Tuesday, July 29, 2008

Jaringan Seluler


Membaca postingan ini dari Pak Budi Rahardjo mengingatkan saya waktu ada event di Bandung kemarin.
Kendala yang dialami oleh Pak BR juga dialami oleh saya, yang menggunakan kartu selular pasca bayar oleh operator selular yang punya pelanggan paling banyak. Sambungan berbicara dengan nomor lain, baik dari operator yang sama atau operator yang berbeda, tidak bisa langsung berhasil. Harus dicoba antara tiga sampai empat kali, karena selalu ada pesan connection error di layar handphone saya.
Beuh, mungkin kapasitas traffic selular dari para operator harus sudah mulai ditingkatkan lagi ya.

Note: Image was taken from Corbis

Wednesday, July 23, 2008

unprepare


Two days heading for three-days event outside the city.
Only 25% on preparation...
No document material copy yet
Not much confirmation yet
No hotel to spend the night yet
The account's PIC is not here today because she's ill
First time event with single-fighter style
...
I don't like it

update:
Saturday afternoon, the first two stages of the event was went well. The client happy. The on-air interview with one radio station was postponed until tomorrow.
But my Putri Jail is getting a fever, damn. It makes me worried. A lot. Hope she will be alright.

Sunday afternoon. All things is done. Hopefully the client satisfied. I'm very exhausted. Time to rest. I have to wake up very early tomorrow morning to catch the earliest train to Jakarta. Putri Jail is going to be OK.

Sunday, July 20, 2008

good quote

Still enjoying my Sunday afternoon in Pasar Festival, reading Eat, Pray and Love from Elizabeth Gilbert.
This is a good book, I mean I'm enjoy reading the book, while maybe learn something from it.
I just found a good quote from this book. What interesting from the quote is, I always says the first sentence from the quote when I'm facing a trouble. I never thought actually we could add other sentence after the first one, and it still could strengthen the first sentence.
I hope the qoute will do good for all of us whenever we're facing troubles. Here's the quote:
....everything is going to be OK. And if not OK, then at least comic...

Sunday Afternoon

Biasanya hari minggu saya bingung mau ngapain. Seharian dirumah, waktu malam senin baru nyesel, 'hari libur kok malah di rumah aja, nggak maen kemana-mana...'
Sekali dua kali, saya pergi juga dari rumah, sendirian. Hanya untuk cari suasana beda. Tapi kadang-kadang itu juga bingung, mau pergi kemana ya?
Sekalinya pergi tanpa tujuan, saya selalu kepikiran Putri Jail dan partner.... jadi nggak konsen. Not being here at the present...(beuh).
Tapi hari minggu siang ini akhirnya dipaksa-in juga cabut dari rumah.
......
Kapan ya saya terakhir kali naik angkutan umum? Mungkin sekitar tiga minggu yang lalu waktu pergi ke Bandung.
Kadang-kadang saya kangen naik angkutan umum. Yah minimal disupirin, jadi nggak terlalu belibet mikirin jalan.
Hal lainnya yang menurut saya membuat perjalanan naik angkutan umum cukup menarik adalah penjaja asongan yang kadang-kadang 'ajaib', dan kalau beruntung pengamen jalanan yang memang berbakat.
Minggu siang ini, setelah hampir menunggu sekitar setengah jam dan akhirnya menyerah dengan menggunakan bis dengan trayek lain, saya tidak mendapatkan penjaja asongan yang ajaib, tapi saya bisa mendengarkan hiburan lagu jalanan yang lumayan bisa dinikmati.
Hari Minggu masih beberapa jam lagi...

C'mon, enjoy the present

Thursday, July 17, 2008

Bang Iwan

Galang Rambu Anarki yang dinyanyikan Bang Iwan (Fals) cocok banget dengan kondisi sekarang.
.....
galang rambu anarki ingatlah
tangisan pertamamu ditandai bbm
membumbung tinggi....
Lalu ketika membaca informasi mengenai kelangkaan susu di surat kabar, semakin cocoklah lirik lagu ini

...
maafkan kedua orangtuamu
kalau tak mampu beli susu
bbm naik tinggi
susu tak terbeli orang pintar tarik subsidi
mungkin bayi kurang gizi
...
Untungnya, lirik lagu ini nggak melulu mengeluhkan keadaan, coba lihat lirik bagian akhirnya.
...
galang rambu anarki anakku
cepatlah besar matahariku
menangis yang keras, janganlah ragu
tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
doa kami di nadimu
Amiiin.

Note: Sejauh ini saya menemukan ada dua blog yang membahas Iwan Fals secara khusus, yang pertama disini dan yang kedua disana.

Wednesday, July 16, 2008

Energi Negatif...


Gimana caranya mengelola energi negatif?
...
Saya nggak tahu, padahal dari beberapa buku yang baru-baru ini saya baca, mengelola energi, baik itu negatif ataupun positif, adalah hal yang cukup penting buat menjalani kehidupan.
Pengelolaan energi akan langsung berhubungan dengan mood kita, perasaan kita, yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada hasil akhir.
Yang paling ribet adalah mengelola energi negatif di kantor. Minimal gimana caranya kita nggak bete sama penugasan dari atasan.
masa tiap kali gagal mengelola energi negatif, saya harus pindah kerjaan dan kantor? nggak banget deh.
Ini dia yang jadi permasalahan.

image was taken from corbis

Up-date (15:31, 16 Juli 2008)
Hanny nge-drop komentar, yang menurut saya keren banget. Jadi sayang kalau hanya ditaruh di box comment. Ini dia komentarnya:

mungkin jangan mengelola energi negatif, rom.
yang dikelola adalah energi positif yang ada, sehingga energi positif itu bisa ditingkatkan dan mengurangi efek dari energi negatif di sekitar.
istilah gampangnya, jangan menghitung kesialan yang dialami, but count the blessings :D
karena toh, semua tempat di dunia ini punya energi negatif dan energi positif--nggak ada yang punya hanya salah satunya saja :)

Monday, July 14, 2008

tiga minggu....


Ternyata saya hanya diberi tiga minggu untuk menikmati lalu-lintas Jakarta yang relatif nyaman. Iya. Mulai hari Senin ini anak-sekolah (SD hingga SMA) sudah mulai masuk lagi setelah liburan akhir tahun pelajaran. Dan seperti biasa, kalau anak sekolah kembali mulai masuk setelah liburan panjang, segala sesuatunya pasti lebih hectic, hingga merambat ke jalanan.
Pagi ini saja, tumben-tumbennya saya butuh waktu hingga sekitar satu jam di pagi hari untuk mencapai tempat kerja partner. Padahal biasanya saya hanya butuh waktu sekitar setengah jam. Ada antrian panjang di Halim, entah kenapa, mungkin lampu merah di daerah Halim diatur sedemikian rupa sehingga nyala lampu hijau jadi jauh lebih sebentar.
Jakarta kembali bergeliat ya....

image was taken from corbis

Thursday, July 10, 2008

Belajar Marah


....It just cross on my mind....

ternyata marah juga ada pelajarannya ya. Selama ini saya pikir marah ya
marah aja....Tapi ternyata yang namanya marah itu ada
'etiket'-nya...(beuh...), dan yang paling dasar dari belajar marah
adalah, kalau kata saya, jangan sampai emosi menguasai diri kita.
baru denger rekan sebelah yang dimarahin supervisor
....
Hal lainnya adalah....
yang namanya marah, pasti penuh dengan nuansa negatif....pemicu dan prosesnya. Dan menurut saya, tingkat tertinggi dari luapan rasa marah itu, justru mampu mengeliminasi hal-hal negatif tadi; gimana caranya si korban (yang kena marah) mampu termotivasi secara positif untuk melakukan hal yang lebih baik...Karena terus terang banyak pengalaman saya, yang justru ter-demotivasi setelah kena marah atau kena tegur...dan saya sadar itu nggak ada gunanya buat semua pihak
(kok jadi gini ya bahasa gue.....)

image was taken from corbis

Thursday, July 03, 2008

Koran Digital

Awalnya Ndoro Kangkung yang posting soal Koran Tempo yang goes digital alias bisa dilihat vie internet. Saya langsung coba menelusuri link yang dikasih Ndoro Kangkung untuk layanan ini.
Cool....
persis seperti kalau kita baca koran. Tampilan koran biasa, hanya tinggal klik-sana dan klik-sini untuk membuka halaman koran yang versi aslinya.
Terus satu atau dua hari kemudian saya baru tahu Kontan Harian juga punya layanan yang sama.
Dan hari ini, Kompas juga meluncurkan versi cetak digitalnya.
Secara tampilan dan aksesibilitas, saya lebih suka Koran Tempo, karena disitu kita bisa memilih membaca artikel yang dilengkapi dengan gambar atau tidak. Buat pengguna internet yang punya keterbatasan bandwidth, ini jelas menguntungkan.
Tampilan koran digital Kompas dan Harian Kontan mirip. Saya agak kesulitan untuk melakukan zoom saat mau membaca sebuah artikel tertentu. Tampilan di layar komputer saya, yang tadinya menampilkan gambar seluruh lembaran koran dengan jelas, berubah menjadi mode zoom dengan tampilan piksel yang kasar. Saya tidak bisa membaca jelas artikel secara keseluruhannya.
Anyway....
semoga saja langkah digitalisasi koran ini juga diikuti oleh koran-koran lainnya

Wednesday, July 02, 2008

On boring day

Seharusnya postingan ini ditulis hari Senin lalu, ketika saya baru menempati gedung kantor yang baru. Sekalian meng-up date blog yang terbengkalai ini.
Tapi mungkin kesibukan pindahan, adaptasi dengan gedung baru, laporan harian untuk klien, dan terutama.... faktor kemalasan dari saya sendiri yang membuat postingan ini baru muncul sekarang.
(terganggu sebentar karena ada ibu RT yang baru menyerahkan kartu password masuk gedung - iya gedung yang baru ini juga seperti gedung kantor saat saya bekerja sebagai jurnalis dulu, harus mengibaskan kartu khusus dan memasukan password untuk masuk gedung-)
Dan sekarang saya posting lagi...
Pertama tentang gedung baru kantor saya.
Sampai sekarang, saya belum ada keluhan tentang gedung baru ini. Meskipun masih ada beberapa pekerja yang melakukan proses finishing gedung, atau wastafel yang peletakannya tidak sempurna sehingga kalau kita cuci tangan disana airnya kemana-mana, secara keseluruhan buat saya itu semua wajar karena gedung ini memang baru dan sedang direnovasi.
Yang paling membuat saya bisa lebih 'menerima' gedung baru ini adalah suasana sekitarnya. Gedung ini mengingatkan gedung kantor yang menerima saya bekerja di Jakarta untuk pertama kali, karena letaknya dekatnya dengan sebuah pasar tradisional.
Entah kenapa saya selalu bisa menikmati suasana pasar tradisional. Lebih dinamis. Kuli angkut yang lalu lalang, tawar-menawar harga penjual pembeli, ibu-ibu yang bertukar gosip, barang-barang atau sayuran atau ikan atau daging yang dijual.
Gedung yang baru ini juga dekat dengan pasar tradisional. Pasar tradisional yang sudah dibuat modern, jadi jauh lebih bersih. Tapi sayangnya masih agak sepi. No problem with me.
Pasar identik dengan tempat jajan atau makan. Ini juga yang jadi faktor kelebihan gedung baru ini kalau dibandingkan dengan gedung yang lama. Lebih banyak pilihan untuk makan. Bu Endang, Koka Bagana, Ayam Ganthari, Warung Cianjur, jejeran warung soto, singkong keju atau sekedar warteg 3m (murah meriah mencret...untung yang terakhir ini belum ke-alaman, semoga nggak).
Kedua tentang menulis.
Kenapa tentang menulis? Karena ada beberapa hal yang terlintas dibenak saya yang berkaitan erat dengan menulis dan penulis. Seperti tadi malam ketika mampir di Jephe Methe Tebet. Sambil menunggu partner makan, saya membaca sekilas sebuah novel yang lumayan baru. Ditulis oleh seorang mantan wartawan, tokoh yang lumayan terkenal. Novelnya bercerita tentang Indonesia dan konflik.
Menurut saya, novelnya 'nggak banget'. Satu, dari penggunaan bahasa yang aneh dan 'nggak banget'. Terasa dipaksakan. Kalau kata partner saya, itu yang disebut gaya bahasa sastra 80-an. 'Gaya bahasa Orde Baru', itu yang langsung terlintas di benak saya.Mmmm, mungkin karena pengaruh Orde Baru, jadi gaya bahasa penulis itu terkesan dipaksakan, tidak alami. Dua dari alur logika bahasa, yang juga 'nggak banget'. Mungkin ini akibat kesan saya tentang penggunaan bahasa yang 'nggak banget' itu tadi.
Tiga, endingnya. Iya, saya baca sekilas sekitar 30 halaman pertama dan langsung lihat endingnya. Ending-nya juga 'nggak banget'. Murahan. Terkesan penulisnya nggak mau repot-repot membuat ending yang lebih bagus. Cheesy. Empat, bukunya tebel banget. Saya salut buat orang-orang yang sudah selesai membaca novel tebal yang 'nggak banget' ini dan membuat tanggapan sekilas tentang novel ini (yang kemudian dicantumkan oleh penerbit di bagian awal novel sebagai teaser...). Butuh perjuangan berat untuk menyelesaikan membaca novel ini. Me salute you...need a stress-releaser maybe?
Ketiga tentang klien.
Damn...Damn...Damn...