Sunday, May 23, 2010


Here I am again.
Pertama kali kesini, saya diajak oleh mantan pacar saya, yang sekarang jadi istri saya. Dulu sebelum kenal sama dia, saya jarang pergi-pergian ke tempat seperti ini. Tapi pas p-d-k-t sama dia, saya sering diajak ke tempat-tempat ini.
Dia beberapa cabang dia di Jakarta sini, salah satunya yang saya tahu ada di kawasan Senopati. Tapi yang dikawasan Cikini ini yang sepertinya bersejarah buat saya.
Di sini, saya pernah bilang sama dia:
"pernah nggak kamu ngerasa kangen banget sama seseorang, padahal orang itu berada tepat di samping kamu?" sambil ngeliat dia penuh arti...
"nggak tuh, kalo kangen harus jauh dong..."
garing deh :)
Tempat ini, dalam beberapa kondisi tertentu, memang menawarkan kenyamanan. Tempat bengong, dan tempat untuk menjadi 'sendiri'. Dulu sih ada beberapa mainan disini yang bisa dimainkan, tapi kok ya sekarang saya nggak ngeliatnya ya.
Saya emang lagi pengen bengon aja...

Wednesday, May 12, 2010

Tulisan Serpihan

Menulis itu memerlukan energi.
Coba tanya teman wartawan atau penulis, atau orang-orang yang pekerjaan menulis. Setelah seharian kerja, menulis tentunya, mereka pasti cape.
Tapi di sisi lain, menulis itu pekerjaan bersejarah, kalau mau jadi bagian dari sejarah, ya menulislah. Menulis itu ibarat menabung ide-ide (bisa jadi ide brilian atau nggak brilian). Suatu saat nanti, ketika kita baca tulisan-tulisan kita sebelumnya, kemungkinan besar selalu ada ide yang muncul di benak kita.
Dan itulah dilema saya sekarang, yang kadang-kadang klise juga sih.
Too busy to write on this blog...
padahal banyak banget ide buat nulis blog: pertama tentang surat terbuka buat ibu Sri Mulyani. Siapa sih orang Indonesia sekarang yang nggak kenal dia? Yaa saya juga sebenernya sih nggak terlalu kenal Ibu Sri Mulyani, tapi lebih kenal sama suaminya Pak Tony. Di tengah kasus Century yang lagi hangat, tiba-tiba Ibu Sri cabut buat jadi Managing Director di World Bank. Banyak sudut pandang disana: Ibu Sri sebagai Kartini model terbaru atau anggapan bentuk intervensi asing terhadap proses pengadilan di Indonesia.
Ide penulisan yang kedua, tentang rencana pencabutan three in one dan diganti dengan sistim berbayar untuk yang mau lewat Thamrin dan Sudirman sebesar Rp20.000, mirip jalan tol gitu.
Buat saya, Pemda DKI Jakarta selalu punya ide-ide brilian untuk menyelesaikan masalah secara instan, khususnya untuk yang berkaitan dengan prasarana umum. Transjakarta yang belum semua jalurnya jalan, malah udah ada sebagian halte-nya yang rusak, belum bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. Malah kayanya nambah, khusus yang tiap hari lewat Mampang - Buncit mestinya sih udah jamak ya. Buat saya, untuk mengatasi kemacetan Jakarta ya benerin dulu fasilitas umumnya: benerin terminal-terminal, kasih kredit ke pemilik angkutan umum buat peremajaan angkutan. That's it. Tapi mungkin lebih susah 'nilep'-nya kali ya....
Ide ketiga tentu saja tentang Putri Jail. Seperti pagi ini, sebelum saya dan partner berangkat ke kantor, di tarik tissue gulungan di rumah, kurang lebih panjangnya sekitar 2,5 m. Lalu dia bilang ke saya "Ayah, coba liat ni, aku pelihara ular...warna putih..." Kali lainnya, dia merengek-rengek minta dinyalakan laptop saya: "Aku mau buat tugas kuliah..." katanya. Imajinasi anak-anak memang luar biasa. Saya sih berharap dia tetap punya keberanian untuk berimajinasi.
Keempat saya sedang baca e-book Pandji: NASIONAL.IS.ME. Buat saya, ini bahan bacaan yang cukup menarik. Pandji menawarkan sudut pandang yang menarik tentang Indonesia. Intinya sih dia pengen bilang: jangan bilang benci sesuatu kalau kita nggak kenal sesuatu itu. Banyak orang Indonesia yang benci sama Indonesia itu sendiri, hanya gara-gara melihat hal-hal seperti politik atau korupsi. Elu harus kenali Indonesia, jalan-jalan ke pelosok Indonesia, baru elu mutusin buat benci atau nggak sama Indonesia.
...
itu serpihan tulisan-tulisan yang pengen dishare di blog ini. Tapi sayangnya, mood dan momen-nya udah agak lewat.
Have a nice long weekend.