Saturday, February 28, 2004

Selamat sore Jakarta,
petang ini kamu cantik deh
You know what? Kayanya saya nggak bakalan melupakan sore ini, hari ini, akhir pekan ini...
Jum'at siang, konfirmasi penundaan penugasan liputan didapat. Saya menghubungi bapak ini
"om, masih ada seat buat ikutan trekking nggak?"
"wah kalo buat elo sih nggak ada roi...
...
becanda lagi, masih ada kok,"
"gw bisa ikutan nih, penugasannya ditunda"
"ok deh, kumpul di Pasar Festival sekitar jam 1900 ya"
"sip"
Kami belum pernah bertemu sebelumnya, it's so amazing how communication technology works.... Begitulah, saya yang belum pernah bertemu muka dengan bolgger lain, kecuali dian gretan dan atta (ini sih temen sekantor...), mencoba untuk lebih mengakrabi teman-teman blogger yang lain lewat trekking ini.
ada balq dan desy, ollie, eyi, sherni, akasa, iqbal, atta, detta dan akbar, serta chipie. Tidak lupa aip dan wiena yang menjadi tuan rumah base camp.
Begitulah Jakarta, saya meninggalkan kamu sementara waktu untuk bercengkrama dengan mereka. Amazing and wonderful people I guess. Cerita, ketawa, cela-cela-an, ketawa lagi, cerita lagi, masih ketawa...
Saya teringat, seorang kawan saya pernah berkata: "Kalo kamu mau tau sifat asli orang laen, ajak deh ke gunung. di sana bakalan keliatan sifat asli dominan dia."
nasihat dia, mungkin ada benarnya, dan mungkin juga salah. Nggak apa-apa kok, yang penting Jakarta, akhir pekan ini saya mendapatkan sepotong kebahagian dari sekelompok orang-orang yang baru saya kenal.



belakang (ki-ka): desy, akasa, iqbal
tengah (ki-ka): balq, eyi, sherni, ollie, aip
depan (ki-ka): atta, wiena

terima kasih buat semuanya dan buat segalanya, keep in touch guys

------------------------------------

up-date
setelah melalui seleksi ketat, berikut beberapa foto yang lumayan untuk ditampilkan


sesaat sebelum keberangkatan, ollie sempat bercengkrama terlebih dahulu dengan gadis-gadis petualang, ditemani semangkuk mie rebus karya aip


nyantai dulu ya...di warung mang idi


balq...mengapakah dirimu? jongkok sendirian...


gambar ini diambil di tempat shooting Uji Nyali Dunia Lain...


balq...jangan kabur dong...


dalam perjalanan pulang, saya menemukan anak hilang ini.
Dengar lah rintihannya "Saya jauh-jauh datang ke sini buat cari jodoh mas, cari berkah, tapi pulang nggak tau jalan..."
psssttt...dia cukup ganteng lho...

Wednesday, February 25, 2004



the time has come

"Nanti papah disini," katanya sambil menunjuk lahan kosong berukuran 0,5 x 1 meter persegi diantara dua buah nisan.
saya tertegun.
Saat itu saya dan beserta kedua orang tua saya selesai berziarah ke makam sesepuh di kawasan Garut.
Nada suara itu yang membuat saya tertegun, tenang menghanyutkan seperti biasanya...siapkah saya kehilangan kedua orang tua saya nanti?
Saya teringat ketika saya harus pulang pergi Jakarta Bandung mengantar papah, sering kali saya harus meyakinkan diri saya dengan melirik orang tua yang duduk tertidur di sebelah saya...apakah masih ada denyut nafas disana?...
Waktu berjalan, tahun berganti, dan saya tetap selalu merasa was-was kehilangan kedua orang tua saya.
Namun rupanya Allah berkehendak lain, yang menempati lahan itu adalah ibunda papah di Garut, mulai akhir pekan lalu.
Awalnya hanya kabar dari sepupu saja, "Teteh (panggilan Nenek) tos teu tiasa tuang, atos lima dinten. (Nenek udah nggak bisa makan, udah lima hari)"
sore harinya, kami bertiga langsung berangkat ke garut....
pernah merasakan bagaimana rasanya bepergian ke tempat orang dekat di hati dan jiwa kita yang sedang sekarat?
sepanjang perjalanan, saya, mamah dan papah hanya membisu. bertanya-tanya apakah kami sempat bertemu dengan nenek untuk yang terakhir kalinya? apakah Teteh bisa sembuh dengan kedatangan kami? Kapan terakhir kali saya berbicara dan bersalaman dengan Teteh? Apakah Teteh bisa sehat lagi?....
ratusan atau mungkin ribuan pertanyaan hinggap di pikiran saya.
Tiba di kawasan Karawang Garut...ternyata Teteh sudah rapih dibungkus dengan kain kafan dan ditidurkan di sehelai kain batik. Kami tidak pernah mendapat kesempatan terakhir itu.
Mamah langsung terisak, sementara saya dan papah langsung duduk di samping jenazah. Ketika papah membuka kain kafan untuk melihat wajah Teteh untuk terakhir kalinya, saya membalikan badan...tidak tega mungkin, selain itu saya juga ingin mengambil air wudhu untuk shalat jenazah...
dan begitulah, akhirnya Teteh yang menempati lahan kosong itu, diapit oleh nisan buyut saya dan nisan saudara jauh.
Dan yang paling mengiris hati saya saat-saat itu adalah...
papah nggak nangis....
rasanya bakalan lebih lega hati saya kalau melihat papah meledakan emosinya saat itu.
melihat dia menangis karena kehilangan ibundanya...

the time will come...

Thursday, February 19, 2004



Seberapa besar rasa percaya kamu kepada ramalan?
Beruntung saya bukan tipe orang yang rela membeli sebuah majalah, Koran atau tabloid tertentu hanya karena ingin membaca ramalan, yang mungkin biasanya rubrik favorit di sebuah media.
Meskipun tidak terlalu menikmati ramalan yang 'bagus', ramalan 'buruk' selalu membuat saya tersungkur dalam keputus-asan, terlepas apakah ramalan itu benar atau tidak.
Pertama kali diramal secara serius adalah ketika saya dan beberapa orang teman menyusuri jalan dago pakar yang menembus ke kawasan wisata Ciater, beberapa tahun yang lalu ketika saya masih SMA.
Sambil melepas lelah, seorang teman saya mencoba untuk meramal menggunakan kartu tarot. Saya ingat betul saat itu dia masih 'nyontek' dari sebuah buku lusuh untuk membaca arti susunan kartu tarot.
Tiba giliran saya...
"Kamu nggak punya masa depan roi, hidup kamu nggak menentu...."
Hanya segelintir kata yang saya ingat tentang ramalan kartu tarot itu, dan itu membuat saya termenung lama dan berpikir "ancur deh idup gw kalo udah gede..."
Dan itu membuat saya seperti kehilangan pegangan pegangan, rasanya semua rencana masa depan saya buyar dan rasanya seperti tidak ada gunanya lagi untuk berusaha lebih banyak.
Entah kenapa saya masih bisa bertahan sampai saat ini...
Dan itu terulang kembali sore tadi.
Sepulang liputan, saya dan teman saya mencoba bersantai di food-court basement gedung perkantoran kami. Sambil iseng setelah mendengar pengalaman hidup dia, saya sodorkan telapak tangan saya...
"Mun urang kumaha euy? (kalo gw nasibnya gimana nih?)"
dia mengamati sesaat telapak tangan kiri saya
"Wah maneh mah...moal berhasil digawe, nasib maneh setengah-setengah mun di persoalan gawe, moal bisa sukses pisan, mentok, tapi maneh jelema lurus, teu jiga urang...
(wah kalo kamu, nggak bakalan berhasil dalam pekerjaa, nasibnya setengah-setengah, kalo masalah pekerjaan nggak bisa sukses, mentok, tapi kamu orangnya lurus, nggak kaya gw)"

.....
"Urang panjang umur teu? (gw panjang umur nggak?)"
"Moal euy...(nggak tuh...)"
Dan larut lah seorang roi dalam lautan keputusan-asaan, terombang-ambing ombak de ja vu beberapa tahun lalu.
............
"Kamu shalat nggak? Masa lebih percaya omongan saya sih? Percuma dong, kan masih ada yang berkuasa…Allah."
perkataan dia menarik jiwa saya dari lautan itu
.....
"Iya ya....."
Sayangnya, ujar saya dalam hati, tingkat keimanan yang saya punya masih belum sampai pada tahap itu. Tahap dimana kepercayaan dan keyakinan kita kepada Sang Pencipta melebihi apapun di dunia fana ini.
Iman yang saya miliki masih mudah terhempas oleh perkataan seorang sahabat.
Semoga saya memiliki ketebalan iman yang cukup kuat nanti....
Semoga

Thursday, February 12, 2004



"...Akbar kayanya menang deh...posisinya 5-0...
sebenernya dari persidangan akbar ini udah ketauan peta pemilu nanti, liat aja PDI-P nggak bersuara sama sekali kan..."
Itu omongan rekan saya, mengomentari saat-saat akhir proses pembacaan keputusan MA Kasus Akbar Tanjung Kamis sore.
Dan akhirnya MA mengabulkan kasasi ketua umum DPP Partai Golkar itu, membatalkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
Padahal dalam kasus pidana korpusi dana non bujeter bulog senilai Rp40 miliar tersebut, dua terdakwa lain dikenakan vonis. Dadang Sukandar dan Winfreid Simatupang divonis hukuman 1,5 tahun dan denda Rp10 juta.
Memang selain PDI-P, PAN, PKN dan beberapa partai besar lainnya tampaknya tidak ambil peduli dengan kasus ini. Satu hal yang mencuat adalah Partai Golkar tentunya sudah membuat lobi-lobi politik untuk mempengaruhi suara parpol-parpol itu mengenai kasus Akbar Tandjung.
Kalau memang sudah terbayang peta politik pemilu tahun ini (yang notabene hasilnya sudah bisa 'terbaca' juga), apakah masih perlu kita berharap adanya penerapan sistim demokrasi yang baik di negeri ini?
Bagaimana dengan mahasiswa, apakah ada gerakan yang bakalan timbul? Tampaknya gerakan mahasiswa sekarang sudah tidak murni lagi berasal dari mahasiswa, karena sudah ada beberapa 'aktor' dibelakang gerakan mahasiswa.
whatever.....
oh btw
happy valentine pak akbar...

Monday, February 09, 2004



"Astaga......" (speechless mode)
"Hah....TURUN KAMU SEKARANG JUGA...TURUN!!" (mode 3300 watt PMPO)
"Sayang...turun yuk...mamah punya permen nih..." (mode bingung)
"........." (sang ibu langsung pingsan dengan sukses)

Entah bagaimana reaksi dari ibu anak tersebut melihat foto-session putranya......
masih ingat kenakalan yang pernah kita lakukan pada saat kita masih kecil? Kadang-kadang saya heran, bagaimana orang tua saya masih bisa bertahan untuk tidak meledakan amarah dengan tiga anak laki-laki. Tiga dari empat anak dalam keluarga kami adalah lelaki. Mungkin ditakdirkan untuk mengawal si sulung yang merupakan satu-satunya anak perempuan.
Ada satu kenakalan yang tidak pernah saya lupakan (saya tidak tahu sebabnya kenapa saya dapat mengingatnya).
Singkat saja....saya suka sekali minum air kolam ikan yang terletak di halaman samping rumah kami. Alasannya sangat sepele: bagi saya air kolam ikan waktu itu sama menyegarkannya dengan air dalam lemari es. Waktu itu lemari es masih termasuk barang mahal sehingga keluarga kami belum dapat membelinya. Tak ada rotan akar pun jadi...
"Ah...seger banget....."
sambil menghiraukan teriakan larangan bibi di rumah. Mamah mengetahui hal itu dari bibi....dasar pengadu
Kali lainnya, saya loncat sambil mengembangkan payung hujan dari atas genteng dan mendarat dengan sukses di atas kasur yang sedang di jemur. Terinspirasi oleh film-film action jaman dulu.....
Itu saya lakukan mungkin pada saat saya masih dibawah umur sepuluh tahun.
Masuk SD, mungkin kenakalan saya kadarnya agak bertambah. Hingga kelas empat SD saya sering berantem...bukan hanya dengan teman sekelas...tapi juga dengan kakak kelas. Beruntung hanya sekali kepergok guru, kami (saya dan rival saya) langsung digelandang ke ruang guru dan disetrap hingga akhir pelajaran.
Satu peristiwa membuat saya agak mulai mengendalikan diri, ketika saya bertengkar dengan seorang kakak kelas.
Selesai pertengkaran yang dipisahkan oleh adiknya (temen sekelas saya) saya langsung balik kanan, mengambil tas dan melangkah pulang.
Di pintu gerbang, saya melihat adik kakak tersebut sedang merapat mencoba bersembunyi di balik mobil sedan ketika saya mendekat.
Setelah makin dekat, saya baru sadar apa yang membuat mereka kelihatan gentar melihat saya. Di baju sang kakak tampak noda-noda merah darah yang masih basah, mengucur dari hidung dan mulutnya.
ya amplop roi...kok jadi gini ya?....
begitulah, mungkin karena saya takut melihat darah atau hal lainnya yang lebih parah, sejak saat itu saya coba menghindari kontak fisik...
---------------------------
Kenakalan merupakan hal yang wajar dari diri seorang bocah, rasa keingin-tahuan yang cukup besar, dan terbatasnya pandangan mereka, membuat para jiwa muda itu berani mengambil tindakan yang kadang-kadang membuat para orang tua geleng-geleng kepala....
para bocah...adalah anak panah yang dilepaskan dari busur-busur bijak seorang tua menuju masa depan.....

.......
Anak-anakmu bukanlah milikmu
Mereka adalah putra-putri kehidupan yang mendambakan kehidupannya sendiri
Mereka datang melalui kamu tapi tidak darimu
Dan meskipun mereka bersama kamu namum bukanlah milikmu
Kamu bisa memberi cintamu namun tidak kehendakmu
Kamu bisa memberi rumah bagi raga mereka, namun tidak bagi jiwa mereka
Karena jiwa mereka ada di masa depan, yang tidak bisa kamu capai meskipun dalam mimpi
Kamu bisa mengikuti dunia mereka, tapi jangan harap mereka bisa mengikuti duniamu
karena dunia ini tidaklah mundur dan tidak pula terhenti
Kamu ibarat busur
dan anak-anakmu meluncur seperti anak panah
Sang Pemanah membidik sasaran yang sangat jauh, lalu Dia melenturkan busur itu dengan kekuatan-Nya
agar anak panah bisa melesat cepat mencapai sasaran, meninggalkan busur yang tetap berada di genggaman
Sang Pemanah bangga kepada anak panah yang meluncur itu, begitu juga kepada busur yang tetap pada kodratnya
(Gibran)


foto diambil dari salah satu milis yang saya ikuti

Sunday, February 08, 2004



banyak orang coba mengartikan cinta
tapi buat saya
cinta adalah
ketika pandangan kita pertama kali bertemu
dan sang waktu seakan enggan beranjak
dan saya tahu
ini adalah satu saat yang akan penuh makna
hanya dengan memandang pancaran sinar dari mata teduhmu

cinta adalah
ketika tanganmu menyentuh lembut tangan saya
dan menyusuri jemari saya
kemudian menggenggamnya tanpa ragu
dan tidak melepaskan sepanjang perjalanan sore itu

cinta adalah
ketika angin sepoi-sepoi memainkan rambut panjangmu
dan kamu sibuk merapihkan anak-anak rambut yang menggelitik leher jenjangmu
semburat merah kemudian menghias wajahmu
ketika matamu menangkap sinar kagum yang mungkin saya pancarkan

cinta adalah
ketika kita berpelukan dalam hujan
dan air matamu menetes
yang menjadi duri hangat dalam dada saya

entah kenapa kita harus berpisah
karena bagi saya
cinta adalah kamu

Wednesday, February 04, 2004




The very thought of you makes My heart sing
Like an April breeze on the wings of spring
And you appear in all your splendour my one and only love

mungkin rasa itu pernah ada, menyelinap sejenak di hati kita masing-masing. Namun waktu yang sejenak itu tampaknya belum menyadarkan diri kita.
Bahwa kita memang ditakdirkan bersama, saling mengisi.
Tak mengapa, mungkin memang belum waktunya jiwa kita saling mengisi, mungkin kita membutuhkan waktu sebentar lagi untuk mematangkan jiwa kita masing-masing.
Kita akan bertemu....
kita akan bertemu

The shadows fall and spread their mystic charms
In the hush of night while you're in my arms
I feel your lips so warm and tender my one and only love

hai...
apa kabar?
selamat ulang tahun
singkat mungkin, tapi mampu membuka ingatan terdalam.
Sedang apa dia disana? Pertanda mungkin?
Saya coba

The touch of your hand is like heaven, a heaven that I've never known
The blush on your cheek, whenever I speak
Tells me that you are my own

Orang bilang, setiap jiwa manusia hanya memiliki satu sayap.
Dan kita membutuhkan sayap lainnya untuk mengarungi langit kehidupan.
Dan kita bisa menggapai impian tertinggi kita: berjalan melintasi awan, menyentuh mentari atau menggapai bulan.
Bolehkah sayap saya berpasangan dengan sayap yang kamu punya?

You fill my eager heart with such desire
Every kiss you give sets my soul on fire
I give myself in sweet surrender, my one and only love

Bolehkah saya menjadi pasangan hidup kamu?




Lyrics by Sting: My One And Only Love
-------------------------------
dedicated to adit sama ninit....yang pekan ini memasuki babak baru dalam kehidupan....
pernikahan
trully...web itu ngebuat gw bener-bener tersentuh....
udah deket dead-line kali ya.....