Friday, November 28, 2008

Macet di Jakarta


Buat saya, yang namanya macet di Jakarta itu seperti karet: amat sangat fleksibel dalam kondisi tertentu.
Jadi saya termasuk orang yang menentang keputusan Pemprov DKI Jakarta yang akan memajukan jam masuk sekolah lebih awal mulai tahun depan. 06:30. Jam berapa anak-anak sekolah itu harus bangun tidur?
Mempercepat jam waktu masuk anak sekolah buat saya langkah yang absurd. Ini sama artinya memperpanjang periode macet di jalanan Jakarta. Dari yang tadinya mulai macet sekitar jam tujuh (merujuk ke waktu dimulainya 3-1) sampai sekitar jam 10, menjadi dari jam 06:00 pagi sampai sekitar jam 10.
Mungkin bapak-bapak di Pemprov DKI Jakarta lupa bahwa anak-anak sekolah masih mengandalkan angkutan pribadi untuk pergi ke sekolah. Jadi sebenarnya menurut saya harus dilakukan oleh Pemprov DKI ya membenahi sarana angkutan umum.
Dan bukan dengan penambahan perusahaan daerah seperti TransJakarta yang hanya menguntungkan segelintir pemegang saham (secara tidak langsung) dan sebagian warga jakarta lainnya (secara langsung).
Dekati dong itu yang namanya Kopaja, Koparmitra, atau koperasi-koperasi angkutan Jakarta lain. Sediakan subsidi pengadaan kendaraan untuk mereka, perbaikan fungsi terminal, atau yang lainnya.
Duh...our stupid government....

Image from: gettyimage

Friday, November 21, 2008

Obituari Nenek

Tepat seminggu yang lalu, lewat tengah malam, sebuah SMS masuk ke handphone saya. Saya biarkan. Karena saya pikir itu masalah pekerjaan yang bisa diselesaikan besok hari. Saya kembali terlelap. Sekitar setengah jam kemudian, handphone saya berdering. Saya angkat dan suara sepupu saya terdengar diujung sebelah sana..
"Roi, nenek meninggal. Mamah kamu udah dikasih tau?"
Dan ketika saya cek handphone saya, ternyata itu SMS dari adik saya yang memberi tahu kabar ini...
Saya blank, nggak tau harus berduka cita atau bersyukur. Berduka cita karena saya kehilangan seorang nenek, yang juga merupakan 'orang tua' ketika saya menghabiskan masa TK. Atau bersyukur karena akhirnya nenek saya bisa 'bebas' dari penderitaan: dia telah mengalami masa sakit yang cukup panjang: sekitar 5 tahun lebih. Hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Saya ingat dalam pertemuan keluarga beberapa waktu yang lalu, saya sempat bilang ke peserta pertemuan (paman, sepupu, bibi, uwa, de el el) kalau saya tadi malam sempat bermimpi nenek meninggal hari Jum'at. Nenek saya meninggal hari Jum'at. 00:15. Pertemuan keluarga itu memang diadakan untuk membahas kondisi nenek yang semakin memprihatinkan.
Jadi begitulah, saya minta izin ke atasan saya untuk tidak masuk. Saya ingin mengantarkan nenek saya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Saya ikut sholatkan nenek, membawa tandu jenazah, sampai mengangkat jenazah nenek saya ke liang lahat.
Nenek saya dikebumikan di daerah Garut, tempat kelahirannya. Daerah perkampungan yang masih relatif sepi. Tempat dimana kita bisa melihat petak-petak sawah yang luas.
Cukup banyak ingatan saya tentang nenek. Saya menghabiskan masa sekitar dua tahun dengan nenek saya ketika TK dulu.
Saya ingat sekali dulu, malam-malam, sebelum tidur bersama nenek, saya selalu menggulung lengan baju nenek untuk kemudian menyandarkan kepala saya disana. Saya merasa nyaman. Sementara nenek saya hanya bisa tersenyum dan bertanya, "kok digulung-gulung begini?..."
Siang harinya, saya juga sering menenami nenek berpergian. Dulu nenek saya adalah pengusaha.
Saya juga pernah dimarahi nenek. Saya pernah dicubit keras sekali waktu saya pergi dari rumah di kampung daerah Tasik, hanya untuk berjalan menyusuri pematang sawah. Saya tidak bilang-bilang nenek kalau saya mau menyusuri pematang sawah. Mungkin karena khawatir, nenek saya jadi marah.
Nenek saya juga menjadi guru agama saya ketika saya masih kecil. Masa-masa SD adalah masa-masa dimana saya menghabiskan liburan sekolah saya di rumah nenek saya untuk belajar mengaji bersama sepupu-sepupu yang lain. Saya dan sepupu-sepupu sempat diajari beberapa nyanyian religius tradisional:
eling-eling mangka eling
ibadah ulah campoleh
beurang peuting kudu weleh
bisi urang kaburu paeh
sabab urang bakal mati
nyawa dipundut ku gusti
...
Atau nyanyian yang isinya sifat-sifat Allah.
Wujud, Qidam, Baqa,
Mukhalafatu Lil hawadisi
Qiyamu-binasihi
Wahdaniyah, Qudrat, Iradat
Ilmu, Hayat, Sama,
Bashar, Qalam, Qadirun, Muridun,
Sami'un, Hayun, Basyirun, Sami'un, Mutaqalimun...
Syair diatas, kemungkinan besar ada yang salah. Sudah beberapa tahun terakhir ini saya tidak bersenandung dengan syair itu.
Nenek, semoga sekarang sudah mencapai kebahagian hakiki...

Wednesday, November 05, 2008

Obama Menang

Ditengah-tengah acara client saya siang ini, tiba-tiba saya didekati oleh seorang wartawan RCTI dan langsung 'menodong' saya.
"Mas saya baru dapet kabar dari kantor, Obama menang, bisa nggak saya minta pendapat mas untuk Vox-pop...?"
What the....
"Iya mas pendapat pribadi aja...."
Saya melihat ke sekeliling saya, "...tapi...mmmm.... dia aja deh," kata saya sambil nunjuk bos saya yang kebetulan berdiri di dekat saya.
"Nggak, udah kamu aja," lembar dia.
Di-shot sama TV, RCTI pula, kapan lagi?
"Ok deh"
"wah makasih mas..." kata wartawan RCTI itu, melirik ke arah kameramen untuk memberikan tanda bersiap.
...tapi....mengingat bahwa saya orang yang gampang gugup, saya langsung bilang
"Mas, kasih saya waktu saya sebentar buat persiapan ya..."
"...OK..."
sekitar setengah menit saya membayangkan apa yang akan saya bilang nanti....
"Oke mas...
Pertama-tama saya mengucapkan selamat kepada Senator Obama atas kemenangannya menjadi Presiden Amerika Serikat. Mudah-mudahan, Senator Obama, yang sekarang menjadi Presiden Amerika Serikat, bisa membuktikan janji-janjinya selama masa kampanye, dan membawa perubahan bagi politik luar negeri Amerika Serikat, jadi hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat bisa jadi lebih baik....
...."
Baru tadi pagi saya membaca postingan Adit tentang Obama ini, meskipun isinya 'keras', saya setuju sama dia, bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri dan jangan mengharapkan orang lain.
Tapi nggak tau kenapa saya ngerasa exiting aja Obama terpilih. Mungkin, terpilihnya Obama ini menjadi semacam simbol perubahan yang bakalan terjadi di Amerika sana, perubahan yang menuju perbaikan tentunya.
Atau mungkin terpilihnya Obama lebih seperti jaman reformasi mahasiswa dulu? Ketika mahasiswa berhasil mendobrak pardigma lama. McCain dan Obama, yang satu generasi tua dan yang lainnya generasi muda.
Sepulang dari acara klien, melalui sebuah mailing list, saya mendapatkan translasi teks pidato Obama setelah menang dari McCain, istilah yang dipakai dalam subject email adalah: Obama Acceptance Speech. Dan saya suka apa yang dia bilang disana...
So let us summon a new spirit of patriotism; of service and responsibility where each of us resolves to pitch in and work harder and look after not only ourselves, but each other.
Semoga