam 19.00 wib saya tiba di gedung AACC di jalan Braga Bandung, tempat dimana launching album perdana band metal asal kota kembang Beside digelar. Suasana diluar gedung sangat ramai dipenuhi teman-teman dari komunitas yang berkumpul untuk menyaksikan konser tunggal dari band yang baru saja meluncurkan album bertitel "Against Ourselves" ini. Di depan gerbang gedung yang berkapasitas 500 orang ini saya melihat ratusan metalhead yang terus mengantri berusaha masuk kedalam gedung, terlihat juga beberapa orang aparat keamanan yang sedang bersantai duduk diatas motor yang diparkir di depan gedung. Tidak lama kemudian dari luar terdengar Beside sudah mulai menggeber lagu pertama dari set list konser mereka malam ini, tanpa banyak menunggu saya langsung masuk melalui pintu samping gedung yang dikhususkan untuk para undangan dan teman-teman media.
Dari pinggir panggung saya melihat hampir 800 metalhead memadati crowd yang intens berpogo ria diiringi penampilan Beside yang powerfull, setelah saya perhatikan nampaknya pihak panitia telah menjual jumlah tiket yang melebihi kapasitas gedung. Sempat beberapa kali saya melihat beberapa penonton yang mabuk dan pingsan dehidrasi dikarenakan kurangnya sirkulasi udara segar di dalam gedung, tapi sangat disayangkan pihak panitia tidak sigap menyediakan bantuan yang maksimal seperti PMI atau tim khusus untuk menangani kejadian seperti ini, sehingga beberapa penonton yang pingsan hanya dibiarkan tergeletak di lorong samping panggung tanpa pertolongan yang benar.
Memang udara didalam gedung sangat panas dan pengap hingga dipertengahan konser saya berjalan keluar melalui jalan samping untuk membeli minuman dingin. Dari depan pintu samping saya melihat kerumunan penonton tanpa tiket yang beramai-ramai berusaha merubuhkan gerbang utama gedung AACC ini, namun sayangnya para aparat yang berada di sekitar gerbang tidak melakukan tindakan antisipasi dan hanya berdiri merokok menyaksikan kejadian tersebut. Sempat saya mengingatkan salah seorang aparat untuk segera bertindak tapi hanya sebuah jawaban sederhana yang saya terima, "Udah biarin aja ada panitia yang jaga, kamu ga usah ikut-ikutan" tuturnya. Aneh mendengarnya, seharusnya mereka lebih sigap dan segera mengamankan kejadian tersebut. Merasa tidak digubris saya kembali masuk kedalam gedung dan memberi tahu kondisi diluar gedung ke pihak panitia yang berjaga didalam, akhirnya beberapa panitia berlarian keluar untuk ikut membantu.
Setelah pemutaran video klip "Holyman" melalui big screen di kanan kiri panggung para personil Beside terlihat membagikan beberapa gelas bir kepada penonton yang berada di barisan depan panggung, tentunya suguhan ini dengan gembira ditanggapi oleh para penonton yang memang kehausan setelah terus berpogo. Tak berselang lama Beside kembali bersiap dan melanjutkan konser mereka. Sekitar jam 20.30 konser yang berjalan lancar ini berakhir, kerumunan penonton yang mengantri untuk keluar pun terlihat aman dan tertib. Didalam gedung terdapat beberapa penonton yang kelelahan dan beristirahat sambil menunggu antrian yang cukup panjang. Dan tragedi buruk ini pun dimulai, tidak lama kemudian saya mendapat kabar bahwa diluar ada dua orang penonton yang meninggal karena kehabisan nafas.
Tiba-tiba seorang aparat tanpa seragam naik ke atas panggung dan langsung berteriak-teriak menyuruh semua penonton yang ada didalam gedung untuk segera keluar. Tanpa basa-basi pun beberapa polisi lainnya ikut masuk kedalam dan dengan kasar mengusir semua penonton yang tersisa. Kembali saya coba mengingatkan para aparat untuk tidak bertindak kasar dan menerangkan bahwa diluar antrian penonton masih panjang. Namun sekali lagi omongan saya tidak digubris dan mereka terus bertindak seenaknya mendorong dan menendang para penonton, dan akhirnya suasana antrian menjadi tidak terkendali.
Beberapa penonton dibagian belakang terus mendorong kedepan karena takut terkena pukulan para aparat yang terus memaksa keluar, sangat jelas terlihat bertambahnya korban yang pingsan karena terinjak-injak antrian yang terus menumpuk. Dalam kondisi panik saya berusaha membantu seorang penonton yang tergeletak pingsan didepan gedung dan membopongnya untuk dibawa kedalam mobil salah satu panitia. Tiba-tiba salah seorang teman saya yang juga ikut membantu korban dipukul wajahnya oleh seorang oknum aparat tanpa alasan yang jelas, dengan sigap saya berusaha melerai mereka. Dan sekali lagi sikap angkuh dan sok jagoan dari seorang oknum aparat pun dipertontonkan, dengan sikap yang kampungan hampir 20 orang aparat langsung menyerang saya dan mengeroyok membabi buta seperti segerombolan preman yang haus berkelahi.
Akhirnya suasana kembali tidak terkendali dan kerusuhan pun terjadi, beberapa teman yang ikut melawan dan melindungi saya pun ikut terkena pukulan dan tendangan dari oknum-oknum aparat yang terus bertambah sehingga kami semua berpencaran berlari jauh untuk menghindar. Dari kejauhan saya melihat beberapa korban yang pingsan didepan gedung diusir dengan kasar oleh beberapa aparat, dan mereka pun langsung memasang Police Line agar tidak ada lagi penonton yang masuk kedalam gedung. Tak lama kemudian saya mendapat kabar bahwa beberapa teman saya dibawa ke Polwiltabes Bandung sebagai saksi untuk dimintai keterangan perihal kejadian tersebut, dan saya pun langsung menuju kesana untuk mencari tahu kepastian beritanya.
Sesampai di kantor polisi saya melihat beberapa panitia yang berkumpul sambil menunggu giliran untuk di interogasi. Saya mencoba menghampiri dan bertanya kepada mereka tentang berita terakhir korban tragedi tersebut dan ternyata jumlah korban yang meninggal sudah mencapai 10 orang yang tersebar di 2 Rumah Sakit. Beberapa korban yang tidak tertolong meninggal di RS Bungsu dan RS Hasan Sadikin Bandung, dan menurut panitia yang ikut mengantar ke rumah sakit bercerita setibanya di rumah sakit hampir sebagian besar korban tidak dilayani dan hanya dibiarkan saja oleh pihak rumah sakit hingga akhirnya mereka meninggal dunia. Mungkin hal ini terjadi dikarenakan pihak rumah sakit takut akan tidak selesainya urusan admistrasi dari masing-masing korban. Sungguh kondisi yang sangat mengecewakan dan menyesakan dada, namun apa daya semuanya sudah terlewati dan kami sudah tidak bisa membantu lebih banyak lagi.
Dunia musik Indonesia kembali berduka, sebuah konser musik yang menelan korban jiwa kembali terjadi. Lalu siapa yang bisa disalahkan? Apakah buruknya persiapan antisipasi panitia yang nakal dengan menjual tiket diluar kapasitas gedung? Apakah juga bobroknya sikap aparat sebagai pihak yang seharusnya mengatur keamanan di lokasi konser? Atau terlalu banyaknya teman-teman kita yang terlalu mabuk ketika menonton konser? Lalu bagaimana dengan parahnya pelayanan di rumah sakit yang terkesan acuh untuk menangani korban? Saya rasa semua itu bisa menjadi penyebabnya, dan kita hanya bisa menyesalinya. Tentunya setelah tragedi ini rasa pesimis teman-teman di komunitas akan sulitnya izin untuk bisa menyelenggarakan konser-konser akan semakin bertambah.
Dengan adanya tulisan pendek ini mudah-mudahan berita miring di media yang terkesan memojokan teman-teman komunitas atas tragedi ini dapat sedikit diluruskan, dan kejadian ini dapat dijadikan contoh kasus yang perlu diteladani dan disikapi dengan benar oleh semua pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan sebuah konser musik. Tulisan ini hanya sebuah pandangan dan opini seorang musisi, teman, dan penikmat musik yang sangat mengharapkan suasana yang kondusif dari sebuah konser. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mewakili komunitas musik sejagad Indonesia turut merasakan prihatin dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas tragedi ini. Semoga teman-teman kami yang telah pergi dapat beristirahat dengan tenang dan segala kebaikannya diterima disisi Allah SWT, Amien…
Live hard, die hard… Rest In Peace Brothers, we're gonna miss u…
Posted by Megabenz.(Eben BKHC)
Wednesday, February 06, 2008
Urgent.....
I never celebrate Valentine's Day before, I never send a girl a bucket of rose or red-pinkish card with Rose's smell and romantic words in February 14.
But now, I have to arrange a Valentine's Day in the office.... considering that I only have four days work for preparation.....
gee.....
any idea folks?
note: image was taken from corbis
Monday, February 04, 2008
...on brothers
My younger brother for instance, well he has a better look than me, and he is a kind person too. Once when I was still worked for Bisnis Indonesia daily and took my closest friends to have a vacation in Bandung, one of my girlfriend whispered to me:
"Mas, your younger brother very look a like to Irgi ya? But I prefer the youngest one, he is so cool."
"Which Irfi?..." I asked her back since I'm not so intense on entertainment-thing
"....IRGI....Irgi the model..."
"...oohhh..."
and other two girl friends of mine nodded their head to concur her opinion.
Luckily, she is over-age my brothers hehehe :)
While my youngest brother, I always considers that he is the smartest kid in the family. He is the only my-parent child who successfully follow my old man path to enter ITB. Few years ago I posted somewhere in this blog about his success to enter ITB.
This morning, he was nervous since he has to presented his final assignment and I got this SMS few minutes ago:
a, alhamd ud slesai sidangnya. tomi lulus. alhamd dpt b+. skrg msh d ruang sidanggeee...
thanks God
Thursday, January 31, 2008
Full Hatred
Right now I'm just a simple man with full hatred. A past problem that I thought it was over, comes strike me again few days ago.
It's a principal things, about my life, the present and the future, my marriage, my family, my daughter.
I feel like person without something to hold on to, something to grip.
I'm gripless.
I feel like it is O.K for me if I torn apart an unfortunate person body who try to mess with me in next few hour.
FUCK!!!!!
the image was taken from www.corbis.com
Monday, January 21, 2008
Soccer in Indonesia
Well, today suddenly my boss ask me and my colleagues to find any information about soccer in Indonesia and the positioning of one foreign soccer-league comparing to others. And you know what?
Despite all the soccer hype in Indonesia there is no valid data or formal data about Indonesian soccer fans. I mean, how can we measure about public excitement on soccer in Indonesia if there is no data about it?
Well I try to find another way though and I found several links that focuses on soccer team or soccer game, mostly they are focuses in English soccer team or game.
Big Reds Forum for Liverpool
Id Arsenal Forum
IndoManUtdUnited Indonesia
Chelsea Indonesian fan website and forum
Toon Army
Those link or forums have a thousands member. And nobody want to now what are the Indonesian Soccer fan characteristics?
PS: I don't like foot ball very much...
up-date on January 25:
1. Indotoonarmy or Newcastle's fan in Indonesia, has a new website: www.indotoonarmy.com, thanks to shearyadi.
2. Check this blog to find interesting-undercover story about soccer in Indonesia
Tuesday, January 08, 2008
About life
Nothing, Big Zero, Empty, dong-dong
Despite my 31 years of living, I barely know something about life.
That's why I tend to follow my path-life as it is: take engineering school, choose my announcer course, joined the local news radio, being a journalist in reputable national economic newspaper, after several years I change to communication worker specialized in public relation and media handling....I have to admit that I just don't understand how I should live my life. And when my friend in news paper called me today, discussed about creativity and 'well-established' living, I questioned my self: Have I choose the right path for my life? Do I really regret my current path despite all the comfortability from my previous work? Do I still want to challenge my self?
That's why I tend to remember all the memory, like this morning when I saw a crying little girls around mosque nearby the office. I remember that I used to cried like that, hysterically and loud. It happens in my kindergarten's time, when my mom unusually accompanied me to my school that morning. Since my mom lived in Bandung and I'm in Jakarta with my grandma, I want my mom to accompanied me during my school just like some other kids-mom. But my mom refuse it (I forgot what was the reason... she has to drank some medicine or else... maybe), then I cries like hell. In the end, my mom asked a permission for my absence on that day, thankfully my teacher understand the situation. I also remember about Putri Jail when I saw that crying little girl, gosh, Putri Jail has a loud, I mean very, voice. That's makes me miss her. A lot.
That's why I tend to questioning my self, doubting my self.
Powered by ScribeFire.