Monday, October 05, 2009

Pelor

Meet my old friend of mine. Namanya, kita panggil saja Andi. Dia temen sekelas SMA saya di Bandung, waktu kelas satu. Saya baru ketemu dia lagi hari ini, pas mau brunch (sarapan kesiangan) di Bakso Akung.
Sebenernya, saya nggak terlalu dekat sama dia. Dia anak yang biasa-biasa aja, suka nongkrong abis pulang sekolah di warung belakang, sampe malem. Catatan: kami masuk siang waktu kelas 1 SMA dulu, bubaran sekolah sekitar waktu maghrib, jadi kalo nongkrong sebentar aja, emang udah malem.
Naik kelas, kami pisah kelas. Dan kemudian dia membangun 'reputasi'-nya sendiri di kalangan anak-anak yang masih meneruskan eskul nongkrongnya. Perlu diketahui juga, SMA kami punya tradisi tahunan dengan SMA sebelah: tawuran. Gimana nggak? SMA kami punya alamat yang sama dengan tiga SMA lainnya, hanya dibatasi tembok sekitar 2,5 meter. Jadi kalau sedang 'perang', tembok perbatasan itu jadi saksi berseliweran benda-benda keras. Yang paling umum batu, balok kayu dan botol minuman, yang paling parah, mungkin kursi kelas rongsokan. Paling kasihan adalah kelas-kelas yang letaknya di dekat tembok perbatasan itu. Waktu kelas 1, saya pernah masuk ruangan kelas dan terheran-heran karena semua jendela kaca pecah semua, ternyata paginya ada tawuran. Dan waktu kelas 2, pernah terjadi kehebohan setelah pelajaran olah raga, karena tiba-tiba terjadi hujan batu dan memecahkan jendela-jendela kelas kami (lagi...).
Anyway, Andi membangun reputasinya disini. Meskipun dia termasuk anggota KS (Keamanan Sekolah, salah satu eskul yang paling sangar...karena tiap masa bimbingan penerimaan anggota baru, si calon anggota harus duel dulu sama senior). Dia punya julukan: pelor alias peluru, entah buat tinju-nya atau lari-nya. Yang pasti, julukan itu membuat pandangan saya berubah ke dia: agak kagum. Siapa yang nggak seneng punya temen okem atau preman? Kalo ada apa-apa, kan tinggal minta tolong aja sama dia.
Pas kuliah, saya denger kabar kalo Andi masuk Akpol dan ditugaskan di Timtim. Ini yang ngebuat saya agak heran...jagoan sekolahan bisa jadi polisi? Wew....(mungkin nanti saya cerita juga salah satu temen SMA saya, jagoan sekolahan yang sekarang jadi: pengacara).
Tapi hari ini saya membuktikan kalau cerita tentang dia benar. Hanya saja dia sekarang ditugaskan di Medan.
Ini salah satu bukti kalau cerita kehidupan bisa berubah.

No comments: