Thursday, October 17, 2024

Aging

 


https://www.youtube.com/watch?v=4PjmW0dNePA

This man is about same age as me; but he already achieved so much. I enjoy some of their works: Hey Ya, Mrs. Jackson, BoB, Roses, and so on.

At the end, I would say he is ageing gracefully: know his time to rise, know his time to settle down; know his time to switch.

I know he has been through a lot, a lot of things that he didn't share publicly - and yet he takes his time.

I need to learn a lot.

Sunday, July 21, 2024

Me and My Oldman

Gue selalu penasaran apa yang ada di benak My Oldman, terutama tentang gue sebagai anak laki-laki paling besar di keluarga.

Kemarin malem, iseng-iseng ngeliat nomor telepon lama, dan gue tertegun waktu pas melihat call list ke nomor lama My Oldman. Ada beberapa kali percobaan telepon yang gue lakukan ke nomor My Oldman, beberapa bulan setelah My Oldman meninggal. Apa yang gue harapkan waktu itu ya? Bahwa gue bisa ngedenger lagi suaranya? 

Dan dari sekian banyak percobaan telepon dari nomor gue ke nomor My Oldman itu, hanya ada 1 yang berhasil nyambung dengan durasi percakapan sekitar 1 menit.

Sore ini gue nyadar bahwa saat seumuran gue yang sekarang, My Oldman akan melihat gue saat tahun terakhir SMP. Sedangkan gue yang sekarang sedang melihat Putri Jail di tahun terakhir SMA-nya.

Gosh, I think I just miss My Oldman. Al-Fatihah.

Thursday, April 25, 2024

Social Network (2010)

Nonton lagi film ini, Social Netwok, yang dipublish hampir 14 tahun yang lalu.

Cerita awal para pendiri Facebook.

Bagian awal film ini membuat gue sadar bahwa betapa pentingnya menulis - ini sebabnya gue langsung nulis lagi di blog ini -.

Kalau aja Mark gak punya blog, gak terbiasa nulis di blog nya, tentang segala sesuatu hal yang mungkin tampak remeh temeh; mungkin jalan cerita Facebook bisa berbeda dengan cerita Facebook yang sekarang.

Jangan dulu berangan-angan menyerupai ungkapannya Pram yang bilang adalah menulis adalah pekerjaan sejarah, pahami saja dulu bahwa dengan menulis kita melihat dan memetakan alur jalan pikiran kita, bagaimana pikiran kita berupaya merunut tahapan yang jelas untuk menyampaikan sebuah ide atau informasi.

Sering banget banyak thread di Twitter/X yang membuat gue pusing bacanya; dan mikir: ini dia gimana nulisnya ya, kok bisa berantakan banget.

But then again, di social media, banyak strategi untuk mendapatkan viralitas dan view, dan mungkin buat sebagian orang, menulis dengan tidak teratur, jalan cerita yang berantakan, pelanggaran terhadap kaidah-kaidah menulis, merupakan salah satu strategi untuk mencapai viralitas dan view.

Semoga kita terhindar dari hal-hal seperti itu.

Amiiin.



Thursday, November 23, 2023

My Little Brother

Gue kira
Pergi pagi buta untuk mencari orang yang dicintai, dan akhirnya berujung ke informasi menyayat hati, hanya terjadi di Gaza Palestina sana.
Ayah mencari anak.
Anak mencari orang tua.
Kakak mencari adik.
yang berujung ke kabar yang mencampur-adukkan perasaan. 
Tapi kemarin, itu adalah kejadian yang dialami My Little Brother: pagi-pagi buta, sekitar jam 4 pagi, ditelepon istrinya, yang mengabarkan - mungkin dengan panik - bahwa papahnya (ayah mertua ade gue) hilang, tidak terlihat di rumah.
Ini bukan kejadian yang pertama kalinya kalau Ayah Mertua My Little Brother hilang tak tentu arah - orang tua berusia 80 tahun lebih. Makanya dia dibekali smart - tag. 
Berbekal teknologi, My Little Brother melacak keberadaan smart tag Ayah Mertuanya, di titik terakhir yang terpantau, yang tidak menghasilkan. Hanya ada sekumpulan orang.
Entah karena perasaan, My Little Brother mendekati kumpulan orang itu, dan melihat ada polisi juga. Berbekal informasi seadanya, My Little Brother diarahkan untuk segera ke rumah sakit terdekat.
Gue gak tau perasaan My Little Brother waktu itu, informasi seadanya yang mengerucut, perasaan was-was tak karuan, sambil harus menjaga kewarasan - mungkin - dia bergegas ke rumah sakit terdekat itu. Rumah Sakit yang sepertinya memang dia kunjungi untuk berobat rutin Ayah Mertuanya.
Tiba disana, suasanya berbeda seperti kerutinan. Ini bukan kunjungan rutin ke ruang periksa pasien; karena My Little Brother diarahkan ke kamar jenazah.
There he was - Ayah Mertua My Little Brother - terbaring terdiam, dengan beberapa luka.
Beliau korban tabrak lari di pagi buta itu.
Seharian kemarin itu, gue melihat My Little Brother has grown up fully. Taking care of everything: berbicara kepada jamaah di masjid dekat rumahnya saat shalat jenazah, berbicara kepada penziarah di makam. He done very well.
Rise to the bright sky - My Little Brother.

Monday, January 30, 2023

Cerita Umrah

 30 Januari

Ini certa awal tentang Umroh gue dan partner. Ternyata persiapan untuk Umroh, seenggaknya buat yang pertama kali, itu mirip-mirip kaya persiapan buat kawinan. Banyak banget yang harus disiapin, banyak banget informasi yang harus dicerna, doa-doa yang harus dimengerti dan dihapalkan.

Bener emang si, ibadah Umroh dan Haji itu bukan untuk semua orang: orang yang mampu belum tentu diundang oleh-Nya. Itu kata Ustadz yang kasih materi manasik kemarin.

Diawali pas akhir tahun lalu waktu adik gue bilang mau umrah, ternyata gue kecipratan bisa ikutan. Sempet maju mundur beberapa kali mirip kora-kora.

Pas daftar, ternyata gue dan partner masuk waiting list dan gak bisa satu kloter sama adik gue. Ya udah lah pikir gue, nanti lagi aja. Gue bilang ke adik gue buat nama gue di-take out dari waiting list-nya. Gak tau karena lupa atau karena apa, nama gue gak dicabut dan tetep di waiting-list nya.

BTW adik gue si udah aman untuk keberangkatan 13 Februari ini. Dia berangkat bareng istrinya.

Minggu kemarin, adik gue kabarin malem-malem: 'A, bisa masuk nih'. Brengseknya respon pertama gue di dalam hati adalah: 'lah nama gue masih ada di waiting list?'; tapi beberapa saat kemudian gue nyadar kalo gue harus bersyukut. Oke brangkat kita.

Etapi setelah itu ada informasi dari travelnya kalo ternyata yang paket 2 orang per kamar udah abis. Gimana dong? Bengong sebentar terus adik gue usul: sekamar berempat aja, bareng gue katanya. Padahal dia udah aman di paket 2 orang per kamar, kalo downgrade ke 4 orang per kamar, kelebihan bayar dia. Gak apa-apa bisa dibalikin. Sip. Jadi kita

Aman? Tentu enggak dong: ternyata ada masalah muhrim atau mahram; karena kekhawatiran ada syarat rukun Umroh yang bisa dilanggar. Jadi intinya yang kamar sharing itu sebaiknya dari jenis kelamin yang sama. Berbelit lah kami disana, sempet mundur juga karena gue bilang, kalo gak bisa dapet yang 2 orang per kamar, ya udah adik gue aja yang berangkat. Setelah tanya sana-sini dan mempertimbangkan rentang waktu pelaksanaan Umroh, oke gak apa-apa sekamar berempat.

Jadi syarat rukun dan tatacara Umroh itu bisa dilakukan dalam rentang waktu sekitar satu hari, atau kalau ekspress sekitar 6 jam-an gitu. Jadi kami berpikir, oh bisa lah.

Administrasi pembayaran kelar: tinggal persiapan sampingan, manasik, vaksin dan belanja-belanja.

Vaksin Meningitis memang sudah tidak diwajibkan, tapi ini disarankan agar peserta ibadah gak bawa virus berbahaya pas balik ke Indonesia; dan ternyata cari Vaksin Meningitis yang dilengkapi dengan dokumen keabsahan (kartu kuning) agak tricky juga. Meskipun akhirnya dapet di Kimia Farma Supratman Bandung.

Sebelum disuntuk Vaksin Meningitis, kita dicek tekanan darah dulu, dan tadaaa: tekanan darah gue lumayan tinggi, di angka sekitar 150-an. Normalnya katanya ada di kisaran 120-an. Udah deh diceramahin my partner: jaga ini itu, makanan, obat, dokter dan lain sebagainya.

Kelar vaksin, gue dan partner mau survey belanja kebutuhan Umroh; gue di dari awal mau cari sabuk Ihram yang kayanya bakalan ngebantu banget buat mengenakan pakaian Ihram. Kita ke Baltos. Pertimbangan kita - my partner tepatnya - disana banyak yang jual kerudung, harusnya ada beberapa toko perlengkapan Umroh dong. Eh ternyata gak segitunya. Ada memang toko perlengkapan Umroh tapi gak lengkap. Tapi ada beberapa barang yang akhirnya kita beli juga di Baltos sana. Gue beli celana panjang untuk tidur dan celana panjang buat keluar. Lumayan lama kita di Baltos.

Besoknya kita Manasik di kantor travel Umroh; dan ini juga lumayan lama. Hampir satu hari penuh. Disana gue tahu bahwa satu kloter yang gue gabung nanti jumlahnya sekitar 40 orang. Saat Manasik ini gue dan partner jadi tahu kalau kita bisa berangkat gabung rombongan di Jakarta, gak perlu ke Bandung dulu.


31 Januari

Hari ini cek-out beberapa barang yang mungkin dibutuhin buat Umroh di Tokopedia; gak terlalu banyak karena belum didetilin. Gembok koper dan botol minum lipat.

Sebenernya pas dilihat lagi koper travel yang dibagi-in sama perusahaan travel buat peserta Umroh, gue rada keder juga: GEDE BANGET!!!! Tapi mengingat perjalanan selama sekitar 10 hari, mungkin wajar ya dikasih koper travel segede gaban kaya gini. Nanti apa sempet cuci baju ya? Biar gak terlalu banyak bawa baju.

Adik gue si kasih tau akan tentang layanan laundry disana sebagai alternatif; sementara gue kepikiran buat bawa ember lipet buat persiapan cuci baju. Beda banget ya.

Sebenernya kalo bisa cuci baju disana, itu bakalan ngebantu banget: tapi masa iya nanti jemur di jendela hotel 😅. Gue males bawa pakaian banyak-banyak soalnya. Pengen cari yang praktis gitu.

Mind set praktis ini juga yang ngebuat gue dan partner sepertinya gak akan gabung dengan keberangkatan rombongan dari Bandung. Rencananya rombongan akan berangkat dari Bandung jam 10 atau 11 malam, transit di hotel dekat bandara, buat kemudian ke Bandara biar sampe jam 4 pagi. Penerbangan ke sana jadwalnya sekitar jam 8 pagi, jadi rombongan harus sudah ada di bandara sekitar 3 atau 4 jam sebelumnya untuk proses administrasi di Bandara. 

 

2 Februari

Kemarin beberapa barang yang udah dicheck-out di Tokopedia ternyata udah nyampe. Sayangnya, ada masalah sama pompa udara dan platik untuk packaging baju: pompa nya gak berfungsi soalnya perbedaaan ujung pompa dan lubang plastik.

Sebenernya bisa diakalin caranya untuk mengeluarkan udara di plastik kemasan, tapi sepertinya kalo pake pompa bakalan lebih manjur. Cari-cari lagi di Tokopedia, semoga dapet pompa yang bener.

Kemaren juga sempetin buat jahit baju seragam travel umroh, sempet kaget waktu dibilang butuh waktu sekitar 3 minggu, mana sempet. Akhirnya tukang jahitnya bilang bisa diusahakan 10 hari, diambil minggu depan. Semoga jahitannya rapih.

Hampir seminggu menjelang keberangkatan, gue belum sempet lihat-lihat buku doa dan panduan umroh yang disediain travel. Padahal disitu banyak doa-doa yang harus dirapal nanti.


9 Februari

Tinggal tiga hari lagi dan gue belum packing secara bener. Anak last minute banget ya.

Hari ini gue ngerja-in persiapan yang lumayan penting, kirim surat, email tepatnya, legacy: kaya surat yang lo terima dari seseorang yang udah gak ada. Baru buat tiga orang. Tapi itu yang gue anggap paling deket banget, ya secara mereka punya hubungan darah sama gue.

Dan ini ternyata lumayan menguras emosi: gue inget-inget lagi kenapa mereka spesial, kenapa mereka harus dikirim email legacy, pesan-pesan terakhir gue, dan yang lain sebagainya.

Gue ngetik email itu sampe nangis segala. Ya ampun.


Wednesday, November 09, 2022

Corona

Akhirnya setelah empat (atau lima?) gelombang serangan virus Corona, gue kena juga yang namanya Covid. Mungkin untuk membuat sah semangat leye-leye males-malesan gue yang meningkat menjelang akhir tahun ini.

Bisa jadi tertular Putri Jail, bisa jadi tertular orang sembarang waktu main ke Pasar Modern BSD dan Mall di BSD waktu pas weekend nya.

Leye-leye ini membuat gue punya banyak kesempatan buat ngelamunin berbagai hal; salah satunya yang cukup signifikan adalah kepatuhan gue terhadap rutinitas. 

Kenapa gue selalu menghamba kepada yang namanya rutinitas? Hampir selalu gak nyaman dengan perubahan signifikan? Salah satunya adalah karena menurut gue rutinitas yang gue buat bisa membuat gue aman, merasa aman. Padahal yang namanya kehidupan, rasa aman itu ada sesuatu yang gak stabil.

Rutinitas membuat gue selalu bisa memperkirakan apa yang akan datang. Gue malas menggunakan kapasitas otak gue untuk memperkirakan hal-hal yang bisa terpicu diluar dari rutinitas. Padahal ini namanya kufur nikmat. Gue dikasih otak, masa gak dioptimalin?

Pengen rasanya sesekali keluar dari rutintias: misalnya cabut pergi jauh sendirian gak jelas kemana. Gue harus yakin bahwa semua yang gue tinggalin bisa berjalan semestinya. Gak perlu mikirin cucian, air galon mineral, gas yang habis.

Tuesday, October 11, 2022

Ulang Tahun!

 Besok gue ulang tahun.

Like my oldman, gue juga the eldest son in the family

And like my oldman, gue juga sempat menghabiskan waktu kecil gue barang setahun atau dua tahun bareng nenek.

Tapi agak berbeda dengan my oldman, yang dulu dititipin di kakek-neneknya dengan didikan keras, alih-alih dididik dengan keras, gue malah dimanja sama nenek gue, bagi dari pihak oldman atau pun nenek dari ibu gue.

(Well mostly kayanya gue lebih dimanja sama nenek dari ibu gue karena beberapa hal, nenek gue itu pengusaha di Jakarta.)

Dan menjelang ulang tahun gue ini, lagi-lagi drama selayaknya over-thinker sejati muncul di benak gue: apakah gue berhasil memenuhi harapan my oldman sebagai the eldest son? Yang seharusnya dengan mudah gue jawab: TENTU TIDAK FERGUSO!

Banyak peristiwa-peristiwa kebadungan gue waktu gue kecil, yang membuktikan hal itu, dan gue hanya bisa berharap lirih seadainya waktu bisa berputar ulang.

Ini juga yang jadi ilusi gue beberapa hari terakhir ini: kenapa dulu-dulu itu sepertinya lebih indah, lebih mudah? Gue kesulitan menemukan harapan dan kebahagian di masa depan.

Saturday, October 08, 2022

Oldman

 Sendirian di rumah

Scanned through beberapa foto di kamera dan terantuk pada satu foto: foto my oldman sekitar 1 bulan sebelum dia meninggal.

Damned

Mungkin gue gak pernah bisa lepas dari rasa kehilangan ini.

Foto itu gue ambil di taman deket daerah Antapani. My oldman lagi duduk dan melihat danau dari kejauhan, gue motret dia dari belakang. Pake efek bokeh.

Never get used to.

Tuesday, June 21, 2022

Mungkin

 Mungkin kita terlalu banyak khawatir?

Antartika yang mulai meleleh signifikan

Nilai aset kripto yang turun drastis bagai bungee jumping

Gaji bulanan yang menipis

Identitas pribadi yang tersebar ke tangan entah siapa

O iya, jangan lupa: perubahan iklim global

dan: anak yang gak keterima di sekolah negeri

Padahal sebenarnya cukup banyak yang bisa dinikmati dan disyukuri: hanya diminta duduk diam, atur nafas dan memandang ke sekeliling.


Wednesday, October 20, 2021

Ngelamun

Mungkin gue harus banyak ngelamun. Seperti sekarang ini. 
Hanya buat mensyukuri the moment. 
Biar lebih banyak bersyukur, biar lebih bisa mengurangi kekhawatiran berlebihan.