Friday, October 21, 2005

sadarkah?

Salah satu pertanyaan besar yang sepertinya menggema di setiap masyarakat Indonesia sekarang ini sepertinya adalah: Bagaimana menyadarkan pejabat? Pejabat di termasuk juga anggota DPR/MPR yang terhormat, selain tentunya pemerintah kita tercinta.
Saya pikir, mereka-mereka yang ditunjuk jadi pemerintah dan anggota DPR belum sadar betul apa yang terjadi sekarang ini, kalau kata atta, mereka nggak punya empati, nggak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat kita sekarang ini.
Seperti pagi ini, saya kembali geleng-geleng kepala membaca kepala berita di detikcom: Apa pantas biaya operasional DPR dinaikkan RP10 juta?, lalu ada berita lanjutannya yang membuat saya lebih mengkal: Zaenal: Biaya operasional DPR Naik tak terkait kenaikan BBM.
Saya pikir, percuma saja kita menjadi negara yang demokratis, kalau ternyata para pejabat pemerintah dan anggota legislatif belum menyadari apa yang dirasakan oleh masyarakat kita sekarang.
Percuma saja rakyat Indonesia pada dua pemilu terakhir menyumbangkan suaranya, berharap agar mempunyai nasib lebih baik (Saya ingat betul pada dua pemilu terakhir ini negara kita dipuji-puji oleh dunia internasional sebagai negara yang demokratis).
Mungkin ini karma kita sebagai rakyat Indonesia: para pemimpin bangsa yang terbelakang, dan wakil rakyat yang tolol.
Saya jadi teringat pembicaraan saya dengan salah satu rekan yang meliput di desk ekonomi beberapa waktu yang lalu. Dia bilang kalau Indonesia itu kaya dengan sumber daya alam (yap semua orang sudah tahu itu), tapi seringkali pemerintah mengambil kebijakan yang salah. "Aku sendiri suka sedih kalau nulis berita tentang ekonomi Indonesia," katanya.
Kapan pemerintah sadar?

No comments: