Iklan...
Kenapa iklan? Karena sekarang ini kayanya ampir tiap saat kita bisa ngeliat dan ngedenger iklan.
Setelah beberapa tahun gw kerja di media, sedikit banyak gw tau bahwa iklan merupakan salah satu indikator awal penilaian kasar mengenai kinerja sebuah perusahaan media di Indonesia. Makin banyak iklan di suatu media, maka kemungkinan besar media itu juga lumayan bagus kinerjanya.
Contohnya untuk media cetak: Kompas sama Pos Kota.
Orang-orang di kantor gw kadang-kadang suka geleng-geleng kepala kalo ngeliat space iklan di Kompas. Perbandingan antara space berita (straight, feature, kilas, dan lainnya) dengan space iklan mungkin bisa nyampe 40% buat berita dan 60% buat iklan. Bahkan gw sempet denger kalo biro iklan rela ngantri biar iklannya dipasang di Kompas....buset deh...
Temen gw sesama reporter di Bandung sempet nyeletuk kalo misalkan Gramedia membagikan gratis Kompas selama sebulan penuh, tetap aja nggak bakalan rugi karena semua biaya produksi udah ketutup sama iklan yang banyak.
Coba kita bayangin: oplah Kompas setiap harinya mungkin bisa 140.000 eksemplar untuk seluruh Indonesia, harga per eksemplarnya sekitar Rp2.400, terus coba dikali sama 30 hari......sekitar Rp10,08 miliar....itu belum dikali-in sama biaya distribusi di luar Pulau Jawa...
Bagaimana dengan Pos Kota? Mungkin karena memang kelas pembacanya berbeda dengan Kompas...jadi skalanya juga lebih kecil...
Kita ngambil perhitungan dari pemasukan iklan aja deh....rata-rata tarif iklan kolom di Pos Kota sekitar Rp15.000...terus satu halaman koran itu bisa muat 484 item iklan kolom...kita ambil 450 aja...itu sama dengan Rp6,75 juta...kalo liat Pos Kota itu biasanya kan rata-rata setiap hari ada sekitar 6 halaman full iklan baris..jadi pemasukan dari iklannya bisa nyampe Rp40,5 juta per hari...per bulan itu bisa Rp1,215 miliar...dan itu belum termasuk iklan berwarna....kayanya kalo dibandingin sama target pembacanya yang mungkin mayoritas golongan ekonominya menengah ke bawah....angka itu lumayan besar......
Media cetak...mungkin salah satu bentuk media yang cukup fleksibel dalam menghadapi membesarnya space iklan...maksudnya kalo iklan-nya banyak terus beritanya bagus-bagus...perusahaan tinggal nambah halamannya kan? Sama halnya sama media internet...
Tapi berbeda dengan media elektronik seperti radio sama televisi....space iklan di media elektronik dihitung berdasarkan waktu....dan seperti kita ketahui...space waktu itu sangat terbatas....hanya ada 24 jam dalam sehari.
Mungkin itu yang jadi latar belakang kenapa SCTV berani siaran 24 jam sehari....pemasukan dari sektor iklannya sudah bisa memadai untuk siaran 24 jam.
Dari beberapa jenis media yang ada, terus terang aja gw sering mengeluhkan cara penyajian iklan di media elekteronik....khususnya televisi....boring nggak sih ngedenger "Ini kacangku...." atau "orang pintar pasti minum tolak angin..." atau potongan iklan laen yang diputer tiga kali berturut-turut....BT dah gw....
Iseng-iseng gw sempet ngitung berapa sih item iklan di TV tiap kali jeda iklan? Waktu itu pernah gw dapet yang nyampe 12 iklan muncul dalam satu jeda iklan, emang waktu itu mungkin termasuk prime time...tapi....ya amplop....kalo rata-rata penayangan iklan di TV itu sekitar 30 detik...itu bisa nyampe 6 menitan.....mendingan denger lagu deh......
Gw rasa manajemen penempatan iklan di media elektronik di Indonesia masih kurang bagus...nggak ada koordinasi antara pengelola program acara, pembuat acara, dan penerima order iklan. Asal ada iklan yang mau masuk dan mau bayar gede, pasti diterima. Mereka nggak nyadar kalo dalam batasan tertentu itu bakalan ngurangin jumlah penonton.
Kadang-kadang gw ngekhayal...kapan ya stasiun TV kita bisa menerapkan manajemen iklan seperti di beberapa TV internasional, seperti di CNN atau di MTV....space iklannya sedikit sehingga manajemennya bisa ngatur agar penonton tetap bisa menikmati acara itu....satu lagi stasiun TV internasional yang gw suka adalah AXN....yang menyajikan hal-hal entertainment....
Tapi di sisi lain...gw ngeliat tampilan iklan di TV nasional udah beberapa yang lumayan bagus, dalam artian gw pribadi bisa menikmati tayangan iklan itu...contohnya iklan-iklan Sunsilk, Pantene, sama Batere ABC.
Cara penyajiannya bagus, nggak kampungan, ide iklannya bisa diterima sama gw, dan model yang dipake juga cocok.
That's All.....
Tapi terakhir mengenai iklan.......
Kompas sekarang tampaknya mulai menggertak sektor iklan di beberapa media tertentu karena media-media tersebut memasang iklan dari Texmaco mengenai perselihan antara Texmaco dan Kompas.
Pada iklan itu Texmaco menyatakan bahwa perusahaan itu hanya menggugat Kompas thok, bukan insan pers keseluruhan. Itu karena Kompas pernah menyajikan beberapa fakta yang salah mengenai Texmaco, dan sebab-sebab lainnya kenapa Texmaco menggugat Kompas.
Kompas nggak terima itu, dan dia berusaha mengambil porsi iklan dari beberapa media tersebut. (Porsi iklan sebuah media itu kan berkaitan erat dengan segmentasi pembaca, hal inilah yang menyebabkan beberapa media bisa sukses karena mempunyai segmentasi yang akurat meskipun Kompas merajai dunia iklan di media cetak).
No comments:
Post a Comment