Monday, March 05, 2007

assertive...

Saya adalah orang yang tidak assertive (asertif?). Assertive, secara gampangnya adalah orang yang banyak dan bisa ngomong dalam konteks yang positif. Ini sempat jadi masalah di tempat kerja saya. Iya, disini sekarang saya harus belajar jadi assertive. Just shout out what's on your mind.
Saya memang dididik dari kecil jangan banyak ngomong. Mulutmu adalah harimaumu, begitu kata pepatah di Cina. Sebuah pepatah yang benar-benar ditanamkan sejak saya kecil.
Makanya saya agak mengkal juga kalau melihat orang yang berkoar-koar, berusaha untuk menjadi assertive yang sayangnya nggak kesampaian, dengan menunjukkan kesalahan orang lain supaya orang lain itu 'jatuh'.
Orang-orang dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia misalnya. Nggak tau kenapa dari dulu, sejak saya jadi wartawan, mereka terkesan selalu mengambil oposisi dengan hampir semua kebijakan pemerintah. Mereka selalu melakukan kritik tanpa berusaha memberikan masukan yang bagus buat pemerintah. Saran yang bagus disini maksudnya adalah saran-saran yang dapat diterapkan dan mempunyai efek positif. Lontaran kritik dari mereka membuat saya ilfill dan memicu pikiran saya:"Ngomong doang bisanya, coba kalo elo yang jadi pemerintah. Apa masih bisa ngomong besar seperti ini?" Sorry, no offense.
Buat mereka, hampir semua kebikan pemerintah itu keliru semuanya. Ini salah itu salah, mulai dari tarif dasar listrik, tarif telepon, dan sekarang tentang Menteri Perhubungan Hatta Radjasa. Tadi pagi di I-radio, aktivis YLKI Tulus Abadi diberitakan mendesak Menteri Perhubungan Hatta Radjasa turun dari posisinya sekarang karena beruntunnya kecelakaan moda transportasi di Indonesia selama beberapa waktu ini.
Saya bukan mau ngebela Hatta Radjasa, saya hanya kesal melihat YLKI hanya bisa berkoar-koar tanpa bisa melakukan apa pun. Komentar Tulus Abadi, terkesan seperti orang yang biasa memberikan komentar "Gw bilang juga apa, elo sih..." and the worst thing is, mereka nggak mengeluarkan pernyataan sebelum ada kejadian.
(Tadinya saya mau mengakhiri postingan ini dengan kalimat seperti: kapan Indonesia bisa maju seperti bangsa lain kalau kita hanya mampu ngomong atau menyalahkan orang lain?.... tapi kayanya klise banget. Saya nggak mau mendorong bangsa Indonesia maju seperti bangsa lain, well pendapat saya adalah, biarkan bangsa ini berkembang tanpa melihat perkembangan yang terjadi di bangsa lain karena kita adalah kita, kita bukan orang lain. Dan kita akan lebih baik kalau kita saling tolong, tanpa harus menyalahkan orang lain.)
note: image was taken from corbis with keyword: discussion.

2 comments:

hillie said...

"Saya memang dididik dari kecil jangan banyak ngomong. Mulutmu adalah harimaumu, begitu kata pepatah di Cina. Sebuah pepatah yang benar-benar ditanamkan sejak saya kecil."

---> lho, Rom? Lo sebenernya orang Sunda apa orang Tionghoa? Hihihihihihhihi :)

Anonymous said...

iya nih... krisis identitas
hihihi