Saturday, November 01, 2014

PR-ing

Ya ya ya, saya punya pekerjaan sebagai konsultan PR: ngasih tau media dan publik kalau: "....eh tau gak? Ternyata......" bla bla bla.....
Beberapa tahun yang lalu, saya sempat membaca sebuah nasihat untuk seorang salesman: "....terlepas dari barang apa yang kamu jual, komoditi terpenting yang harus kamu jual adalah diri kamu sendiri." Saya lupa lagi siapa tokoh yang memberikan nasihat ini.
Dan itu seharusnya bukan nasihat untuk seorang salesman doang; tapi nasihat buat kita semua - pekerja profesional.
Saya teringat ini karena dua hal: pengalaman pribadi saya dan postingan di tl Mas @imanbr tentang Puan Maharani - anak Megawati yang diangkat oleh Jokowi jadi Menko....apalah namanya...lupa.
Saya, juga mungkin beberapa teman saya banyak yang mencibir waktu Jokowi mengangkat Puan Maharani jadi seorang menko. Bagi-bagi jatah lah. Itu pikiran saya.
Belum lagi kiprah Koalisi Indonesia Hebat untuk menandingi Koalisi Merah Putih di lembaga legislatif yang sepertinya gagal.
"Puan kerjanya apa ya? Itu kok KMP bisa leluasa gitu," saya membatin.
Yah....saya memang kadang-kadang berpikiran pendek.
Cerita Puan Maharani lewat TL Mas @imanbr sedikit banyak memberikan sudut pandang lain buat Puan Maharani.
TL Mas @imanbr juga mengingatkan saya tentang pentingnya kita mengkomunikasikan diri kita ke orang lain. Tanpa niat untuk menyombongkan diri tentunya.
Gimana dengan pengalaman pribadi?
Dalam beberapa wawancara pekerjaan, saya selalu mendapati pertanyaan seperti: "Apa kelebihan kamu dibandingkan kandidat lainnya?"
Ini pertanyaan yang sulit buat saya: saya gak mau menyombongkan diri dengan menjawab pertanyaan itu tapi itu adalah pertanyaan yang harus dijawab.
Cara menjawab pertanyaan itu mencerminkan bagaimana kita mengkomunikasikan diri kita kepada orang lain: apakah kita mau kelihatan sombong? Rendah diri? Berhati-hati? Atau gimana?
Beberapa waktu yang lalu saya punya kesempatan untuk melakukan wawancara pekerjaan dengan salah satu perusahaan nasional yang mendunia.
Sebagai orang PR yang berpendapat bahwa salah satu kunci sukses dari corporate communication adalah dengan mempersonifikasikan sebuah lembaga/perusahaan, saya bertanya ke pewawancara: "Kalau diibaratkan orang, bagaimana bapak menggambarkan perusahaan ini?"
Figur petinggi yang sudah 20 tahun malang-melintang di perusahaan itu bilang ada 3 sifat manusia yang bisa menggambarkan perusahaan itu: Humanize, Humor, Humble.
Humble....itu memang yang selalu saya lihat di orang-orang perusahaan itu. Meskipun demikian, perusahaan itu punya reputasi global. Gimana caranya perusahaan itu menerapkan PR-nya, apa yang jadi falsafah kegiatan corporate communication-nya, mungkin bakalan jadi hal yang menarik buat dipelajari.
Dan saya juga sadar kalau pertanyaan bagus bukan modal yang cukup untuk bisa diterima di perusahaan itu: Astra International.

No comments: