Sunday, October 04, 2009

Putri Jail


Hampir persis tiga tahun yang lalu, saya duduk kebingungan. Di samping saya, my partner berbaring merintih di sebuah rumah sakit bersalin. Saya bingung soalnya mau ngajak ngobrol dia, dengan maksud mengalihkan perhatian dari rasa sakitnya, malah balik kena marah. Saya diam saja juga malah dicubit.
Perempuan yang mau bersalin memang aneh.
Kami datang ke rumah sakit itu siangnya, saya datang sekitar jam 11-an dari kantor, setelah saya ditelepon dan diberi tahu bahwa ketuban my partner sudah pecah dan harus segera dibawa ke rumah sakit bersalin tempat dia kontrol kehamilan. Saya datang duluan dan my partner datang belakangan
Dan setelah sekitar 12 jam lebih merintih, dan sedikit menangis (tidak lupa cubitan dan toyoran). Putri pertama kami lahir. Tepatnya 4 Oktober 2006, jam 1 dinihari kurang 5 menit.
Kami beri nama dia: Pendar Ramadhani Anitya. Nama pilihan ibunya, my partner.
Pendar, kami berharap dia berpendar. Cahaya kecil dalam gelap yang tidak akan pernah padam. Menerangi kehidupan kami. Pendar, sama seperti saat malam dia dilahirkan, bulan purnama penuh yang berpendar.
Ramadhani, yah mungkin sudah tertebak. Dia lahir di bulan Ramadhan, tanggal 11.
Anitya. Artinya selalu berubah. Tidak diam. Selalu berubah. Seperti kehidupan yang memang selalu berubah.
Kehadiran Pendar seperti menggenapi kehidupan kami, saya dan my partner. Saya sebagai seorang suami dan ayah, dan my partner sebagai seorang istri dan ibu.
Dari awal kelahirannya, Pendar membuat saya terkagum-kagum. Begitu keluar dari perut ibunya, mata dia yang besar menatap nanar benda-benda di sekelilingnya. Dia sempat menatap saya dengan matanya. Saya tersenyum. Walaupun beberapa saat setelah itu saya sadar dia belum bisa melihat senyum saya, mungkin dia bisa merasakan. Tapi tetap saja, dia membuat kagum. Oh ya, tangisannya juga keras. Amat keras. Saya sempat merekam suara tangisan pertama dia.
Sekarang, dia sudah berumur tiga tahun. Tiga tahun kehidupan saya (kami) yang penuh warna. Kadang cerah dan kadang kelabu. Tapi lebih banyak cerah. Sepertinya tiap hari ada cerita tentang putri jail. Saya bangga dengan dia.
Sekarang dia sudah punya kemauannya sendiri, dan sudah bisa mengkomunikasikan kemauannya. Walaupun caranya masih agak 'memaksa' dan intimidatif (dengan rengekan). Saya punya banyak keinginan tentang Pendar. Sejuta harapan dari saya buat dia. Tapi menurut saya, yang paling penting adalah dia hidup bahagia.
Mudah-mudahan, kami selalu bisa memberikan yang terbaik buat dia.

1 comment:

eyi said...

ketubanku ga pecah, Aaa.... Tapi keluar flek. Ketuban baru pecah malam di rumah sakit.

Terus, aku ga nyubit deh perasaan. cuma noyor doang. abis Aa tidur mll siiih :D

happy b'day adek Pendar. we love you 2 the max! mmmmmmuah!