Sunday, June 15, 2025
Pengen kaya dulu
Thursday, May 29, 2025
Gak Lolos
Putri Jail gak lolos UTBK, atau SNBT SNPMB.
Dan gue kecewa. Agak bingung juga kenapa gue yang kecewa. Yang persiapan dia, yang ujian dia, yang gak lolos dia juga. Bukan gue.
Tapi mungkin gue kecewa karena gue ngerasa kurang memberikan dukungan ke Putri Jail. Lolos UTBK impian buat semua lulusan SMA - kebetulan Putri Jail wisuda SMA di hari yang sama pengumuman SNBT SNPMB.
Like father like daughter; karena gue juga gak lolos UMPTN dulu. Dua kali.
Gue satu-satunya anak dari orang tua gue yang gak lolos UMPTN. Kakak gue lolos ke Farmasi Unpad, adik pertama gue lolos Pertanian (atau Perkebunan ya?) UNPAD - meskipun gak diambil, dan adik kedua gue lolos Kimia ITB.
Bayangin: My Oldman yang dosen senior di ITB, punya anak yang gak lolos UMPTN.
Tadi malem, gue jadinya ngerasa-in apa yang mungkin orang tua gue rasa waktu gue gak lolos UMPTN. Kecewa.
Sekecewa-kecewanya elu pas gak lolos PTN dulu, mungkin lebih kecewa orang tua elu.
Gue harus bilang terima kasih ke Putri Jail karena ngebuat gue sadar.
Sunday, May 18, 2025
Militer
Kompas memuat tulisan Mas Bre Redana yang cukup menarik hari ini. Bre Redana adalah wartawan senior Kompas yang sudah makan (atau minum?) asam garam dunia jurnalistik.
Tentang Militer.
Saya pernah (atau sampai sekarang?) beranggapan bahwa militer merupakan salah satu jawaban buat kebrengsekan negara ini - sampai pada tahap saya pernah memilih calon presiden eks militer pada tiga atau empat pemilu yang lalu.
Saya kemudian berpikir, mungkin bukan militer yang dibutuhkan negara ini, tapi ketegasan. Saya cukup sering iri dengan negara tetangga jiran yang sepertinya sudah meninggalkan stigma negara berkembang. Padahal kita mungkin berawal dari garis start yang sama.
Malaysia baru saya kunjungi satu kali, beberapa tahun yang lalu ketika masih jadi jurnalis. Waktu itu saya memenuhi undangan salah satu operator telepon selular disana, untuk melihat bagaimana perkembangan teknologi selular.
Saya iri dengan Malaysia: tingkat pendidikannya, perkembangan industrinya, ekonominya, pemerintahannya.
Tapi saya tidak iri dengan industri seni nya: Indonesia jauh lebih berkembang. Saya rasa, lagu-lagu Ariel Noah, D'Masiv, Rossa, atau siapapun musisi papan atas Indonesia, cukup sering didengar di Malaysia. Lagipula siapa yang mengklaim batik, rendang, dan reog ponorogo?
Pertimbangan saya, kenapa Malaysia bisa jauh berkembang dibandingkan dengan Indonesia, adalah kepemimpinan Mahathir Mohamad.
Tapi kan Mahathir Mohamad bukan militer ya?
Jadi memang yang dibutuhkan negara ini adalah ketegasan. Bukan militer. Siapa orang sipil di negara ini yang bisa lebih tegas (termasuk kepada) daripada militer?