Thursday, January 04, 2007

Posisi Baru


Masuk kerja di tahun baru, di kantor saya ada yang baru juga: posisi tempat duduk. Tadinya saya mendapat tempat duduk yang nanggung, nggak ditengah, nggak dipinggir, nggak mojok. Sekarang, setelah pindah posisi, tempat duduk saya lumayan bisa didefinisikan: mojok. Persis di sudut ruangan, dekat pintu ke pantry.
Hal pertama yang saya perhatikan dari tempat duduk ini adalah: (tentunya setelah posisinya yang mojok) nomor extension-nya yang cantik banget: 111. Teman saya yang juga dapet tempat duduk pojok sebelah sana (mendiagonal dengan tempat duduk saya) juga dapet nomor extension cantik 101.
Sedikit bocoran tentang meja saya. Kalau ada yang sempat berkunjung ke kantor kami dan melihat-lihat meja kerja di kantor, sepertinya dari jarak sepuluh meter-an meja saya gampang dikenali karena: berantakan. Di atas meja kertas-kertas berserakan: proposal, daftar hadir jurnalis, beberapa bahan fotokopian untuk kepentingan klien, kertas-kertas bekas untuk coretan saat menelepon, tisu bekas, pulpen, pinsil, penghapus, mouse pad, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sedangkan kalau di bawah meja didominasi oleh seliweran kabel: PDA, charger, speaker, keyboard, komputer... you name it lah.
Iya, ini warisan dari kerjaan terdahulu; jarang ada meja kerja jurnalis yang rapi jali. Kemarin aja saat hari pertama masuk kerja di tahun baru, saya bengong sendiri melihat meja kerja saya: kok ya udah belatakan lagi.....
Padahal di kantor kami ada peraturan: clean desk policy. Untunglah mami papi (para bos saya) disini sepertinya masih memberikan toleransi buat pegawainya yang bengal ini.
Anyway.... saya butuh ide untuk memasang walpaper di sudut meja saya. Kalau lihat foto diatas, kan ada dua sisi dinding putih menyudut yang kelihatan monoton tuh. Nah saya mau pasang walpaper disana.
Apa ya yang bagus?...gambar awan biru berarak lengkap dengan sinar mataharinya mungkin? Atau pemandangan alam mulai dari jurang, padang savana sampai hutan rimba mungkin? Atau sekedar corak batik model parang patah ala Cirebonan? Atau mungkin dibuat mural seperti yang dibuat di tiang penyangga fly-over kuningan?
Iya....mungkin itu semua bisa, sebelum akhirnya disemprot sama mami papi kali ya.

No comments: