Tuesday, April 18, 2006

naik kerita api tuut tuut tuut

Waktu saya masih kecil, lagu itu sering dinyanyikan di kelas taman kanak-kanak
naik kereta tuut tuut tuut
siapa boleh ikut
ke bandung-surabaya
boleh lah naik dengan percuma
ayo kawanku lekas naik
kereta ku tak berhenti lama

lagu yang terpatri jelas di ingatan, karena kami menyanyikannya sambil memegang pundak kawan di depan kami. Bermain kereta-kereta-an.
Waktu saya di perguruan tinggi, saya mendapat dua jenis mata kuliah tentang kereta api: Rekayasa Lalu Lintas dan Teknik Jalan Rel. Di kuliah Rekayasa Lalu Lintas saya baru mengetahui bahwa kereta api merupakan sarana transportasi yang paling efisien dan efektif jika dibandingkan moda transportasi lainnya. Kuliah Teknik Jalan Rel, membuat saya selalu memperhatikan jalan rel, lengkap dengan penjepit bantalannya, lama setelah saya meninggalkan bangku kuliah. Kuliah Teknik Jalan Rel juga melengkapi ingatan saya tentang kertas gambar yang cukup besar, hampir seperempat luas meja tenis meja, untuk membuat tugas asistensi lay-out stasiun kereta.
Sejak kerja di Jakarta juga saya lebih suka menggunakan kereta api untuk perjalanan Bandung-Jakarta. Alasannya adalah relatif lebih cepat dan pemandangan yang bisa membawa nuansa lain. Ada satu spot yang selalu saya nantikan, bukit persawahan di daerah Purwakarta, yang biasanya menghijau saat awal musim panen atau kuning keemasan menjelang panen. Dan jangan pula lupakan sinar mataharinya....
Tapi sekarang sepertinya buat orang banyak bakalan berpikir dua kali kalau mau menggunakan kereta api. Coba ingat lagi, dalam satu bulan terakhir ini ada berapa kali kecelakaan kereta api? Tiga kali atau lebih mungkin ya? terakhir kali yang terjadi sore ini: tabrakan antara KRL Eksekutif Pakuan dan Metromini.
Kenapa ya sekarang sering sekali terjadi kecelakaan kereta api?


NB: Untuk urusan kertas tugas yang besar-besar, sepertinya teknik sipil nggak ada duanya ya... Kertas tugas asistensi teknik jalan rel itu masih cukup kecil kalau dibandingkan dengan kertas tugas mata kuliah lainnya. Kertas tugas yang paling besar yang saya pernah gunakan adalah kertas tugas mata kuliah Irigasi. Besarnya hampir seluas meja pingpong.
Kalau mau kertas tugas yang agak panjang, silahkan ikut kuliah teknik rawa atau teknik pantai. Pemetaan tinggi dan panjang gelombang air laur memaksa kami untuk membeli kertas milimeter blok yang panjangnya hampir tiga meter, padahal lebarnya mungkin setengah meter.
Dan kalau kertas tugas yang lumayan ngejelimet, silahkan ambil mata kuliah Bangunan Air. Detil bendungan dan fluktuasi tinggi muka air digambar sedetil-detilnya. Jangan lupa juga hasil hitungan harus disesuaikan dengan gambar.
Tapi jangan khawatir, sebagai permulaan ada kuliah Menggambar Teknik. Yaah mungkin untuk mata kuliah ini kami harus belajar ke rekan-rekan kami yang kuliah arsitek. Mereka memang lebih gape, tugas yang biasanya dikerjakan berminggu-minggu oleh mahasiswa teknik sipil, bisa diselesaikan dalam hitungan hari oleh mereka. Tapi jangan lupa berlembar-lembar kertas ukuran A3 dan A2 yang digunakan di mata kuliah ini.

No comments: