Thursday, August 25, 2005

Konglomerasi Kalla


Siapa orang Indonesia yang tidak kenal Jusuf Kalla sekarang ini? Pengusaha sukses dari kawasan timur Indonesia yang berkiprah di Kalla Group serta Bukaka Group dan berhasil mendampingi orang nomor satu negeri ini. Jusuf Kalla dan Group Kalla memang tidak bisa dilepaskan, karena bagaimanapun juga Jusuf Kalla pernah ikut mengembangkan perusahaan-perusahaan di bawah bendera Kalla Group.
Berbagai sektor usaha yang digeluti oleh Kalla Group dan Bukaka Group saat ini sangat bervariasi, mulai dari tambak udang, properti hingga transportasi. PT Bukaka SingTel (komunikasi), PT Bumi Karsa (properti), NV Hadji Kalla Trading Company (perdagangan) adalah segelintir dari perusahaan-perusahaan yang berada di bawah bendera Kalla Group.
Rekan-rekan saya beberapa hari terakhir ini tergelitik untuk membahas sepak terjang keluarga Kalla di Bukaka Group, yang (katanya) sudah ditinggalkan oleh Jusuf Kalla. Ini berawal dari rasa penasaran seorang rekan senior:
Berikut adalah daftar proyek2 raksasa yang saat ini dikerjakan Bukaka atau baru saja diserahkan ke Bukaka:
1) Pipanisasi Gas alam Pagar Dewa-Sembulang: US$750 juta (melalui PT BBE)
2) Proyek Monorail di Jakarta: US$650 juta
3) PLTG Sembulang: US$92 juta
4) PLTA Asahan III: US$250 juta (melalui Mega Power)
5) PLTA Poso II, Sulawesi Tengah: US$230 juta melalui Bukaka Hydropower
6) PLTA Kolaka, Sulawesi Tenggara:
dengan demikian, sejauh ini Bukaka menangani proyek dengan nilai minimal US$2 miliar alias Rp20 triliun.
Mungkin teman2 dapat membantu, bagaimana Bukaka yang menurut laporan audit Ernst & Young selama 4 tahun terakhir disclaimer, bisa menangani berbagai proyek itu?

Hehehe...
gimana ya?
Rasa penasaran itu kembali muncul, ketika seorang rekan lainnya menambahkan:
Ini fakta bagus. Dalam proyek monorail, Sutiyoso bahkan 'setengah' mengusir mitra konsorsium asing dengan memilih teknologi Siemens dimana Bukaka terlibat didalamnya. Konon, Bukaka juga tengah mengincar proyek pembangunan Bandara Hasanuddin yang kini bangunannya mirip Ruko itu.

...
disusul yang lainnya:
ipar JK, Bosowa, menang tender akuisisi 90% saham tol Bumi Serpong Damai dari BNI senilai Rp280 miliar...tetapi pakai duit BNI juga Rp280 miliar...pindah kantong doang. Cuma yang terakhir ini harus dikonfirmasi
Bingung, mau bersyukur atau mengelus dada. Bersyukur karena sudah ada perusahaan yang akhirnya mau membangun infrastruktur di Indonesia, atau mengelus dada karena sepertinya ini permainan mirip era Soeharto dulu.

No comments: