Monday, March 30, 2009

Hal-hal baru

Ada beberapa hal baru selama saya tidak menulis disini. Ada yang sepele, remeh-temeh; tapi ada pula hal-hal yang cukup besar, setidaknya menurut saya.
Yang pertama adalah: saya baru tahu kalo partner saya ternyata amat sangat tidak suka kalau saya bilang 'gimana siihhh?' dengan nada tinggi ke dia. Padahal saya cukup sering bilang itu (maklumlah, masih saling belajar memahami...).
Kedua adalah sekarang saya punya rute harian yang baru, karena sejak Kamis kemarin saya pindah tempat tinggal. Ketika sebagian rekan-rekan kita memperingati Nyepi, saya hijrah dari rumah mertua ke rumah sendiri.
Ketiga: what happen with my big family and politic? Saya baru sadar pada akhir minggu kemarin, ternyata ada dua saudara saya yang jadi caleg: sepupu ibu saya yang mengincar kursi DPRD Jabar dan sepupu saya yang mengincar kursi DPR-RI. Yah minimal nanti di tiap pertemuan keluarga ada yang bisa dicurhatin buat Indonesia yang lebih baik.

Wednesday, March 25, 2009

Social Media

Sekarang sepertinya kalangan praktisi komunikasi sudah mulai gencar melirik social media ya. Pak Nukman Lutfhie sudah beberapa kali ngasih seminar tentang hal ini; Maverick, mulai mengajak para praktisi PR untuk menggalang kekuatan mengelola potensi social media ini.
Saya sendiri selama ini hanya mengamati saja fenomena social media ini.
Ya saya punya account di Facebook, Blogger (ya iyalah...), wordpress, dan Multiply. Tapi saya belum punya microblogging. Semacam status update di Facebook.
Sepanjang pengetahuan saya, ada dua penyedia jasa microblogging yang lumayan populer: plurk dan twitter. Saya bingung mau buat dimana. Mau cari-cari referensi kok ya lagi mepet ya.
Jadilah saya minta bantuan sepupu Om Google: Googlefight. Dan ini lah hasilnya:
Ternyata hasil pencarian dengan keyword Twitter jauh melampaui Plurk. Plurk hanya 1,4 juta output, sedangkan Twitter sampai 5,1 juta output. Wew...
Jadi pilihan saya jatuh ke Twitter, tapi tidak menutup kemungkinan nanti juga saya apply di Plurk.

Thursday, March 05, 2009

Capres dan internet


Paling enak emang ngomongin orang lain.
Dan kali ini yang mau saya omongin adalah dua capres kita, Prabowo dan Megawait....( I hate politic, but I can't help my self....). Kenapa kedua orang ini? Yah ternyata saya lihat dua orang capres ini sedang jadi pembicaraan di ranah internet, minimal dua hari terakhir ini.
Megawati, atau tim kampanyenya, sedang menghadapi 'serangan image' di Facebook dan Kaskus (forum online terbesar di Indonesia, sempat diisukan hendak di beli oleh Google). Sementara Prabowo saat ini sedang membangun image di ranah blog dan mailing list. Sejauh ini sih upayanya lumayan bagus.
Internet, seperti hal-hal lainnya di dunia, ibaratnya punya dua sisi pisau yang tajam. Dia bisa mengangkat image orang ataupun menghancurkannya.
Dengar-dengar sih, salah satu faktor Obama bisa memenangkan pemilu di Amerika sana karena tim kampanyenya mengoptimalkan fungsi internet ini, dan Obama juga termasuk figur yang lumayan 'melek' internet: sampai harus bersitegang dengan Secret Service yang berencana tidak mengizinkan Obama mengakses email-emailnya lewat Blackberry - namun toh Secret Service mengalah meskipun tetap membatasi komunikasi email Obama hanya kepada orang-orang terdekat.
Lomba kampanye lewat internet memang punya nilai lebih, minimal lebih ramah lingkungan karena tidak harus membuat dan menempel spanduk atau poster dimana-mana. Belum lagi strategi yang harus diterapkan harus benar-benar dipertimbangkan, dengan dukungan orang-orang yang punya spesifikasi tertentu.
Tapi pemilu untuk presiden masih 9 Juli nanti (kalau tidak salah), masih ada jalan panjang, masih ada kesempatan untuk membuat buzz yang masif di ranah internet.

Wednesday, March 04, 2009

Optimis


Dari mana datangnya optimisme atau perasaan positif? Perasaan yang membawa kita berbicara kepada diri kita sendiri: 'itu sih gampang, gw bisa ngerjainnya, hari ini juga beres...'
Saya yakin, kalau optimisme itu merupakan komoditas yang bisa diperjual-belikan, dia bakalan laris, bahkan mungkin untuk derivatif-nya. Hanya sayangnya, optimisme itu bukan komoditas, tidak diperjual-belikan. Dia datang dari dalam diri kita sendiri, dan mungkin satu-satunya cara untuk menimbulkan optimisme adalah pikiran kita sendiri.
Tidak semua orang bisa membangun optimisme dalam diri, membangkitkan pikiran positif. Saya adalah salah satunya.
Tapi entah mengapa. Pagi ini ketika berkendaraan ke kantor, si optimisme itu datang begitu saja. Rasa-rasanya saya bersemangat menghadapi hari ini.
Ini aneh. Mengingat saya bukan orang yang selalu bersemangat menghadapi hari-hari kerja. Beberapa target pekerjaan yang harus selesai hari ini, ditanggapi dengan perasaan saya (ditemani dengan optimisme tadi): 'bisa lah, hari ini selesai kok...'

Note: image was taken from gettyimages