Wednesday, August 18, 2021

Merdeka!


 

Miris rasanya merdeka di tahun ini.

Yah, mungkin ini adalah catatan seorang pesimis akut; dan lagi-lagi penyebabnya adalah masa pandemi korona, yang dengan seketika membungkam kebebasan. Minimal kebebasan yang gue dulu sempet alami.

Gue misalnya, gak bisa lagi Jumatan di masjid. Terakhir kalinya gue Sholat Jumat itu waktu pas nguburin My Oldman, Maret tahun lalu. Setelah itu, blasss, gak pernah ke masjid lagi. Buat Sholat Jumat, Sholat Ied ataupun yang lainnya.

Cemen emang gue. Di saat orang lain masih berani ke masjid, gue lebih memilih cari aman buat sholat di rumah aja. 

Itu adalah satu hal dari sekian banyak kemirisan yang gue pikirin dari Hari Kemerdekaan tahun ini.

Hal lainnya adalah Afghanistan: dimana beberapa hari terakhir ini hampir ribuan orang lari terbirit-birit dari ibukotanya - Kabul - karena kekhawatiran kekuasaan Taliban yang meluas. Terbirit-birit dalam arti harfiah: orang sampe rela berjubel di dalam pesawat kargo, sampai ada yang lebih memilih untuk duduk di luar pesat, untuk keluar dari Afghanistan.

Itu mereka lakukan karena takut mereka gak bisa merdeka lagi beraktivitas pasca penguasan Taliban.

Tapi kawan, gue rasa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah pilihan dari state of mind kita sendiri, bagaimana kita memandang suatu hal yang fana dengan keleluasaan pikiran yang dianugerahkan kepada kita.

Merdeka buat sebagian orang mungkin sangat erat kaitannya dengan fisik, visual, sesuatu yang dilihat; sementara buat yang lain, kemerdekaan adalah sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaan. Nabi Yusuf lebih memilih dipenjara untuk memperluas cakrawala pikiran dan perasaannya daripada hidup bebas di luar penjara dan menjadi beban buat majikannya. Akhirnya dunia luar tahu apa yang bisa Nabi Yusuf lakukan.

No comments: