Monday, January 26, 2004



every child is a baby for his/her mother

saya tertegun sejenak setelah membaca postingan ibu muda yang satu ini:
Bagaimana kalau cintaku kelak membelenggu hidupnya?
Bagaimana kalau aku berhenti mencintainya saat ia tak lucu lagi?
Bagaimana kalau aku membuatnya menderita seperti diriku dulu menderita?
Bagaimana kalau aku tak sadar melalaikan perasaannya?
Bagaimana bila aku lupa bahwa ia manusia dan bukan milikku?
Bagaimana kalau aku terlalu mencintainya?
Bagaimana kalau aku tak lagi mencintainya?
Bagaimana kalau aku menganggap kehadirannya menggangguku?
Bagaimana kalau aku terlalu menderita tanpa dirinya?
Aku ingin ia bahagia. Aku berharap ia mampu berbahagia karena dirinya sendiri. Bukan karena pintar, kaya, terkenal, dicintai, mencintai, apapun, hanya karena dirinya sendiri. Aku tak ingin -sengaja atau tidak- menyebabkan ia tak bahagia.
Bagaimanapun ia tumbuh nantinya, kaya atau miskin, pintar atau bodoh, straight atau gay, normal atau cacat, apapun juga yang terjadi, semoga ia bahagia. Semoga ia tak perlu berjuang untuk berbahagia, karena bahagia itu telah ada di dalam hatinya.
Untuk Sidra.


perasaan saya seakan tertusuk belati kerinduan yang cukup mendalam. sedang apa bunda di sana? semoga tidak kurang suatu apa pun.
kenangan kembali melayang tiga tahun kebelakang. bunda dengan tatapan sayunya mengatakan
"udah kamu pulang aja A, toh mamah sama papah masih bisa nge-biaya-in kamu..."
saat itu masa-masa awal saya di Jakarta, mengeluarkan seluruh keluh-kesah pekerjaan dan tinggal di ibu kota ini.
entah apa yang membuat saya bertahan di sini sampai sekarang, ego alam bawah sadar mungkin? atau untaian ucapan papah, yang berinti kepada: kamu itu lelaki roi...
I'm wondering.... apa yang menjadi pikiran dan harapan kedua orang tua saya ketika melahirkan, mendidik, dan membesarkan saya sebagai anak lelaki terbesar di keluarga?
apakah sama dengan yang dipikirkan ibu muda ini? mungkin...
mungkin mereka mengabaikan semua kegundahan dan pertanyaan yang timbul pada saat mendidik dan membesarkan saya, dan menggantinya dengan harapan dan impian bagi seorang anak lelaki...

saya angkat telepon...menghubungi operator, minta disambungkan ke bandung
"halo..."
"halo..."
"siapa nih? eh Aa ya"
(adik saya paling kecil yang menerima...)
"he-eh....lagi ngapain nih?"
"baru buat kue, apple pie..."
(buat kue? si kecil yang cuek itu? do i miss something here?)
"apple pie? kok tau cara ngebuatnya sih?"
"iya tadi ngeliat di discovery channel cara ngebuatnya, trus nyoba-nyoba aja..."
"trus hasilnya gimana?"
"yaa....nggak tau, tapi pas dicoba mamah sama si mbak...itu kontrol beungeut jadi nol gitu....kurang bagus kali.."
"jangan gitu dong...kue sih dimana-mana kalo dimakan pas lagi anget enak aja, ada siapa aja dirumah?"
" ada mamah...nih mamah sebentar.."
...
"halo Aa, dimana ini? gimana sehat? pulang kapan?"

.......
.......
secepatnya Mah...secepatnya
--------------------------------
buat novi, thanks a lot ya...btw..foto anak kamu ngingetin gw sama ponakan gw...

No comments: