How fast your mind can travel?
Very very very fast
Bahkan sampai gue sering banget kelimpungan betapa cepatnya pikiran gue berjalan: menyambungkan satu hal dengan hal lainnya, menjalar ke semua penjuru ingatan, penuh cabang.
Oke, ini diawali oleh ramainya screen shoot postingan Ndorokakung di path-nya: tentang sepenggal informasi mengenai aktivis yang hilang beberapa tahun yang lalu: Widji Thukul. Somehow, screen shoot penggalan informasi itu menyebar luas di sosial media. Yang ujungnya, komentar-komentar seputar posting ini ada yang merugikan Ndorokakung.
Kasus Ndorokakung ini mirip dengan kasus beberapa waktu yang lalu: Banyu Biru yang posting tentang SK pengangkatan dirinya sebagai anggota BIN di akun Path-nya.
Ini dia.
Path, gak tau kenapa hanya populer di Indonesia. Padahal markas besarnya ada di Seattle sana. Dan gue gak tertarik buat buka akun di Path. Beberapa alasannya adalah: Sudah ada akun Facebook, Path mirip Facebook, dan Path membatasi jaringan pertemanan hanya sampai 500.
Gue sih gak mau dibatasin jumlah temen gue.
Dan kasus Ndorokakung serta Banyubiru ini semakin membuat gue gak mau buka akun di Path.
Katakanlah gue buka akun di Path; dan karena keterbatasan jumlah pertemanan, gue harus milih 500 orang teman gue yang boleh connect sama gue di Path itu siapa aja. Pemilihan ini tentunya akan berdasarkan bahwa gue emang deket sama orang itu, dan gue percaya sama orang itu, jadi gue bebas mengekspresikan apalah namanya gue itu di akun Path gue.
Kasus Ndorokakung dan Banyubiru ini mencuat karena ada orang yang punya akses ke akun mereka (temannya Ndorokakung; temannya BanyuBiru), yang dengan sengaja ingin menyebar-luaskan informasi yang seharusnya semi-eksklusif. Semi eksklusif karena hanya bisa diketahui oleh 500 orang aja. Yang ternyata enggak.
Ndorokakung di postingan tentang Widji Thukul - nya itu bahkan sudah menghimbau teman-temannya untuk tidak melakukan screen capture postingan, dan Ndorokakung juga mengungkapkan kalau postingannya itu belum tentu benar.
Tapi tetap saja aja teman Ndorokakung (yang dipercaya Ndorokakung), tidak mengindahkan himbauan Ndorokakung dan tidak menghargai kepercayaan yang diberikan oleh Ndorokakung buat dia.
Sama hal-nya tengan teman Banyubiru yang meng-screen shot postingan Banyu Biru, untuk kemudian di share di media sosial lainnya, sehingga tersebar luas lah beritanya.
Ini tentang kepercayaan, dan rupanya kepercayaan jadi barang mahal diantara kita semua.
Ndorokakung, sebagaimanya orang yang faham bagaimana komunikasi berkembang dan meluas, menuliskan klarifikasinya disini; dan bahkan klarifikasinya pun mengundang pro dan kontra.
(Dem...gue lupa kenapa tadi gue kepikiran tentang Sudut Pandang ya....)
anyhow tentang Newsjacking.
Gue pertama kali denger istilah ini beberapa tahun yang lalu ketika masih gabung di iris worldwide cabang mampang. Ini adalah ide brilian untuk membuat sebuah campaign iklan jadi memorable dan menarik perhatian.
Contohnya kurang lebih: beberapa tahun yang lalu, ada program recall besar-besaran dari suatu pabrikan otomotif global ternama untuk suatu tipe mobil mereka, karena tipe mobil itu punya masalah dengan sistim rem-nya. Mengingat reputasinya, pabrikan otomotif ini pasang iklan besar-besaran, hampir menyerupai campaign tersendiri, untuk mengkomunikasikan recall ini.
Nah, ada satu perusahaan asuransi lokal yang ngeliat ini sebagai sebuah kesempatan, mereka mendompleng program recall ini dan membuat iklan yang kurang lebih isinya adalah mereka punya program klaim asuransi baru khusus untuk para pemilik mobil yang di-recall, yang terlibat kecelakaan akibat masalah rem mereka.
Dan karena benak orang sudah agak ter-brain wash oleh program iklan dari pabrikan otomotif tadi, program iklan asuransi ini juga jadi terdongkrak. Padahal budget iklan perusahaan asuransi lokal ini jauh lebih kecil daripada budget iklan recalling dari perusahaan otomotif tadi.
Ini adalah Newsjacking.
Bahasa simple nya: nge-dompleng.
Buat gue, kasus Ndorokakung ini bisa dijadi-in materi Newsjacking untuk pihak-pihak tertentu. Apalagi ini sedikit banyak menyangkut masalah politik, keamanan, dan HAM. Ladang yang lumayan 'gurih'.
Newsjacking, buat orang yang kerja di bidang komunikasi, susah-susah gampang; karena kita harus jeli melihat kesempatan, dan melihat kecenderungan perkembangan suatu informasi yang beredar. Belum lagi masalah koordinasi.
Semoga semuanya berakhir baik ya Ndor.
Very very very fast
Bahkan sampai gue sering banget kelimpungan betapa cepatnya pikiran gue berjalan: menyambungkan satu hal dengan hal lainnya, menjalar ke semua penjuru ingatan, penuh cabang.
Oke, ini diawali oleh ramainya screen shoot postingan Ndorokakung di path-nya: tentang sepenggal informasi mengenai aktivis yang hilang beberapa tahun yang lalu: Widji Thukul. Somehow, screen shoot penggalan informasi itu menyebar luas di sosial media. Yang ujungnya, komentar-komentar seputar posting ini ada yang merugikan Ndorokakung.
Kasus Ndorokakung ini mirip dengan kasus beberapa waktu yang lalu: Banyu Biru yang posting tentang SK pengangkatan dirinya sebagai anggota BIN di akun Path-nya.
Ini dia.
Path, gak tau kenapa hanya populer di Indonesia. Padahal markas besarnya ada di Seattle sana. Dan gue gak tertarik buat buka akun di Path. Beberapa alasannya adalah: Sudah ada akun Facebook, Path mirip Facebook, dan Path membatasi jaringan pertemanan hanya sampai 500.
Gue sih gak mau dibatasin jumlah temen gue.
Dan kasus Ndorokakung serta Banyubiru ini semakin membuat gue gak mau buka akun di Path.
Katakanlah gue buka akun di Path; dan karena keterbatasan jumlah pertemanan, gue harus milih 500 orang teman gue yang boleh connect sama gue di Path itu siapa aja. Pemilihan ini tentunya akan berdasarkan bahwa gue emang deket sama orang itu, dan gue percaya sama orang itu, jadi gue bebas mengekspresikan apalah namanya gue itu di akun Path gue.
Kasus Ndorokakung dan Banyubiru ini mencuat karena ada orang yang punya akses ke akun mereka (temannya Ndorokakung; temannya BanyuBiru), yang dengan sengaja ingin menyebar-luaskan informasi yang seharusnya semi-eksklusif. Semi eksklusif karena hanya bisa diketahui oleh 500 orang aja. Yang ternyata enggak.
Ndorokakung di postingan tentang Widji Thukul - nya itu bahkan sudah menghimbau teman-temannya untuk tidak melakukan screen capture postingan, dan Ndorokakung juga mengungkapkan kalau postingannya itu belum tentu benar.
Tapi tetap saja aja teman Ndorokakung (yang dipercaya Ndorokakung), tidak mengindahkan himbauan Ndorokakung dan tidak menghargai kepercayaan yang diberikan oleh Ndorokakung buat dia.
Sama hal-nya tengan teman Banyubiru yang meng-screen shot postingan Banyu Biru, untuk kemudian di share di media sosial lainnya, sehingga tersebar luas lah beritanya.
Ini tentang kepercayaan, dan rupanya kepercayaan jadi barang mahal diantara kita semua.
Ndorokakung, sebagaimanya orang yang faham bagaimana komunikasi berkembang dan meluas, menuliskan klarifikasinya disini; dan bahkan klarifikasinya pun mengundang pro dan kontra.
(Dem...gue lupa kenapa tadi gue kepikiran tentang Sudut Pandang ya....)
anyhow tentang Newsjacking.
Gue pertama kali denger istilah ini beberapa tahun yang lalu ketika masih gabung di iris worldwide cabang mampang. Ini adalah ide brilian untuk membuat sebuah campaign iklan jadi memorable dan menarik perhatian.
Contohnya kurang lebih: beberapa tahun yang lalu, ada program recall besar-besaran dari suatu pabrikan otomotif global ternama untuk suatu tipe mobil mereka, karena tipe mobil itu punya masalah dengan sistim rem-nya. Mengingat reputasinya, pabrikan otomotif ini pasang iklan besar-besaran, hampir menyerupai campaign tersendiri, untuk mengkomunikasikan recall ini.
Nah, ada satu perusahaan asuransi lokal yang ngeliat ini sebagai sebuah kesempatan, mereka mendompleng program recall ini dan membuat iklan yang kurang lebih isinya adalah mereka punya program klaim asuransi baru khusus untuk para pemilik mobil yang di-recall, yang terlibat kecelakaan akibat masalah rem mereka.
Dan karena benak orang sudah agak ter-brain wash oleh program iklan dari pabrikan otomotif tadi, program iklan asuransi ini juga jadi terdongkrak. Padahal budget iklan perusahaan asuransi lokal ini jauh lebih kecil daripada budget iklan recalling dari perusahaan otomotif tadi.
Ini adalah Newsjacking.
Bahasa simple nya: nge-dompleng.
Buat gue, kasus Ndorokakung ini bisa dijadi-in materi Newsjacking untuk pihak-pihak tertentu. Apalagi ini sedikit banyak menyangkut masalah politik, keamanan, dan HAM. Ladang yang lumayan 'gurih'.
Newsjacking, buat orang yang kerja di bidang komunikasi, susah-susah gampang; karena kita harus jeli melihat kesempatan, dan melihat kecenderungan perkembangan suatu informasi yang beredar. Belum lagi masalah koordinasi.
Semoga semuanya berakhir baik ya Ndor.