Wednesday, August 04, 2010

Senyum

Menurut saya, senyum itu berharga. Senyuman, bisa memberikan energi positif kepada orang yang tersenyum dan orang yang melihat senyum itu.
Karena hanya ingin melihat senyuman ini, saya jadi tega tidak memberikan sedekah ala kadarnya kepada seorang nenek yang biasa mangkal di daerah Kemang Timur sana, di ruas jalan yang biasa saya lalui tiap pagi. Nenek ini, anehnya, memberikan senyuman jika saya tidak memberikan sedekah. Tapi jika saya memberik dia sedekah ala kadarnya, dia tidak tersenyum, malah tergesa mengambil uang dan langsung berlalu.
Duh padahal apa salahnya ya tersenyum.
Jadi ya itu tadi, saya lebih memilih untuk tidak bersedekah hanya karena ingin melihat nenek itu tersenyum. Senyumnya tulus lho, seakan memaklumi kalau saya tidak mau bersedekah. Saya mengangkat tangan saya dengan jemari terbuka, sambil berbisik maaf. Nenek itu biasanya juga tersenyum maklum, sambil menganggukan kepala.
Tulisan ini juga dibuat harusnya dengan tersenyum, meskipun dipaksakan. Karena tulisan ini dibuat hampir menjelang tengah malam menunggu email dari klien yang tak kunjung datang. Duh.

1 comment:

eyi said...

Yg nulis jg jarang senyum :p

Jadi inget kata Pendar kemarin:

P: Ayah suka senyum ga?
Bunda: Ayah mah sukanya melotooot.. :p
P: Senyumlaah. (knp dia sering bgt bilang 'lah' skrg?) Aku aja senyumnya maniss..

:)))) GR bgt tuh anak