malam telah datang, namun khusus untuk malam ini ruas jalan itu sepertinya tidak bisa beristirahat dari berat beban jalan yang harus dipikulnya.
ratusan orang dan kendaraan berbagai jenis masih tetap dengan riang menari-nari diatas tubuhnya. merayap perlahan, untuk kemudian menyusuri ruas jalan lain. sambil sesekali membunyikan klakson atau meniup terompet.
bahkan polisi lalu lintas yang sedang bertugas hanya bisa menatap pasrah melihat antrian kendaraan dan manusia.
"sudah terlalu penuh sesak..."
mungkin itu yang ada di pikirannya
masih terngiang-ngiang perintah atasan waktu briefing di kantor
"pokoknya jangan semrawut, harus lancar, dan keamanan ditingkatkan."
manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang berkehendak.
euforia tahun baru
mungkin bukan hanya di Indonesia, tapi juga di belahan dunia lainnya.
bagi saya pribadi, saya tidak terlalu merayakan pergantian tahun. dan memang hampir setiap tahun seperti ini.
pergantian tahun hanya sekedar pergantian angka-angka semata.
dari 2003 ke 2004, sama halnya dari desember ke januari, dari rabu ke kamis, atau mungkin dari 00:00 ke 00:01.
tapi kenapa itu semua harus dirayakan secara besar-besaran?
mungkin ada benarnya apa yang diungkapkan salju yang satu ini:
Mungkin karena kita butuh penanda. Bahwa ada sesuatu yang harus berakhir dan bermula agar hidup tak jadi jemu. Manusia akhirnya menyadari bahwa ingatan tak selamanya panjang: harus ada batas pada sehimpun catatan. Dan ada batas lagi untuk memulai menulis catatan di lembar yang baru: bahwa jatah hidup kian berkurang.
mungkin waktu 'diciptakan' manusia agar tidak gamang dengan kehidupan di alam semesta ini. disadari atau tidak, kita semua memang butuh pegangan, sesuatu yang menyadarkan kita untuk menjalani kehidupan yang kita pilih.
itu yang pertama
yang selanjutnya adalah
lativi itu kayanya mau bangkrut deh, ada investor yang berminat nggak?
jangan tanya apa sebabnya, karena nanti postingan ini bisa terlalu panjang
No comments:
Post a Comment