Tuesday, July 24, 2007

Sepuluh Tahun Yang Lalu

Pekan ini, Majalah Tempo membuat laporan khusus mengenai sepuluh tahun krisis di Indonesia.
Ternyata sudah selama itu ya, sepuluh tahun.
Terus terang ingatan saya sedikit parah untuk mengingat kondisi sepuluh tahun yang lalu. Yang pasti sepuluh tahun yang lalu, saya masih kuliah. Walaupun sudah sedikit mata kuliah yang harus saya ambil saat itu. Waktu itu saya sudah masuk tingkat tiga perkuliahan.
Kalau mengingat krisis di Indonesia sudah sepuluh tahun, kekaguman saya kepada orang tua saya semakin bertambah. Gimana nggak? Sepuluh tahun yang, ketika krisis melanda Indonesia, barang-barang semuanya mahal, kami di keluarga sepertinya tidak merasakan kondisi krisis ekonomi yang begitu hebat (atau saya yang hilang ingatan ya?)
Saya, misalnya, tidak pernah mendengar keluhan orang tua saya mengenai harga-harga yang melambung naik. Saya tahu pasti bahwa orang tua saya punya kekhawatiran yang amat sangat dengan kondisi krisis saat itu, bagaimana memberi makan keluarga, bagaimana membayar uang kuliah/sekolah, bagaimana memberi ongkos kami, anak-anaknya yang masih sekolah dan kuliah. Dan lain sebagainya. Gimana nggak panik? dolar yang tadinya Rp2.000-an sempat melonjak jadi belasan ribu...
Tapi mereka tidak menunjukkan kekhawatirannya kepada kami, anak-anaknya. Kami masih tetap dibiarkan beraktivitas: sekolah dan kuliah. Duh, rasa-rasanya susah sekali membalas budi orang tua itu ya....
Sepuluh tahun yang lalu, ketika kuliah saya sudah mulai jarang, saya mulai melirik kegiatan lain. Yang akhirnya jatuh kepada dunia penyiar radio. Saya sempat ikut kursus penyiar radio selama beberapa bulan, dan saya semakin menyukai dunia yang tadinya hanya saya lirik ini.
Akhirnya pada September 1997, saya bisa diterima bekerja di sebuah radio siaran swasta di Bandung. Tempat saya belajar komunikasi dan dunia jurnalistik. Hanya ada satu pikiran saya waktu itu "Alhamdulillah, lagi krisis seperti ini saya malah dapet kerja-an...."

No comments: