Thursday, April 08, 2021

Anak

Ini cerita tentang kemewahan menjadi seorang anak, yang mungkin menyiratkan keirian gue jadi anak-anak lagi. 
Beberapa hari yang lalu tetiba teringat cerita My Partner waktu Putri Jail masih TK, yang hampir selalu dijemput My Partner saat bubaran. 
Suatu waktu, mereka pulang berbekal balon gas yang dibeli di depan TK. Kayanya memang beberapa hari sebelumnya Putri Jail selalu minta dibelikan balon; yang tentunya selalu ditolak My Partner karena dianggap pemborosan. 'Mendingan dipake jajan makanan atau minuman,' mungkin gitu pikir My Partner. 
Putri Jail emang bukan tipe yang rewel (Alhamdulillah), gak dibeli-in? Ya sudahlah.
Tapi tetep besoknya minta lagi. :)
Sampai akhirnya dibelilah balon yang dimau Putri Jail, suatu hari setelah bubaran TK. 
Dan pulang lah Putri Jail dan My Partner pake ojek. 
Di jalan pulang, lagi anteng-anteng dibonceng ojek, tiba-tiba Putri Jail menjerit nangis. 
Anak gue ini jarang, JARANG, banget nangis. Jadi My Partner kaget: kenapa ni anak tetiba menjerit nangis? 
Oh ternyata balonnya lepas dan terbang, entah kemana. 
Somehow My Partner bisa menenangkan Putri Jail dari tangisannya. Gak tau gimana, di tengah jalan pula. 

Gue iri. 
How I miss the liberty of the child, expressing their feeling, no matter what. 

No comments: