Tuesday, March 09, 2004
ladies and gentlement, this is captain speaking, in the few minutes we will be landing at incheon international airport, the local time is 07:30, and the weather is a little bit cloudy and snowy....
salju?...yes...gw mau ngeliat salju nih sekarang...
tapi...ya amplop...
gw cuman bawa jaket dua biji
mampus deh gw...
semuanya berawal dari ucapan redaktur saya
"roi, kamu mau beli ginseng? nih ada undangan", katanya sambil menyerahkan sehelai kertas.
saya pikir ibu yang satu ini bercanda
ngapain juga gw beli ginseng?
...
HAH ke Korea?
YESSS!!!
undangan liputan itu sempat tertunda karena masalah administrasi visa di kedutaan besar korea selatan (yang akhirnya membuat saya bisa bergabung dengan rekan-rekan di acara trekking of the year...sip lah)
kami (RCTI, TVRI, Kompas, Republika, dan Bisnis Indonesia) berangkat dari Jakarta Kamis malam, sekitar pukul 22:00 dengan Korean Airlines. Selama penugasan liputan, baru kali ini saya bisa merasakan penerbangan malam. Yang terbayang adalah nikmatnya istirahat dibalut kegelapan langit malam.
Namun ternyata oh ternyata, saya mendapat tempat duduk paling belakang. tempat duduk yang terhalang oleh partisi sehingga tidak bisa direbahkan secara optimal. walhasil selama enam jam penerbangan tanpa transit, saya mungkin hanya sempat tidur-tidur ayam sekitar satu jam...
Tiba di Incheon Seoul sekitar pukul 07:30.
for those who wondering why we arrived at seven thirty in the morning, considering that we take off at 22:00 and about six hour time to travel. well...there's a time difference between indonesia and korea about two hours.
jadi begitulah, diantara kegirangan saya karena melihat salju pertama kali (*mode kampungan on*) ada juga rasa was-was akibat kemungkinan parahnya rasa dingin yang ditimbulkan.
Dan menurut visitor escort kami (dia seorang direktur...tepatnya overseas division director...omigod), dalam 100 tahun sekali musim salju di korea berlangsung hingga awal Maret, dan kesempatan itu tepat jatuh pada saat kedatangan kami ke korea.
dan memang menurut beberapa informasi yang saya tangkap (saya sama sekali tidak bisa membaca dan berkomunikasi dalam bahasa korea), salju di negeri ginseng tahun ini termasuk yang paling parah dalam beberapa tahun terakhir. transportasi tersendat sementara karena di beberapa ruas jalan utama ketebalan salju cukup tinggi, beberapa rumah kaca milik petani hidroponik rubuh karena kaca yang ada tidak sanggup menahan beban salju, sapi-sapi yang kedinginan di luar, beberapa ritel skala kecil yang tidak beroperasi karena bangunan rubuh, dan yang lainnya. pemerintah setempat akhirnya mengerahkan tentara untuk membersihkan salju yang menggangu.
beruntung pada hari kepulangan kami, salju sudah mulai mencair.
baru kali ini saya mendapatkan undangan liputan yang suka-suka, di seoul kami sama sekali tidak terikat dengan jadwal liputan, rencana liputan kami yang rencanakan, pihak penyelenggara hanya menyediakan tranportasi dan akomodasi.
..........
apa yang menarik di Korea?
mungkin semuanya: budayanya, bahasanya, masyarakatnya...
dari sisi budaya misalnya, tidak ada orang muda yang berkumis atau berjanggut. salah seorang pengusaha korea yang sempat melewatkan waktu menemani kami mengatakan bahwa hanya orang tua bercucu yang mempunyai janggut dan kumis.
ketika saya tanyakan alasannya, dia hanya menjawab bahwa itu hanya tradisi di korea untuk menghormati orang yang lebih tua.
sama halnya dengan merokok, jika tidak ada orang yang lebih tua merokok, pantang bagi orang muda korea untuk menyulut api rokok. sopan santun katanya.
hal lainnya adalah tempat duduk di bus. seorang visitor escort yang kebetulan orang indonesia sempat 'disemprot' oleh orang tua yang tidak dia kenal hanya karena membiarkan seorang ibu berdiri di subway, sedangkan dia enak-enak duduk.
"padahal waktu di jakarta kan hoki-hokian kalo buat tempat duduk di bus ya..." kata dia sambil nyengir.
budaya di sana juga membatasi kita untuk....apa ya istilahnya...mungkin kalo basa sundanya: ngetrek awewe, iseng menggoda gadis yang lewat.
mengucapkan: gadis cantik (agasi yapuda...kalo nggak salah) kepada gadis yang sedang lewat di depan kita hanya akan mendapatkan pandangan sinis dari gadis itu, karena kita bisa dianggap kurang waras...
bagaimana dengan makanan?
well...mungkin orang korea nggak bisa makan tanpa asinan bogor...
setiap kali acara ritual makan, hidangan acar tidak lupa untuk dihidangkan. ada sekitar enam atau tujuh jenis acar yang menjadi teman makan, baik untuk sarapan, makan siang atau makan malam.
orang korea juga biasa memakan lauk terlebih dahulu, baru nasi belakangan. dan porsi nasi ini cukup besar, tiap orang mendapat jatah sekitar satu mangkok sayur nasi. rasanya lebih mirip ketan, liket...
pertama kali makan malam dengan orang korea saya takjub. meja di hadapan saya penuh dengan acar-acaran dan tempat panggang mini. mungkin karena saat musim dingin, kami diundang untuk makan malam barbecue sambil menghangatkan diri.
potongan daging tipis mentah langsung diletakan di panggangan yang sudah panas. sambil menunggu daging matang, kami mencoba berbagai jenis acar tersebut. ada yang masih bisa 'diterima' oleh lidah kami, namun ada juga yang rasanya aneh. dan ternyata kami tidak perlu menunggu lama untuk menunggu daging matang, hanya dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai lima menit.
jadi keingetan rumah-nya aip nih....
kapan bakar-bakar lagi ya?....
bahasa?
saya hanya mempelajari dua kalimat...
kamsa hapmida (terima kasih)
shela hapmida (permisi)
-------------------------
update: foto sebagian sudah dilihat di sidebar foto
enjoy
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment