Wednesday, November 30, 2005

Pilihan

Dulu, leluhur kita kalau mau mencari tanah tempat tinggal biasanya memanfaatkan naluri seekor binatang. Biasanya yang sering digunakan adalah angsa atau bebek, mungkin ini ada hubungannya dengan naluri binatang untuk merasakan ketersediaan sumber air dan tanah yang gembur untuk bercocok tanam (or something like that).
Jadi dalam perantauan dari tanah asal, setelah beberapa hari mengadakan perjalanan, bebek atau angsa yang di bawa dari kampung halaman di lepas begitu saja; bisa di tengah hutan, padang rumput savana, perbukitan, atau bahkan mungkin pantai.
Nanti bebek atau angsa itu berjalan sendiri mengikuti nalurinya, untuk mencari daerah yang kira-kira cocok untuk tempat tinggalnya, yang mungkin juga cocok menjadi tempat tinggal majikannya. Mungkin ini ditujukkan dengan bahasa tubuh binatang, dengan gerakan ekor, anggukan kepala, atau kepakan sayap.
Tapi ceritanya bakalan jadi lain kalau ternyata dalam perjalan memenuhi nalurinya itu, angsa atau bebek keburu jadi santapan macan. Majikannya mungkin harus pulang lagi ke kampung halaman untuk bawa bebek atau angsa baru.
Anyway
Mencari tempat tinggal sekarang ini sepertinya tidak sesederhana seperti itu. Kita nggak bisa ngambil ayam, bebek atau angsa, terus berjalan tanpa tujuan, lalu melepas ayam, bebek atau angsa itu untuk memenuhi nalurinya.
Sekarang kita memilih tempat tinggal dengan alasan yang bisa disebut logis, misalnya saja yang paling logis adalah ketersediaan dana. Nggak mungkin, misalnya, punya dana Rp10 juta, tapi mau tinggal di kawasan Pondok Indah, Kemang, atau Menteng.
Tapi ada juga orang-orang yang memilih tempat tinggal dengan alasan-alasan, yang mungkin bagi sebagian orang, yang nggak logis. Misalnya lewat alasan feng shui. Mungkin itu tergantung keyakinan.
The point is... carirumahsendiriitususahbangetya....

No comments: