I used to be like the comfy during the rain.
Gue dulu suka hujan. Waktu gue masih tinggal di Bandung dan kehidupan belum serumit sekarang. Gue selalu menikmati hujan, entah sambil tiduran di kamar, atau sambil melihat titik-titik air yang jatuh dari lampu penerangan jalan. Kalau hujan nya pas malam.
Tapi itu berubah total sejak 2020.
Tahun yang sama waktu awal pandemi dan my old man passed away.
Awal tahun, bener-bener tanggal 1 Januari, rumah di Jatibening kebanjiran. Dan itu bener-bener gak disangka banget.
Pagi buta gue nganterin my partner dan putri jail, sama ade gue ke bandara. Mereka memang mau pergi ke MY dan SG, dalam rangka liburan keluarga. Gue sendiri gak ikut karena gue lebih milih buat nemenin ortu di Bandung.
Malam tahun baru itu memang semalaman hujan, agak deras.
Dan itu mempengaruhi perjalanan kita ke bandara, ada beberapa titik banjir sehingga kita berubah rute nya. Masuk tol banjir, ke Dukuh Atas banjir, Grogol depan MTA banjir. Tapi Alhamdulillah gue bisa anterin mereka ke bandara dengan waktu yang cukup untuk check in.
Gue gak kepikiran apa-apa tentang rumah. Pas pulang, ternyata mobil gak bisa masuk komplek karena: ya, banjir sodara-sodara. Gue udah mulai was-was: ini masuk rumah gak ya airnya?
Setelah gue parkir mobil, sekitar 1,5 kilo dari rumah, gue jalan kaki nembus banjir. Makin deket ke rumah makin was-was dan pasrah, karena air masih lumayan tinggi. Dan sampai di rumah was-was hilang, yang ada adalah makin pasrah. Air masuk ke dalam rumah, sekitar satu mata kaki, atau sekitar 5 cm.
Pendek? iya. Tapi keruwetan yang dibawa gak sependek itu: lumpur ikutan masuk, barang-barang tergeletak pasrah di bawa air. Rumah yang tadinya agak berantakan jadi makin amburadul. Malam itu gue ngungsi ke rumah sodara yang deket, untuk kemudian besok paginya kerja bakti setengah harian (untung dibantu pegawai sodara) sebelum pergi ke Bandung di hari yang sama.
Rumah kami kebanjiran satu kali lagi di tahun itu. Kalau gak salah sekitar Februari kena banjir lagi.
That's it, mulai saat ini gue jadi antipati sama banjir. Perasaan was-was selalu muncul lagi. Rasa khawatir makin membayang.
Apalagi sekarang ini rumah Jatibening ini bocor dimana-mana.
Duh.
No comments:
Post a Comment